Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Selasa (5/11), jumlah pengangguran Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,96% di bulan Agustus 2024, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dalam 6 tahun terakhir, jumlah pengangguran tertinggi tercatat pada tahun 2020, yakni sebanyak 9,77 juta orang, sementara yang terendah tercatat pada tahun 2024 sebesar 7,47 juta orang.
Berdasarkan persentase, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2024 bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi COVID-19.
"Pada Agustus 2024 terdapat sebanyak 7,47 juta pengangguran atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 4,91 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, bahkan lebih rendah dari TPT sebelum pandemi COVID-19," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, Selasa (5/11).
Jabar Catat Tingkat Pengangguran Tertinggi
Tingkat pengangguran di Jawa Barat jadi yang tertinggi di Indonesia, per Agustus 2024, angkanya sebesar 6,75%.
Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus menyatakan bahwa penduduk usia kerja di Jawa Barat pada Agustus 2024 ada sebanyak 38,67 juta orang, sementara jumlah pengangguran mencapai 1,77 juta orang.
“Komposisi angkatan kerja pada Agustus 2024 terdiri dari 24,42 juta orang penduduk yang bekerja dan 1,77 juta orang pengangguran. Apabila dibandingkan Agustus 2023, jumlah angkatan kerja meningkat 0,79 juta orang, sementara pengangguran turun 0,12 juta orang,” ujar Darwis, Selasa (5/11), dikutip dari Pikiran Rakyat.
Secara nasional, tingkat pengangguran di Banten menempati peringkat kedua setelah Jawa Barat, yaitu sebesar 6,68 persen, dengan jumlah mencapai 414.750 orang.
Kepala BPS Banten, Faizal Anwar mengungkapkan bahwa jumlah pengangguran di Banten didominasi oleh perempuan.
“Berdasarkan data, jumlah pengangguran di Banten ternyata didominasi oleh perempuan dengan persentase 7,20 persen dan laki-laki 6,38 persen," terangnya, Selasa (5/11), dilansir RRI.
Isu Pengangguran Menjadi Prioritas Utama Menaker
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli menjelaskan beberapa tantangan di sektor ketenagakerjaan, salah satunya adalah tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Meskipun tren TPT menunjukkan penurunan pada 2024, pemerintah masih menganggap angka tersebut terlalu tinggi.
"TPT pada 2024, 4,82 itu masih tinggi. Jadi kita punya target di bawah 4 atau 3," ujarnya, Rabu (30/10) seperti dikutip Kumparan.
Yassierli juga menyoroti tantangan terkait rendahnya tingkat produktivitas pekerja. Menurutnya, produktivitas pekerja Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
"Jadi kita berada di bawah Malaysia, juga di bawah Thailand dengan angka 28,6. Inilah yang kemudian berdampak kepada daya saing industri kita," lanjutnya.
Oleh karena itu, Yassierli menyampaikan bahwa fokus utama program prioritasnya pasca pelantikan adalah mengatasi isu pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Terkait dengan pengangguran, itu menjadi concern kami, kemudian Pak Presiden punya beberapa program strategis. Saya bertugas untuk menjadikan ini sebagai peluang dalam menciptakan lapangan kerja yang baru buat mereka," jelas Yassierli, Selasa (29/10), dilansir Antara.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, Yassierli merencanakan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) guna meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas pelatihan kerja.
Program tersebut bertujuan memastikan BLK dapat memberikan pelatihan yang lebih luas, dengan target mencetak hingga satu juta tenaga kerja terlatih setiap tahunnya.
"Kita harus membicarakan bagaimana balai-balai ini bisa berkontribusi. Targetnya, satu juta orang per tahun yang siap untuk bekerja," lanjut dia.
Baca Juga: Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia Turun di Agustus 2024
Penulis: Rayya Adila Sakinah
Editor: Editor