Mengantisipasi lonjakan arus mudik pada Lebaran 2025 ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwaghandi menyebutkan akan menerapkan sistem kerja work from anywhere (WFA) atau kerja dari mana saja. Dudy juga mengungkapkan terdapat beberapa opsi penerapan WFA nantinya.
"Dengan adanya perbedaan tanggal terkait usulan WFA, Kemenhub telah melakukan exercise terkait potensi pergerakan masyarakat. Apabila WFA dimulai pada tanggal 24 Maret atau H-7 lebaran, maka kami prediksikan hari puncak mudik akan terjadi pada 28 Maret atau H-3. Sedangkan kalau WFA dimulai pada tanggal 26 Maret 2025 atau H-5, maka prediksi hari puncak mudik akan terjadi pada 26 Maret 2025 atau H-5 lebaran," tuturnya dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin (17/2/2025).
Menurut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, skema WFA yang disusun Kemenhub ini telah melalui kajian dan survei awal dengan tim ahli khusus. Skenario ini dikembangkan dengan tujuan utama buat menghindari kemacetan pada puncak arus mudik seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Pak Menteri Perhubungan tadi menyampaikan skenario dalam rangka agar mobilitas tidak terjadi lonjakan, di waktu tertentu, jam tertentu, hari tertentu yang membuat kemacetan panjang seperti kasus Brexit misalnya. Jika mobilitas bisa lebih tersebar, maka peluang kemacetan ekstrim bisa dikurangi," ujar Tito, mengutip CNBC.
Ada beberapa skenario yang telah dipersiapkan Kemenhub dalam antisipasi arus mudik tahun ini.
1. WFA Mulai 24 Maret 2025
Jika sistem WFA diberlakukan mulai 24 Maret 2025, sekitar 7 hari sebelum Lebaran, maka arus mudik lebaran diprediksi takkan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, namun lonjakan akan lebih terkendali. Aurs mudik lebih tersebar dan potensi kemacetan ekstrem bisa diminamisir. Puncak arus mudik diperkirakan bakal terjadi pada 28 Maret 2025, 3 hari menjelang Lebaran.
2. WFA Mulai 26 Maret 2025
Di lain sisi, jika sistem WFA mulai berlaku pada 26 Maret 2025 (H-5 Lebaran), maka lonjakan pemudik diproyeksi bakal lebih tinggi, utamanya terjadi pada 26 Maret dan 29-30 Maret 2025. Tapi, kepadatan di akhir pekan tersebut bisa sedikit berkurang.
3. Tidak Ada WFA
Jika sistem WFA in tidak dilaksanakan, maka lonjakan pemudik di akhir pekan (28-30 Maret 2025) bakal melonjak, karena banyak pekerja yang baru bisa mudik ketika di akhir pekan.
Arus Mudik Lebaran 2024
Pada Lebaran 2024 lalu, puncak arus mudik terjadi H-4 hingga H-2 Lebaran, dengan total 167,2 juta orang yang melakukan perjalanan pada H-7 sampai H+7 Lebaran.
Puncak arus mudik kala itu terjadi pada Senin, 8 April 2024 di mana 26,6 juta orang atau 13,7% berangkat, diikuti pada H-4 Lebaran di hari Sabtu, 6 April 2024 dengan total pergerakan mencapai 23,2 juta orang. Puncak arus mudik Lebaran 2024 masih berlanjut hingga H-3 Lebaran, yakni pada Minggu, 7 April 2024, di mana 23,1 juta orang atau sekitar 11,94% mudik.
Untuk puncak arus balik terjadi pada H+3 Lebaran, pada Minggu, 14 April 2024 di mana terdapat 40,99 juta orang kembali. Mayoritas warga Indonesia mudik dan kembali pada pagi hari di jam 07.00-09.59.
Baca Juga: Kalahkan Changi, Seokarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Selama Arus Mudik Lebaran 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor