Indonesia merupakan market potensial yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelaku industri otomotif. Namun di sisi lain, persaingan ketat yang panas di industri otomotif membuat tak semua merek mobil berhasil mempertahankan eksistensinya. Beberapa merek mobil bahkan memilih hengkang dan menutup jaringan dealernya di Indonesia.
Berikut ini beberapa merek mobil yang sudah menutup dealernya di Indonesia.
Ford
Melansir dari laman resmi Ford Indonesia, penjualan mobil Ford dihentikan setelah Agen Pemegang Merek (APM) Ford Motor Indonesia memutuskan angkat kaki pada Januari 2016. Managing Director Ford Motor Indonesia, Bagus Susanto, dalam pernyataan resmi di situs Ford, mengungkapkan bahwa perusahaan tidak menemukan pilihan yang memungkinkan untuk tetap bertahan di Indonesia.
Setelah meninjau berbagai kemungkinan, Ford menyimpulkan bahwa tidak ada jalan menuju profitabilitas yang bekesinambungan di pasar Indonesia. Oleh karena itu, seluruh kegiatan operasional di Indonesia dihentikan sebelum akhir 2016, agar sumber daya dapat difokuskan ke wilayah lain yang lebih potensial.
Masuk ke Indonesia sejak 2002, mobil-mobil Ford dijual melalui 44 dealer dan pada 2015 penjualannya mencapai sekitar 6 ribu unit.
Opel
Masuk ke Indonesia sejak dekade 1990-an, Opel dikenal lewat sedan seperti Opel Optima dan Vectra. Popularitasnya meroket ketika meluncurkan Opel Blazer, SUV gagah yang meramaikan kancah otomotif era 90-an dengan mesin bensin 2.200 cc buatan Holden.
Namun, dilansir dari laman resmi MobilMotorLama, usai krisis 1998, penjualannya terus menurun. Pada 2002, Blazer dialihkan ke merek Chevrolet, dan Opel pun perlahan menghilang dari pasar. Resmi sejak 2017, Opel tak lagi di bawah General Motors dan menjadi bagian dari Groupe PSA (Peugeot-Citroen). Hingga kini, belum ada tanda-tanda Opel kembali ke Indonesia.
Chevrolet
Setelah kegagalan bersama Opel, General Motors kembali menghadapi tantangan di Indonesia dengan merek Chevrolet. Melansir dari berbagai laman resmi industri otomotif, mobil-mobil Chevrolet sempat cukup populer, seperti Chevrolet Captiva, Spin dan Trax. Namun karena penjualan tak kunjung membaik, GM resmi menghentikan penjualan mobil baru Chevrolet di Indonesia mulai akhir Maret 2020 karena persaingan pasar dan alasan bisnis. Meskipun demikian, layanan purna jual tetap tersedia melalui dealer-dealer yang masih beroperasi.
Datsun
Hadir sebagai mobil murah dalam program Low Cost Green Car (LCGC), Datsun milik Nissan menawarkan mobil-mobil dengan harga terjangkau dan desain simpel. Model seperti Datsun Go+ sempat jadi primadona keluarga muda.
Sayangnya, pasar LCGC makin kompetitif dan Datsun gagal mempertahankan pangsa pasarnya. Akhirnya produksi dihentikan per Januari 2020 dan merek ini kembali "mati suri".
Subaru
Subaru melekat erat dengan teknologi AWD (all-wheel drive) dan mesin boxer yang membuatnya unik. Di Indonesia, Subaru cukup punya basis penggemar fanatik berkat Forester, XV, dan BRZ.
Namun, di tahun 2013, Subaru terjerat kasus pajak karena aktivitas impor ilegal. Ratusan unit mobilnya bahkan disita oleh Bea Cukai. ATPM-nya ogah bayar pajak dan akhirnya brand ini ditarik dari Indonesia.
Geely
Merek asal Tiongkok ini sempat punya ambisi besar masuk pasar Indonesia di tahun 2010 lewat skema CKD (completely knocked down). Salah satu yang paling dikenal adalah Geely Panda, mobil mungil dengan tampang unik.
Sayangnya, strategi dan manajemen yang kurang matang membuat mereka hanya bertahan tiga tahun. Geely kesulitan bersaing dengan merek Jepang dan Eropa, dan akhirnya hengkang diam-diam.
Namun, mulai kuartal tiga 2025, Greely kembali hadir di Indonesia yang ditandai dengan pembukaan jaringan dealer baru dan rencana peluncuran tujuh model kendaraan terbaru, termasuk kendaraan listrik dan hybrid.
Bentley
Sebagai merek ultra mewah, Bentley sempat punya dealer resmi di Indonesia. Namun showroom-nya menghilang dalam beberapa tahun terakhir, membuat banyak yang mengira merek ini hengkang.
Faktanya, Bentley kini kembali hadir lewat Eurokars Continental Utama yang ditunjuk sebagai distributor resmi sejak Desember 2022.
Baca Juga: Penjualan Mobil Indonesia Melesu Awal 2025
Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya
Editor: Editor