Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia membutuhkan sumber energi yang masif dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Belum lagi proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan semakin tinggi pada tahun-tahun mendatang. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kebutuhan listrik di Indonesia juga ikut meningkat.
Listrik menjadi kebutuhan vital untuk mendukung kegiatan sehari-hari, baik di sektor rumah tangga, industri, maupun layanan publik. Dalam beberapa dekade terakhir, permintaan listrik Indonesia kian meningkat, sejalan dengan berkembangnya urbanisasi, industrialisasi, dan digitalisasi.
Kebutuhan listrik di Indonesia disediakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan mengelola pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia. PLN memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa setiap daerah, dari perkotaan hingga pedesaan, memiliki akses ke listrik yang memadai dan andal.
PLN juga bertugas untuk menjaga stabilitas pasokan listrik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Dengan berbagai upaya modernisasi dan peningkatan kapasitas, PLN terus berupaya memenuhi kebutuhan listrik nasional dengan mengadopsi teknologi terbaru dan memperluas jaringan distribusinya.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, PLN mengandalkan berbagai sumber energi. PLN memanfaatkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama, serta pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Selain itu, PLN juga mulai mengembangkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Diversifikasi sumber energi ini tidak sepenuhnya diproduksi oleh PLN sendiri, namun juga dibantu oleh pihak swasta.
Data dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2023 menunjukkan bahwa selama ini PLN mengandalkan kombinasi antara produksi sendiri, sewa, dan pembelian dari pihak swasta untuk memasok listrik. Hal ini dilakukan untuk memastikan kestabilan dan keandalan penyediaan listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2023, sebesar 43,1% pasokan listrik PLN berasal dari pembelian dari pihak swasta. Kerja sama dengan perusahaan swasta ini merupakan bagian penting dari strategi PLN untuk memperluas kapasitas dan meningkatkan efisiensi.
Dengan membeli listrik dari swasta, PLN dapat memanfaatkan kelebihan produksi dari sektor swasta yang memiliki sumber daya dan teknologi canggih. Tindakan ini juga memungkinkan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik tanpa harus sepenuhnya bergantung pada infrastruktur dan sumber daya internal.
Sementara itu, 56,9% pasokan listrik berasal dari produksi sendiri dan sewa. Produksi sendiri meliputi produksi dari berbagai jenis pembangkit listrik yang dikelola langsung oleh PLN, seperti PLTU, PLTG, dan PLTA. Dengan memiliki pembangkit listrik sendiri, PLN dapat mengontrol kualitas dan kuantitas listrik yang diproduksi, serta memastikan keandalan pasokan listrik.
Selain itu, PLN juga menyewa pembangkit listrik untuk menambah kapasitas saat permintaan listrik sedang tinggi atau untuk mendukung daerah-daerah yang kekurangan pasokan.
Kombinasi antara pembelian dari swasta dan produksi sendiri serta sewa menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas PLN dalam menghadapi tantangan penyediaan listrik. Melalui strategi diversifikasi sumber energi ini, PLN tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko gangguan pasokan.
Pendekatan ini juga memungkinkan PLN untuk terus berinovasi dan berinvestasi dalam teknologi baru, serta berkontribusi pada pembangunan infrastruktur listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Jumlah Pelanggan PLN Alami Kenaikan Selama 1 Dekade Terakhir
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor