Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) atau sistem peringatan dini multi bencana adalah sebuah sistem komprehensif yang bertujuan untuk memberikan peringatan dini sebelum atau saat terjadinya bencana. Sistem ini dirancang untuk menghadapi berbagai jenis bencana secara bersamaan—seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, badai tropis, dan lainnya. Tujuan utamanya adalah memberikan arahan kepada individu, komunitas, atau organisasi yang berpotensi terdampak, agar dapat mengambil tindakan penyelamatan dengan cepat dan tepat waktu demi mengurangi risiko korban jiwa maupun kerugian material.
Terdapat empat elemen utama yang membentuk dasar dari MHEWS. Pertama adalah pengetahuan risiko bencana. Ini mencakup data yang dikumpulkan secara sistematis dan penilaian risiko berdasarkan kerentanan serta potensi ancaman di suatu wilayah. Pengetahuan ini harus dipahami oleh masyarakat secara luas, termasuk pola atau tren dari bencana yang mungkin terjadi, serta ketersediaan peta risiko yang dapat diakses oleh publik.
Kedua, keberadaan teknologi untuk deteksi, observasi, pemantauan, analisis, dan prediksi bencana menjadi elemen krusial. Teknologi ini memungkinkan sistem untuk mengidentifikasi potensi bencana lebih awal dan menyampaikan peringatan dengan akurat dan tepat waktu, sehingga masyarakat memiliki waktu untuk bersiap atau melakukan evakuasi.
Ketiga, kemampuan persiapan dan respon di tingkat komunitas maupun negara. Ini mencakup pemahaman kolektif mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana terjadi, seperti adanya rencana darurat yang terus diperbarui, pelibatan kearifan lokal, serta pelatihan masyarakat dalam merespons peringatan secara efektif.
Keempat adalah diseminasi dan komunikasi peringatan. Informasi peringatan harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, cepat, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan yang paling berisiko saat bencana melanda.
Menurut data dari UNDRR, dalam delapan tahun terakhir, jumlah negara atau wilayah yang menerapkan MHEWS meningkat signifikan. Pada tahun 2015 hanya ada 54 sistem aktif, namun jumlah ini meningkat setiap tahun hingga mencapai 113 pada 2023. Tren ini menunjukkan kesadaran global yang makin tinggi terhadap pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Selain mencerminkan kemajuan teknologi, pertumbuhan ini juga mencerminkan komitmen global terhadap pengurangan risiko bencana, selaras dengan Kerangka Sendai yang menekankan pentingnya sistem peringatan dini yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan di semua tingkat pemerintahan dan masyarakat.
Baca Juga: Banjir Dominasi Bencana Alam Indonesia 2024
Sumber:
https://library.wmo.int/records/item/69085-global-status-of-multi-hazard-early-warning-systems-2024
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor