Perubahan iklim semakin menjadi perhatian global, dengan beragam aksi dilakukan oleh penduduk di seluruh dunia. Namun, bagaimana sebenarnya tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap isu ini? Hasil survei dalam kegiatan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism tahun 2024 mengungkapkan pola perilaku masyarakat dalam mengakses informasi perubahan iklim, tingkat pemahaman, media yang digunakan, serta keyakinan terhadap dampak tindakan individu.
Survey ini dilaksanakan dari tanggal 1-11 November 2024, dengan metode survei online, melibatkan 204 responden dari berbagai rentang usia yang mayoritasnya berusia 17 hingga 24 tahun.
Survei ini mengumpulkan pandangan-pandangan masyarakat terhadap perubahan iklim, mulai dari seberapa sering mereka mendengar atau membaca berita atau informasi mengenai perubahan iklim, dari mana mereka mendapatkan informasi tersebut, apakah mereka memahami apakah itu perubahan iklim hingga harapan untuk mengatasi perubahan iklim di masa mendatang
Seberapa Sering Warga Indonesia Mendengar Informasi Perubahan Iklim?
Hasil survei menunjukkan bahwa meskipun isu perubahan iklim sering diberitakan di berbagai saluran media, tingkat paparan informasi di kalangan masyarakat Indonesia ternyata masih sangat bervariasi. Sebanyak 59,3% responden mengaku cukup sering mendengar atau membaca informasi terkait perubahan iklim. Mereka mengakses informasi ini melalui berbagai sumber seperti media sosial, televisi, dan berita daring.
Namun 21,6% responden menyatakan bahwa mereka hanya mendengar informasi mengenai perubahan iklim sesekali atau dalam interval waktu yang tidak konsisten. Artinya, bagi sebagian orang, perubahan iklim mungkin masih dianggap isu yang tidak terlalu mendesak atau tidak mendapat perhatian yang cukup dalam kehidupan sehari-hari.
Dan sisanya hanya sekitar 18,6% responden yang merasa sangat sering terpapar informasi ini, baik melalui berita terkini, program khusus tentang lingkungan, atau kampanye media. Hal ini menunjukkan bahwa, masih ada sejumlah besar masyarakat yang kurang mendapatkan informasi secara intensif. Serta sisanya, yang tidak pernah mendengar atau mendapatkan informasi mengenai perubahan iklim menandakan penyebaran informasi kurang tersampaikan ke khalayak publik sehingga masih ada yang belum pernah mendengar tentang perubahan iklim.
Tingkat Pemahaman Mengenai Perubahan Iklim
Mayoritas responden menunjukkan pemahaman yang cukup baik, namun tidak mendalam. Sebanyak 61,3% responden merasa cukup memahami konsep dasar dan dampak dari perubahan iklim. Mereka menyadari pentingnya isu ini dan beberapa dampaknya terhadap lingkungan, tetapi pemahaman mereka mungkin terbatas pada pengetahuan umum yang sering dibagikan melalui media.
Di sisi lain, sekitar 28,9% responden merasa hanya sedikit memahami perubahan iklim. Kelompok ini mengakui bahwa mereka memiliki pengetahuan terbatas tentang masalah tersebut dan mungkin hanya mengetahui fakta-fakta dasar tanpa memahami sepenuhnya mekanisme dan urgensinya.
Sementara itu, hanya 8,3% responden yang mengaku memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai perubahan iklim, termasuk pengetahuan tentang penyebab, dampak jangka panjang, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Mereka mungkin mengikuti literatur ilmiah, kampanye lingkungan, atau terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan.
Dan sayangnya 1,5% responden lainnya mengaku tidak memiliki pemahaman apapun mengenai perubahan iklim yang terjadi mulai dari pemahaman dasar maupun dampak untuk masa yang akan mendatang. Hasil ini menjadi perhatian untuk penyebaran informasi mengenai perubahan iklim ke depannya.
Media yang Digunakan
Hasil survei menunjukkan bahwa media sosial menjadi sumber informasi yang paling dominan terkait perubahan iklim bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak lebih dari 74% responden menyebut platform-platform seperti Instagram, Facebook, Tiktok dan X (Twitter) sebagai saluran utama mereka untuk mendapatkan berita dan informasi seputar perubahan iklim.
Televisi, meskipun semakin tergerus oleh digitalisasi, tetap menjadi sumber informasi yang signifikan. Sebanyak 17,6% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang perubahan iklim melalui siaran berita atau program khusus di televisi. Meskipun lebih sedikit dibandingkan dengan media sosial, televisi masih memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kepada audiens yang lebih luas, terutama kelompok yang lebih tua atau mereka yang tidak terlalu aktif di media sosial.
Sementara itu, 7% dari responden mengaku bahwa mereka lebih sering mengakses informasi mengenai perubahan iklim melalui website, sisanya lewat media cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan dari semua media hingga menggunakan aplikasi BMKG. Hal ini mencerminkan pergeseran besar dalam cara orang mengakses berita, di mana media digital kini lebih disukai serta persebaran informasi yang lebih luas menggunakan media digital dibandingkan media tradisional.
Keyakinan terhadap Dampak Tindakan Individu
Tindakan-tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, menggunakan transportasi ramah lingkungan, atau mengurangi pemborosan makanan dianggap sebagai langkah nyata yang dapat membantu memperlambat laju perubahan iklim. Responden percaya bahwa meskipun perubahan besar membutuhkan kebijakan dan upaya kolektif, kontribusi individu tetap memiliki peran penting sebagai langkah awal.
Survei ini mengungkapkan adanya optimisme yang kuat di kalangan masyarakat terkait kemampuan individu untuk berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Lebih dari 70% responden merasa yakin bahwa tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten oleh setiap individu dapat memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang.
Keyakinan ini menjadi modal sosial yang berharga untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat secara lebih luas. Namun, tetap diperlukan dukungan berupa edukasi dan fasilitas dari pemerintah maupun organisasi terkait agar keyakinan ini dapat terwujud dalam tindakan nyata yang berdampak lebih besar.
Harapan untuk ke Depan
Survei ini memberikan gambaran tentang kesadaran dan keyakinan masyarakat terhadap perubahan iklim, yang dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan pihak terkait untuk menyusun strategi yang lebih efektif. Kebijakan yang tepat dan berbasis data sangat diperlukan untuk memperkuat kesadaran masyarakat, meningkatkan pemahaman, dan mendorong partisipasi aktif dalam menangani perubahan iklim.
Diharapkan, kebijakan yang diterapkan dapat lebih tegas dan terukur, serta mampu memberikan dampak langsung yang dirasakan masyarakat. Responden percaya bahwa melalui upaya bersama, dampak perubahan iklim dapat diminimalkan, sehingga generasi mendatang dapat hidup di lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca Juga: Ramah Lingkungan, Inilah Jajaran Negara dengan Emisi Karbon Terendah di Dunia
Penulis: DivaRima Amalia
Editor: Editor