Api yang menyala tidak hanya memancarkan cahaya, tetapi juga dapat membedakan terkait suhu dan jenis bahan bakar yang terbakar. Warna yang muncul dihasilkan oleh energi yang dilepaskan oleh molekul dalam nyala api. Semakin tinggi suhu, semakin banyak energi dapat dilepaskan serta dapat memengaruhi spektrum cahaya yang terlihat.
Menurut penjelasan dari How Stuff Works, perbedaan warna api sangat berkaitan dengan komposisi kimia material yang terbakar dan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan selama reaksi kimia.
Pada saat unsur atau elemen dipanaskan, elektron di dalam atom dapat menyerap energi dan meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika elektron tersebut kembali pada keadaan semula, energi yang telah tersimpan dilepaskan dalam bentuk cahaya dengan panjang gelombang tertentu dengan menghasilkan warna yang bisa kita lihat.
Jenis-Jenis Warna Api dan Tingkat Suhunya
Berikut rangkaian warna api yang diurutkan berdasarkan tingkatan suhu.
Warna Api Putih
Warna api putih merupakan jenis api yang paling panas dengan mencapai lebih dari 2.000°C, sumbernya dapat berasal dari reaksi fusi yang serupa dengan proses di inti matahari. Meskipun jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, panas api ini dapat dimanfaatkan dalam industri dalam proses pembuatan besi.
Warna Api Hijau
Warna api hijau jarang ditemui, biasanya muncul akibat emisi atom seperti pada tembaga, natrium, atau magnesium selama pembakaran bisa berasal dari logam, bahan bakar fosil, atau bahkan kebakaran hutan dengan adanya kandungan tembaga. Biasanya warna pada api hijau bersuhu 1.400 hingga 2.200°C.
Warna Api Orange
Warna api berwarna orange sering ditemukan pada kayu yang terbakar dengan rentang suhu antara 1.100 hingga 2.200°C. Intensitas warna pada api ini terjadi seiring dengan adanya perubahan suhu, di mana nyala api dapat lebih terang dengan menunjukkan suhu tinggi, sedangkan yang lebih redup dapat menunjukkan suhu lebih rendah.
Warna Api Biru
Api biru sering terlihat pada kompor gas atau alat grill dengan memiliki suhu sekitar 1.500°C, warna biru dapat menandakan pembakaran yang optimal dan efisien, meskipun tampilannya terlihat “dingin”, tetapi memiliki suhu tinggi untuk membawa risiko jika tidak secara hati-hati.
Warna Api Kuning
Biasanya warna api kuning muncul di bagian tengah pada saat api menyala yang menunjukkan suhu antara 1.200 hingga 1.500°C. Sering kali pembakaran pada minyak tanah dapat menghasilkan warna ini, mengidentifikasi pembakaran lebih sempurna dibandingkan pada jenis api lainnya.
Warna Api Jingga
Api berwarna jingga pada umumnya terlihat pada saat arang atau kayu terbakar, biasanya dapat mencapai suhu antara 1.000 hingga 1.200°C. Warna ini menjadi sebuah ciri dari khas pembakaran sehari-hari, seperti api unggun atau perapian rumah.
Warna Api Merah
Warna nyala pada api merah sering kali terlihat di bagian tepi luar api, dengan mencerminkan pembakaran yang kurang sempurna dengan memiliki suhu di bawah 1.000°C. Meskipun suhunya relatif lebih rendah, tetapi warna pada jenis api ini tetap memiliki potensi menimbulkan bahaya.
Selain suhu, warna api juga dapat dipengaruhi oleh jenis bahan bakar dan jumlah oksigen yang tersedia. Api yang mendapatkan lebih banyak oksigen cenderung dapat menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Dengan memahami hubungan antara warna dan suhu api, dapat mendapatkan gambaran mengenai efisiensi pembakaran serta dapat menerapkan prinsip keamanan saat menggunakan api dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Kosa Kata Warna dalam Bahasa Indonesia
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Muhammad Sholeh