Tidur merupakan aktivitas wajib seluruh manusia. Durasi tidur yang cukup sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini wajib diperhatikan karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan kardiovaskular, diabetes, dan gangguan mood.
Beda negara, beda pula durasi tidurnya. Berdasarkan data yang dirilis oleh PlushCare berjudul The World Sleep Trends Report 2023, Qatar menduduki puncak teratas sebagai negara yang paling singkat waktu tidurnya, dengan 36,64% penduduk di sana tidur kurang dari 5 jam per hari.
Adapun angka ini dihitung pada Juli 2023 dengan menggunakan data pengguna seluruh negara pada aplikasi Sleep Cycle yang tidur kurang dari 5 jam per hari.
Arab Saudi menyusul pada peringkat kedua dengan persentase penduduk yang mengalami tidur dalam waktu pendek sebanyak 32,24%. Bangku ketiga diduduki oleh Iran dengan proporsi penduduk senilai 29,39%.
Selanjutnya, Kuwait berada di posisi keempat dengan proporsi penduduk dengan waktu tidur yang sedikit sedunia, yaitu sebesar 28,67%. Kemudian peringkat kelima ditempati oleh Korea Selatan dengan persentase penduduk sebanyak 27,59%.
Setelah Yordania yang berada pada bangku keenam dengan proporsi 26,54%, ada Mesir dengan persentase penduduk sebanyak 24,82% yang menjadikannya berada di posisi ketujuh sebagai negara dengan proporsi penduduk terbanyak untuk waktu tidur yang pendek sedunia.
Vietnam berada di peringkat kedelapan. Proporsi penduduk yang mengalami tidur pendek pada Negeri Naga Biru ini sebanyak 22,73%. Posisi kesembilan ditempati oleh Jepang dengan persentase penduduk sebesar 22,34%.
Pemeringkatan ditutup oleh Maroko dengan persentase penduduk yang tidur dalam durasi pendek senilai 22,06%.
Apa yang Memengaruhi Durasi Tidur?
Negara Timur Tengah dan Asia terlihat mendominasi pada pemeringkatan ini. Namun, faktor geografi tidak melulu menjadi penentu lamanya durasi tidur penduduk pada suatu negara. Penelitian yang dilakukan oleh Dutheil dkk. (2025) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel sosio-demografi, pekerjaan, dan gaya hidup terhadap waktu tidur.
Misalnya pada individu usia menengah yang berprofesi sebagai karyawan, memiliki waktu kerja yang padat, merokok, dan rentan mengalami stres di rumah cenderung mempunyai durasi tidur yang pendek.
Sedangkan pada individu usia pelajar yang mengalami cukup aktivitas fisik di waktu luang sehingga lebih sehat secara mental akan dapat meningkatkan waktu tidurnya.
Dengan mengetahui peran variabel sosio-demografi, pekerjaan, dan gaya hidup yang memengaruhi waktu tidur, maka dapat membantu membangun strategi pencegahan yang efisien.
Berapa Durasi Tidur yang Ideal?
Adapun durasi tidur yang ideal adalah 7–9 jam per hari. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis saraf, dr. Daniel Thomas, Sp.S. dalam wawancaranya dengan Liputan6.
Ia menjelaskan waktu tidur ideal yang berada di rentang 7-9 jam tersebut diperlukan karena pada saat manusia tidur, harus melewati empat fase siklus tidur, yakni fase nonrapid eye movement (NREM) tahap 1, NREM tahap 2, NREM tahap 3, dan rapid eye movement (REM).
Pada NREM tahap 1 (N1) tubuh masih mengalami tidur ringan dan mudah dibangunkan. Ketika sudah memasuki NREM tahap 2 (N2), tubuh sudah melalui tidur yang lebih dalam. Pada fase ini, detak jantung dan pernapasan melambat.
Selanjutnya pada NREM tahap 3 (N3), tubuh mulai merasakan tidur nyenyak yang paling dalam dan sulit untuk dibangunkan. Sedangkan pada tahap REM, otak sangat berperan aktif. Fungsi kognitif seperti pemrosesan memori, pembelajaran, dan emosi terjadi di tahap ini. Mimpi cenderung terjadi saat tidur REM.
"Kualitas tidur akan membaik kalau kita sudah melewati keempat fase itu. Sementara, masing-masing fase itu membutuhkan waktu 90 menit, sehingga total tidur berkualitas itu tujuh sampai sembilan jam," ungkapnya.
Durasi tidur yang tidak tercukupi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti gangguan kardiovaskular, tekanan darah tinggi, hingga serangan jantung. Selain itu, metabolisme tubuhnya juga dapat terganggu sehingga menyebabkan obesitas sampai gangguan suasana hati dalam menjalani berbagai kegiatan.
Adapun solusi untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, ia mengimbau masyarakat untuk mengusahakan tidur tepat waktu, disiplin dalam istirahat, menciptakan suasana kamar yang nyaman, serta menenangkan pikiran dan emosi. Hal ini dapat menjadikan tidur dalam waktu yang cukup sekaligus meningkatkan kualitas tidur.
Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memperhatikan kebiasaan dan berusaha untuk tidur cukup setiap malam. Langkah awal dapat dimulai dengan menetapkan rutinitas tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
Penulis: Shahibah A
Editor: Editor