Karyawan di Indonesia Dinilai Lebih Sejahtera Saat Bekerja Hybrid

Merilis laporan CISCO, metode kerja hybrid telah mampu meningkatkan kualitas kerja karyawan di dalam negeri hingga 56,4 persen.

Karyawan di Indonesia Dinilai Lebih Sejahtera Saat Bekerja Hybrid Ilustrasi sticky notes | Celia Ong/Shutterstock

Metode kerja hybrid atau kombinasi anatara bekerja di kantor atau secara jarak jauh makin menjadi tren di Indonesia pada tahun 2022. Sejak kemunculan pandemi pada 2022, beberapa perusahaan telah menerapkan kerja hybrid work untuk setiap karyawannya. Metode kerja berdasarkan hybrid dinilai mampu membawa banyak dampak positif, baik terhadap performa maupun kesejahhteraan karyawan.

Merilis laporan CISCO, metode kerja hybrid telah mampu meningkatkan kualitas kerja karyawan di dalam negeri hingga 56,4 persen. Produktivitas karyawan juga turut menunjukkan indeks positif, yakni 53,4 persen. Performa lain juga dibuktikan pada sikap dan relasi di kantor (46,8 persen), dan juga pengetahuan dan keterampilan (56,7 persen).

Kenaikan performa karyawan di Indonesia dengan bekerja hybrid 2022  I GoodStats

Laporan CISCO menyebut terdapat 62,5 responden yang mengaku kesejahteraan mereka kian membaik seiring dengan penerapan metode kerja hybrid. 92 persen responden lain juga mengindahkan alasan tersebut, karena mereka dapat meningkatkan hubungan mereka dengan keluarga semenjak bekerja secara hybrid.

Persentase lainnya juga dibuktikan bahwa 87 persen responden mengaku mampu menghemat uang, dan 85 persen responden menyebut kerja hybrid membuat mereka lebih bahagia dan mudah termotivasi. Kemudian, dampak positif lain dari 64 persen responden para pekerja hybrid mengaku dapat memperhatikan kebugaran fisik. Sementara itu, 61 persen responden menilai metode kerja hybrid dapat mengurangi tingkat stress.

Riset CISCO dilakukan dengan metode survei terhadap 28.025 pekerja di 27 negara termasuk di Indonesia sepanjang bulan Januari-Maret 2022. Responden yang turut serta berasal dari beragam industri, yakni edukasi, media, komunikasi, aglikultur, hingga transportasi.

Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Bukan Melulu Soal Harta, Ini Dia 6 Faktor Pengaruh Tingginya IQ Anak

Lahir di keluarga tajir bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan tingginya IQ seorang anak. Lantas, apa saja faktor lainnya?

Anggaran Makan Siang Gratis Terus Menurun, Yakin Indonesia Sudah Siap?

Anggaran makan siang gratis di AS capai setengah miliar dolar, beberapa negara lain pun memiliki sumber pendanaan yang pasti. Bagaimana dengan Indonesia?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook