Elektabilitas Pemilihan Presiden AS 2024

Beberapa survei telah menggambarkan dinamika elektabilitas kedua kandidat di berbagai wilayah Amerika Serikat.

Elektabilitas Pemilihan Presiden AS 2024 Kamala Harris dan Donald Trump | Getty Images

Dengan hanya sehari tersisa menuju Hari Pemilu Amerika Serikat 2024, persaingan antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris semakin ketat. Jajak pendapat nasional dan negara bagian menunjukkan persaingan yang sengit, terutama di tujuh negara bagian kunci yang kemungkinan besar akan menentukan hasil akhir.

Beberapa survei telah menggambarkan dinamika elektabilitas kedua kandidat di berbagai wilayah Amerika Serikat. Berikut adalah ikhtisar hasil survei dari beberapa lembaga ternama, termasuk tren dan antusiasme pemilih di negara-negara bagian yang krusial bagi kedua kubu.

Elektabilitas dari Survei Terakhir

Elektabilitas Pemilihan Presiden Amerika 2024 dari Survey-SurveyTerakhir
Elektabilitas Pemilihan Presiden Amerika 2024 dari survei-survei terakhir | GoodStats

1. Washington Post Poll: Kabar Elektabilitas di Pennsylvania

Survei terbaru dari The Washington Post menunjukkan Harris memimpin tipis di Pennsylvania dengan selisih satu poin persentase di atas Trump, yakni 48% berbanding 47%.

Namun, selisih ini berada dalam margin kesalahan ±3,1 poin, yang berarti persaingan antara keduanya dapat dianggap seimbang secara statistik. Survei yang dilakukan pada 26-30 Oktober ini melibatkan 1.204 pemilih terdaftar dan pemilih yang mungkin memilih di Pennsylvania, yang dianggap sebagai negara bagian swing dengan jumlah suara elektoral signifikan.

Menariknya, survei ini juga mencatat tingginya antusiasme pemilih di negara bagian tersebut. Sekitar 20% dari pemilih yang disurvei mengaku telah memilih lebih awal, sementara 73% lainnya memastikan akan datang ke tempat pemungutan suara. Ini menunjukkan 94% partisipasi potensial, yang akan sangat menentukan di Pennsylvania.

2. Bahu-Membahu di Survei Forbes/HarrisX

Forbes dan HarrisX merilis hasil survei yang menunjukkan Harris unggul tipis secara nasional dan di tujuh negara bagian swing, dengan persentase 49% berbanding 48% untuk Trump. Survei ini melibatkan lebih dari 4.000 pemilih terdaftar dan hampir 1.000 pemilih di negara bagian swing, yang dilakukan antara 27-29 Oktober.

Kendati unggul, hasil survei ini menunjukkan penurunan tipis dari jajak pendapat serupa yang dirilis seminggu sebelumnya, di mana Harris sempat memimpin 50% berbanding 46%. Selain itu, 10% pemilih potensial dan 16% pemilih terdaftar dilaporkan masih belum menentukan pilihan, sehingga suara mereka bisa menjadi penentu akhir.

3. Detroit Free Press: Harris di Puncak Michigan

Harris memimpin tipis di Michigan, menurut survei dari Detroit Free Press. Survei ini, yang dilakukan pada 24-28 Oktober terhadap 600 pemilih, menunjukkan Harris unggul dengan perolehan suara 48% berbanding 45% untuk Trump, dengan margin kesalahan ±4 poin.

Temuan menarik dari survei ini adalah hampir tidak ada responden yang belum menentukan pilihan, sesuatu yang menurut analis survei sangat jarang terjadi. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih di Michigan sudah mantap dengan pilihan mereka, yang dapat memberikan keunggulan tambahan bagi Harris di negara bagian yang terkenal sebagai bagian dari Rust Belt ini.

4. Stetson University: Trump Unggul dari Harris

Survei terbaru dari Stetson University Center for Public Opinion Research menunjukkan Trump unggul di Florida, dengan perolehan suara 53% berbanding 46% untuk Harris. Dengan margin kesalahan ±5%, survei ini melibatkan 452 pemilih yang mungkin memilih antara 25 Oktober hingga 1 November.

Florida, sebagai negara bagian swing, berpotensi memberikan kemenangan besar bagi Trump apabila tren ini terus berlanjut. Dalam pemilu sebelumnya, Trump juga memenangkan Florida, dan dukungan kuat di negara bagian ini menunjukkan bahwa Trump masih memiliki basis pendukung setia di negara bagian tersebut.

Persaingan sengit antara Trump dan Harris di tujuh negara bagian "swing" mengindikasikan betapa krusialnya suara dari negara bagian ini dalam menentukan hasil akhir. Dengan mayoritas pemilih telah mantap dengan pilihannya, hasil pemilu 2024 ini akan sangat tergantung pada partisipasi pemilih di hari pemilihan. Di tengah antusiasme tinggi dan dukungan yang terus berfluktuasi, satu hari ke depan akan sangat menentukan masa depan Amerika Serikat.

5. MassINC: Harris Jauh di Atas Trump di Massachusetts

Di Massachusetts, sebuah negara bagian biru yang mendukung Partai Demokrat, Harris tampaknya mengamankan suara mayoritas. Berdasarkan survei dari MassINC yang dilakukan pada 29 Oktober hingga 1 November, Harris unggul jauh dari Trump dengan selisih 61% berbanding 31%. Dukungan ini setara dengan suara yang diraih oleh Presiden Joe Biden dan kandidat Hillary Clinton pada pemilu sebelumnya di negara bagian tersebut.

Massachusetts, yang secara historis mendukung Partai Demokrat, diperkirakan akan tetap menjadi kubu Harris dalam pemilu kali ini. Dukungan ini penting bagi Demokrat, tetapi negara bagian swing tetaplah menjadi kunci yang akan memutuskan pemenang pemilu.

Baca Juga: Simak Data Peluang Pilpres AS 2024 Pasca Penembakan Trump

Swing State: Medan Pertempuran Penentu di Pemilu AS 2024

Swing State atau Medan Tempur di Negara Bagian yang Diketahui dari Pemilu 2020
Swing State atau medan tempur di negara bagian yang diketahui dari Pemilu 2020 | GoodStats

Dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun ini, negara-negara bagian yang disebut sebagai "swing state" atau negara bagian "medan pertempuran" kembali menjadi pusat perhatian. Swing state adalah negara bagian dengan hasil pemilu yang tidak dapat diprediksi secara konsisten antara Partai Demokrat dan Partai Republik. Hal ini dikarenakan dukungan politik di wilayah ini terbagi rata dan sering berubah, swing state berpotensi menentukan siapa yang akan memenangkan kursi kepresidenan.

Dalam pemilu di Amerika, pemenang di setiap negara bagian menerima seluruh suara elektoral yang dialokasikan untuk negara bagian tersebut. Dengan begitu, memenangkan swing state bisa memberi satu kandidat keunggulan suara elektoral yang signifikan. Dalam pilpres ini, perolehan suara di swing state sangat krusial; kandidat yang berhasil merebut suara di wilayah ini memiliki peluang lebih besar untuk menjadi presiden.

Fokus Kampanye dan Strategi Kandidat

Baik Kamala Harris dari Partai Demokrat maupun Donald Trump dari Partai Republik telah meningkatkan frekuensi kampanye mereka di swing state, dengan harapan dapat menggalang suara elektoral yang cukup untuk mengamankan kemenangan. Negara-negara bagian ini menjadi target utama iklan politik, kunjungan kampanye intensif, serta penempatan staf strategis untuk memastikan keterlibatan pemilih yang tinggi.

Misalnya, Pennsylvania menjadi salah satu medan pertempuran terpenting dalam pemilu ini, dengan hasil survei terbaru dari Washington Post yang menunjukkan bahwa Harris dan Trump hanya terpaut satu poin. Persaingan yang sama ketatnya juga terlihat di Michigan dan North Carolina, di mana kandidat perlu terus memantau dinamika dukungan pemilih hingga hari pemungutan suara.

Negara-negara Bagian Swing dalam Pemilu 2024

Pada pemilu tahun ini, delapan negara bagian dianggap sebagai swing state. Negara-negara bagian ini meliputi:

  1. Arizona
  2. Georgia
  3. Michigan
  4. Wisconsin
  5. Pennsylvania
  6. Nevada
  7. Minnesota
  8. North Carolina

Negara-negara bagian ini dipilih sebagai swing state karena memiliki pola pemilihan yang ketat dan kerap berpindah dukungan antara Partai Demokrat dan Republik di pemilu sebelumnya. Pada pilpres 2020, tujuh negara bagian di antaranya, termasuk Pennsylvania, Georgia, dan Michigan, juga dianggap sebagai swing state.

Dinamika Politik yang Berubah-ubah

Seiring berjalannya waktu, negara bagian yang dianggap sebagai swing state juga dapat berubah. Contohnya, Florida dan Ohio kini lebih condong ke Partai Republik, sementara negara bagian seperti New Hampshire beralih ke Partai Demokrat. Perubahan ini sering kali bergantung pada isu-isu yang menjadi perhatian utama pemilih di negara bagian tersebut.

Menurut teori 5-5-5-270 yang diungkapkan oleh David Schultz, dalam pemilu AS, biasanya ada sekitar lima negara bagian kunci dengan 5% pemilih di lima daerah penentu yang bisa menentukan pemenang berdasarkan suara elektoral. Oleh karena itu, strategi kampanye di swing state perlu menyasar kelompok pemilih spesifik di wilayah penentu untuk memaksimalkan peluang kemenangan.

Swing State sebagai Cerminan Isu Nasional

Isu-isu yang menjadi perhatian utama di swing state sering kali mencerminkan kekhawatiran nasional. Para kandidat, seperti Harris dan Trump, berusaha menangkap isu-isu lokal yang sensitif, seperti biaya energi di Pennsylvania atau kebijakan kesehatan di Michigan, agar dapat menarik pemilih yang masih bimbang. Fokus pada isu-isu ini mencerminkan upaya mereka untuk memenangkan suara dari wilayah yang secara historis cenderung menentukan hasil pemilu.

Dengan pemilu tinggal sehari lagi, swing state tetap menjadi fokus utama dalam strategi kampanye kedua kandidat. Keberhasilan atau kegagalan mereka di wilayah ini akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhir dari pemilu AS 2024.

Baca Juga: Kamala Harris Ungguli Donald Trump Pasca Debat Pilpres AS

Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor

Konten Terkait

Malaysia Tak Bisa Hentikan Impor Sampah Plastik, Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia masih impor sampah plastik, lantas bagaimana langkah ke depannya?

Madonna Dominasi Deretan Artis dengan Video Musik Termahal Sepanjang Masa

Pembuatan video musik adalah investasi yang membutuhkan perencanaan matang agar hasilnya dapat memaksimalkan pesan lagu dan kehadiran artis di industri musik.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook