Sama seperti makan, tidur merupakan kebutuhan penting dalam menjaga kesehatan tubuh, baik secara fisik maupun mental. Tubuh tidak hanya membutuhkan asupan nutrisi, melainkan juga butuh istirahat yang cukup untuk bisa berfungsi secara optimal. Tidur dapat meningkatkan keseimbangan kimia otak, yang berpengaruh pada ketahanan terhadap berbagai jenis penyakit.
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, obesitas, hingga tekanan darah tinggi. Dalam aktivitas sehari-hari, kurang tidur juga membuat konsentrasi sering hilang, lebih mudah lupa, bahkan membuat kulit terlihat lebih tua.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), waktu tidur yang ideal untuk orang dewasa berusia 18-40 tahun adalah 7-8 jam per hari, sedangkan untuk remaja berusia 12-18 tahun adalah 8-9 jam per hari. Semakin bertambah usia, maka semakin sebentar pula waktu tidur yang dibutuhkan.
Meski begitu, sekitar 51% penduduk Indonesia tercatat tidur di bawah 7 jam per hari.
Menurut riset yang dilakukan YouGov, sekitar 24% orang Indonesia memiliki rata-rata durasi tidur kurang dari 5 jam per malamnya. Proporsi ini menjadi yang tertinggi di antara negara lain yang masuk dalam survei. Sebanyak 21% responden dari Singapura dan Uni Emirat Arab tidur kurang dari 5 jam per hari, dan 18% penduduk Amerika Serikat berada di kategori yang sama.
Sementara itu, 27% penduduk Indonesia tercatat tidur sekitar 6 jam per malam. Durasi ini masih dibawah jam tidur ideal yang direkomendasikan Kemenkes. Kesibukan yang terlalu padat hingga ketidakmampuan mengatur waktu menjadi segelintir alasan kenapa banyak orang Indonesia masih kurang tidur.
Lebih lanjut, 25% orang Indonesia tercatat tidur 7 jam per malam, dan 22% mengaku tidur selama 8 jam per malam. Durasi ini merupakan durasi tidur yang ideal untuk orang dewasa.
Tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan produksi sel-sel kekebalan tubuh seperti sitokin dan limfosit. Sel ini berperan penting dalam melawan infeksi dan penyakit. Untuk itulah, ketika sedang sakit, kadang obat paling ampuh hanya dengan tidur dan mengistirahatkan tubuh serta pikiran.
Terakhir, hanya 1% responden yang mengaku tidur lebih dari 9 jam per malam. Meski tidur terlalu sebentar berisiko membahayakan kesehatan tubuh, durasi tidur yang terlalu lama juga berpotensi membuat seseorang merasa lebih cepat lelah dan kurang berenergi. Bahkan, tidur terlalu lama juga bisa menyebabkan obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.
Survei YouGov turut mencatat bahwa mereka yang tidur kurang dari 7 jam per hari cenderung merasa mengantuk seharian dan ingin tidur lagi. Menurut responden Indonesia yang tidur kurang dari 7 jam per hari, 47% menyatakan bahwa waktu tidur yang ideal bagi mereka adalah 8 jam per malam.
Perbaiki Kualitas Tidur
Kemenkes menekankan pentingnya tidur untuk menjaga kesehatan tubuh. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti mulai rutin berolahraga sebelum tidur. Olahraga membantu meningkatkan suhu inti tubuh, yang mendorong pemberian sinyal ritme sirkadian pada otak bahwa waktu tidur sudah tiba. Dengan berolahraga sebelum tidur, seseorang biasanya akan merasa kantuk secara alami.
Pola makan yang baik juga memengaruhi kualitas tidur di malam hari. Hindari kafein maupun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula di malam hari.
Pada akhirnya, tidur merupakan kebutuhan yang tidak bisa diganggu gugat. Hanya dengan istirahat yang cukup setiap malamnya, manusia bisa kembali beraktivitas dengan produktif.
Tidur yang berkualitas setelah seharian penuh bekerja dan beraktivitas dapat membantu mengembalikan energi yang habis dan mendorong kinerja yang lebih baik keesokan harinya. Mengorbankan waktu tidur bukan hanya mengorbankan kesehatan, melainkan juga mengorbankan pekerjaan dan performa terbaik yang bisa diberikan.
Baca Juga: Potensi Stress dan Gangguan Tidur Menjadi Kekhawatiran Masyarakat Indonesia
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor