Kota merupakan unsur penting yang membangun suatu negara, baik dalam pendidikan, pemerintahan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Tak heran jika kota menjadi tempat yang lebih padat penduduk dibandingkan dengan desa yang fasilitas dan aksebilitasnya terbatas. Hal tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya taraf kelayakan huni kota sebagai penunjang kegiatan ekonomi di suatu negara.
Untuk mengukur kota paling layak huni di dunia, Economist Intelligence Unit melakukan pemeringkatan dalam laporannya yang berjudul The Global Liveability Index 2025. Laporan tersebut memuat daftar 10 kota paling layak dihuni dan beberapa kota yang mengalami peningkatan ranking signifikan di dunia.
Konsep kota layak huni merujuk pada kota yang menyediakan kondisi hidup terbaik. Setiap kota dinilai berdasarkan lebih dari 30 faktor kualitatif dan kuantitatif yang dikelompokan ke dalam lima kategori: stabilitas, kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur. Penilaian kualitatif didasarkan pada analisis pakar, sedangkan penilaian kuantitatif dihitung dari data eksternal.
Economist Intelligence Unit merumuskan 10 kota paling layak huni di dunia. Haslinya Copenhagen di Denmark menempati peringkat pertama kota paling layak huni di dunia dengan skor indeks 98. Hampir semua indikator—stabilitas, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur—mendapat nilai sempurna 100, sementara aspek budaya dan lingkungan juga tinggi dengan skor 95,8.
Di posisi kedua, ada Vienna, Austria, yang meraih skor 97,1. Stabilitasnya berada di angka 95, sedangkan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur meraih nilai penuh. Sementara itu, budaya dan lingkungan yang mendapat skor 93,5 menegaskan kekuatan kultural kota ini.
Zurich, Swiss, berada di urutan ketiga dengan skor sama, yakni 97,1. Kesehatan dan pendidikan kembali meraih angka sempurna, didukung infrastruktur 96,4 dan budaya-lingkungan 96,3 yang mencerminkan kebersihan serta pemandangan indah khas kota tersebut.
Melbourne, Australia, menyusul dengan skor indeks 97. Kota ini unggul berkat kesehatan dan pendidikan sempurna, ditopang budaya-lingkungan 95,8, stabilitas 95, dan infrastruktur 96,4 yang membuatnya terasa modern sekaligus nyaman.
Tak jauh berbeda, Geneva, Swiss, memiliki skor 96,8. Lingkungannya yang indah serta fasilitas publik yang unggul tercermin dari skor tinggi di kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, serta budaya-lingkungan 94,9.
Sydney, Australia, menempati posisi keenam dengan skor 96,6. Kesehatan dan pendidikan meraih angka penuh, didukung budaya-lingkungan 94,4, infrastruktur 96,4, dan stabilitas 95, sehingga kualitas hidup di kota ini sangat tinggi.
Dari Asia, Osaka, Jepang, hadir di peringkat ketujuh dengan skor 96. Meski stabilitas, kesehatan, dan pendidikan mendapat nilai sempurna, budaya-lingkungan hanya mencapai 86,8, menjadikannya aspek terendah kota ini.
Selanjutnya ada Auckland, Selandia Baru, dengan skor 96, di mana budaya-lingkungan menjadi keunggulan utama dengan 97,9. Stabilitas dan kesehatan sama-sama 95, pendidikan sempurna, sementara infrastruktur sedikit lebih rendah di angka 92,9.
Adelaide, Australia, menempati peringkat kesembilan dengan skor 95,9. Kota ini menawarkan kehidupan santai dengan kesehatan dan pendidikan sempurna, budaya-lingkungan 91,4, serta infrastruktur 96,4.
Sementara itu, Vancouver, Kanada, menutup daftar sepuluh besar dengan skor 95,8. Kesehatan dan stabilitas masing-masing 95,8, budaya-lingkungan 97,2, pendidikan sempurna, meski infrastrukturnya relatif lebih rendah di angka 92,9.
2 Kota di Indonesia
Dalam laporan yang sama, Jakarta dan Surabaya disebutkan sebagai kota dengan perkembangan paling signifikan dalam 12 bulan terakhir (sebelum laporan tersebut dipublikasikan).
Jakarta berada pada peringkat 132 dengan total skor 62,9, naik 10 peringkat dan skor indeksnya naik 2,5 poin. Sedangkan Surabaya finish pada peringkat 150 dunia dengan skor indeks mencapai 57,1. Peningkatan yang dialaminya adalah merangkak 3 tingkat dengan kenaikan skor mencapai 1,2.
Baca Juga: Kota Pilihan Masyarakat Indonesia 2024
Sumber:
https://image.b.economist.com/lib/fe8d13727c61047f7c/m/1/d95f9984-df44-41a6-84e7-9e7bc0b3c788.pdf-
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor
