Penjualan Album K-Pop Turun 22 Juta Copy pada 2024

Penjualan album K-Pop menurun buat pertama kalinya sejak 2013, apa penyebabnya?

Penjualan Album K-Pop Turun 22 Juta Copy pada 2024 Ilustrasi Album K-Pop | Ebay

Penjualan album K-Pop tercatat terus melesu pada 2024 lalu, meski demam musik hallyu terus meningkat. Kemajuan teknologi membuat semua orang bisa terhubung dengan mudah. Hal inilah yang mendorong perkembangan pesat musik K-Pop. Penggemar dari seluruh dunia dapat menikmati musik lintas dunia dengan kemudahan teknologi, menjadi batu loncatan bagi K-Pop untuk terus dinikmati oleh siapa pun.

Gebrakan Super Junior, Big Bang, dan SNSD membuka jalan besar bagi industri K-pop. Pada awal-awal masa peluncurannya, di tahun 2010an, K-Pop lebih banyak digemari oleh fans dalam negeri. Bertahun-tahun berlalu, grup-grup K-Pop dengan gebrakan baru terus lahir, memikat penggemar di seluruh dunia. Peran BTS dan BLACKPINK dalam membawa K-Pop ke panggung global tak bisa dipungkiri. Kini, K-Pop dipandang sudah punya genrenya sendiri yang khas dan memiliki posisi khusus di hati penggemar.

Salah satu hal krusial dalam dunia fangirling adalah album. Meski kini musik sudah bisa didengar melalui platform digital seperti Spotify dan YouTube, para penggemar setia masih tetap membeli album K-Pop dari grup kesukaannya untuk menunjukkan dukungan sekaligus dikoleksi. 

Dalam sebuah album K-Pop, biasanya tidak hanya ada piringan CD untuk mendengarkan lagu saja, melainkan juga ada merchandise lain yang sering jadi rebutan, seperti photobook dan photocard. Photocard banyak jadi incaran penggemar. Semakin langka, maka semakin mahal harganya. Sebuah album K-Pop biasa dijual dengan harga Rp450.000-Rp500.000, tergantung benefit apa saja yang didapatkannya. Namun sebuah photocard bisa dijual 3-4 kali lipat lebih mahal dibanding harga album.

Sayangnya, tahun ini, penjualan album K-Pop tercatat melesu. Penjualannya bahkan menurun untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir. Menurut Circle Chart, penjualan album K-Pop sepanjang tahun 2024 mencapai 92.669.650 copy, turun 19,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Penjualan album K-Pop menurun pada 2024 | GoodStats
Penjualan album K-Pop menurun pada 2024 | GoodStats
Tahun Penjualan (Keping)
2013 8.262.089
2014 7.377.150
2015 8.383.913
2016 10.808.921
2017 16.930.491
2018 22.819.118
2019 24.594.928
2020 40.264.352
2021 54.549.222
2022 74.212.008
2023 115.172.375
2024 92.669.650

Circle Chart menghitung akumulasi penjualan album mingguan dari minggu pertama hingga minggu ke-50 rilis dari 400 album terlaris di tahun tersebut.

Penjualan album K-Pop pada 2013 mencapai 8.262.089 keping, dan berangsur meningkat bersamaan dengan naiknya popularitas K-Pop. Pada 2023, penjualan album K-Pop di 50 minggu pertama mencapai 115.172.375 keping, menjadi yang tertinggi dalam 1 dekade terakhir. Sayangnya, penjualan album ini menurun buat pertama kalinya pada 2024.

Secara keseluruhan, album musisi laki-laki berkontribusi lebih tinggi, menyumbang 71% dari total penjualan, turun 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. SEVENTEEN memimpin penjualan dengan kontribusi 13,6%, disusul Stray Kids (8,9%), dan ENHYPEN (8,3%). Meski begitu, total penjualan album musisi pria turun 23,8% atau sekitar 20 juta copy pada tahun 2024.

Sementara itu, artis wanita menyumbang 27,2% terhadap total penjualan, naik 4,1% secara tahunan. NewJeans memimpin dengan 11,4%, diikuti (G)I-DLE (10,5%), dan aespa (9,9%). Sama seperti musisi pria, total penjualan album musisi wanita juga turun 6,1% atau sekitar 1,7 juta copy.

Berdasarkan perhitungan Circle Chart, terdapat 24 artis K-Pop yang telah menjual lebih dari 1 juta copy album, jumlahnya turun dari tahun lalu yang sebanyak 26 artis. Jumlah album yang terjual lebih dari 1 juta keping juga turun, dari 33 album tahun lalu menjadi 20 album.

Dari artis K-Pop yang menjual 1 juta keping, 14 merupakan artis pria, yang mana jumlahnya juga turun dari 17 grup pada 2023. Untuk wanita, jumlahnya justru naik dari 9 grup menjadi 10 artis pada 2024.

Pakar industri musik Korea menilai bahwa penurunan penjualan album K-Pop ini didorong oleh menurunnya tingkat kompetisi antar fan club. Dulu, jumlah penjualan album menjadi tolak ukur untuk menilai kesuksesan sebuah grup. Makin banyak album yang terjual, maka makin banyak pula penghargaan yang didapat, dan dengan demikian grup tersebut akan berhasil memenangkan persaingan industri yang ketat. Namun saat ini, kompetisi tersebut sudah semakin memudar, diakibatkan beban berat yang ditanggung oleh para penggemar yang berdedikasi penuh dalam mendukung grupnya.

Tidak hanya itu, tren keberlanjutan mendorong perusahaan musik Korea untuk menghadirkan inovasi baru. Misalnya, SM Entertainment meluncurkan jenis album SMini, di mana alih-alih menjual album dengan segala merchandisenya yang membutuhkan kertas dan proses produksi yang kurang berkelanjutan, SM menghadirkan SMini, album mini sebesar gantungan kunci, di mana penggemar tetap bisa mendapatkan photocard dan merchandise lainnya, namun dalam ukuran lebih kecil dan biasanya lebih hemat. Tidak hanya SM, beberapa perusahaan lain juga telah beralih ke opsi yang lebih ramah lingkungan dalam memproduksi album, beberapa bahkan memilih tidak mengeluarkan album fisik sama sekali.

Penurunan penjualan album K-Pop ini bukan serta merta mencerminkan turunnya popularitas bintang K-Pop. Justru sebaliknya, ketenaran musisi K-Pop yang semakin mendunia mendorong perusahaan menciptakan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan namun tetap bisa memanjakan penggemar.

Baca Juga: Semakin Populer, Intip Deretan Konser K-Pop dengan Pendapatan Terbesar!

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Isu Boy Crisis di China: Apa Definisi dan Urgensinya?

Isu boy crisis sempat menggemparkan China dan dianggap tidak relevan karena urgensinya tidak dipandang besar oleh masyarakat.

Peristiwa Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024

Tahun 2024 mencatat berbagai kecelakaan pesawat yang tersebar di seluruh dunia dan terbesar selama 7 tahun terakhir.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook