Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah mencatat adanya kenaikan nilai ekspor Indonesia pada periode Maret 2024. Adapun hal ini diungkapkan melalui berita resmi statistik BPS berjudul "Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Maret 2024" yang dipublikasikan pada Senin (22/04/2024).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Triwulan I-2024 mencapai US$62,2 miliar atau setara Rp1,01 kuadriliun. Meski demikian, jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, nilai ekspor Indonesia telah turun sebesar 7,25%.
Adapun pada Maret 2024, nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai angka US$22,43 miliar atau setara Rp364,62 triliun (berdasarkan data Google Finance per 23 April 2024 pukul 07.00 WIB, 1 Dolar AS setara Rp16.256). Hal ini berarti nilai ekspor Indonesia telah naik sebesar 16,4% jika dibandingkan data Februari 2024.
Secara lebih lanjut, peningkatan nilai ekspor ini dapat terjadi karena adanya peningkatan nilai ekspor non-migas dan migas. Di mana kenaikan nilai ekspor nonmigas terlihat lebih dominan dibandingkan ekspor migas, yaitu sebesar 17.12% atau tepatnya dari sekitar US$18,06 miliar menjadi US$21,15 miliar. Sedangkan, nilai ekspor migas tercatat hanya naik sebesar 5,62%.
Nilai Ekspor 10 Golongan Barang Non-Migas
Adapun pada periode Maret 2024, Lemak dan Minyak Hewani atau Nabati menjadi komoditas nonmigas dengan nilai ekspor terbesar, yaitu mencapai US$7,03 miliar atau setara Rp114,09 triliun. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan nilai ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar 19,28% jika dibandingkan dengan data periode Februari 2024.
Hasil ini diikuti dengan nilai ekspor nonmigas pada komoditas bahan bakar mineral (US$3,34 miliar), besi dan baja (US$2,13 miliar), berbagai produk kimia (US$1,77 miliar), logam mulia dan perhiasan atau permata (US$1,37 miliar), serta mesin dan perlengkapan elektrik (US$1,31 miliar).
Selain itu, untuk komoditas nonmigas berupa kendaraan dan bagiannya; bijih logam, terak, dan abu; alas kaki; serta mesin dan peralatan mekanis tercatat memiliki nilai ekspor yang kurang dari angka US$1 miliar. Tepatnya, nilai ekspor keempat komoditas tersebut berada dalam rentang angka 554,2 juta hingga 904,2 juta dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, BPS mencatat sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Maret 2024 semuanya mengalami peningkatan. Adapun komoditas dengan peningkatan nilai ekspor terbesar dibanding Februari 2024 terjadi pada logam mulia dan perhiasan atau permata, yaitu sebesar 206,58%.
Negara Tujuan Ekspor Non-Migas
Tiongkok menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor nonmigas terbesar dari Indonesia pada Maret 2024, yaitu mencapai US$4,75 miliar atau setara Rp77,11 miliar. Hal ini menunjukkan tiongkok menyumbang 22,44% dari total nilai ekspor nonmigas Indonesia secara keseluruhan.
Hasil ini diikuti dengan Amerika Serikat (US$2,2 miliar), India (US$1,78 miliar), dan Jepang (US$1,7 miliar) yang masing-masing negara menyumbang lebih dari 8% terhadap total nilai ekspor nonmigas Indonesia. Sedangkan, nilai ekspor nonmigas untuk negara-negara di wilayah ASEAN tercatat sebesar US$3,78 miliar dan negara-negara di wilayah Uni Eropa sebesar US$1,42 miliar.
Secara keseluruhan, total nilai ekspor nonmigas pada periode Maret 2024 ke 13 negara tujuan (termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, Belanda, dan Italia) mencapai US$14,9 miliar atau naik sebesar 13,58% dibandingkan data periode Februari 2024.
Adapun peningkatan tersebut terjadi karena meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Tiongkok, Singapura, India, dan Jepang. Sementara, negara yang mengalami penurunan nilai ekspor nonmigas ialah Jerman dan Thailand.
Penulis: Nur Aini Rasyid
Editor: Iip M Aditiya