Kecelakaan kereta api terjadi di petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, yang melibatkan Kereta Api Turangga (Surabaya-Bandung) dan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka) pada Jumat, (5/1/2024) lalu. Ini menjadi insiden kecelakaan kereta api pertama di awal tahun 2024.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengonfirmasi adanya empat korban jiwa dalam insiden tersebut. Tercatat, ini merupakan kali pertama kecelakaan perkeretaapian di tanah air yang merenggut korban jiwa sejak lima tahun terakhir atau 2018 silam.
“KAI berkomitmen melakukan evaluasi, melaksanakan pembinaan, dan koordinasi dengan jajaran Kepala Daerah Operasi dan Divisi Regional guna peningkatan keselamatan perjalanan kereta api ke depannya,” ucap VP Public Relations KAI Joni Martinus dikutip dari rilisnya.
Adapun, insiden ini turut menambah daftar panjang kecelakaan perkeretaapian di Indonesia. Melansir laman resmi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan kereta selalu terjadi tiap tahunnya. Jika melihat data sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus kecelakaan kereta api paling banyak terjadi di tahun 2018 yang mencatatkan sebanyak 11 kejadian.
Termasuk insiden tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, tercatat sudah ada lima kecelakaan kereta api yang terjadi sejak awal hingga pertengahan Januari 2024. Menanggapi hal ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terkait kecelakaan kereta api di tanah air.
“Kami bersama para pihak terkait tengah berupaya mendalami insiden-insiden yang terjadi ini, sehingga harapannya dapat dirumuskan solusi yang dapat dilakukan agar insiden serupa tidak terulang,” katanya dikutip dari Kompas.com pada Senin, (15/1/2024).
Risal mengungkapkan, pihaknya terus melakukan peningakatan pada jalur-jalur kereta api dan membangun jalur ganda untuk meningkatkan kenyamanan, keselamatan, dan keamanan perjalanan kereta api.
Lebih lanjut, ia membeberkan sejumlah pembangunan jalur ganda yang dilakukan DJKA, mencakup Segmen Cirebon – Purwokerto – Yogya – Madiun – Wonokromo (selesai pada 2020), Segmen Bogor – Sukabumi (progres mencapai 97,14%), dan Segmen Kiaracondong – Cicalengka (tahap I rampung 2022, tahap II progresprogressai 76,08%).
Sementara itu, DJKA telah menargetkan untuk melakukan 18 kegiatan peningkatan prasarana perkeretaapian sebagai langkah mitigasi terjadinya kereta api anjlok. Kegiatan tersebut mencakup peningkatan kapasitas jalur serta fasilitas operasi pendukungnya pada 2024.
DJKA menargetkan agar di tahun 2024, 94% dari keseluruhan jalur kereta api di Indonesia sudah sesuai dengan standar Track Quality Index (TQI) kategori 1 dan 2.
“Jika jalur kereta kita sudah mencapai standar kualitas TQI kategori 1, maka kereta dapat melaju pada kecepatan 80 sampai 100 km/jam. Sementara dengan standar kualitas TQI kategori 2, kereta dapat melaju pada kecepatan 100 sampai 120 km/jam dengan aman dan selamat,” papar Risal.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya