Mawar adalah bunga yang memiliki nilai ekonomi tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional. Produksi bunga mawar di Indonesia merupakan salah satu sektor agrikultur yang cukup berkembang dan memiliki potensi besar.
Produksi mawar di Indonesia dilakukan di berbagai daerah dengan iklim dan kondisi tanah yang mendukung, seperti di Jawa, Sumatra, dan Bali. Para petani bunga di Indonesia telah mengembangkan berbagai varietas mawar yang memiliki keindahan dan kualitas yang diakui.
Hingga sekarang, permintaan bunga mawar di Indonesia terus meningkat, terutama untuk keperluan dekorasi, acara pernikahan, dan hadiah.
Tidak hanya di pasar lokal, mawar Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang baik di luar negeri. Hal ini mendorong Indonesia untuk meningkatkan produksinya dan melakukan ekspor ke berbagai negara.
Bunga mawar dari Indonesia sering kali diekspor ke negara-negara Asia dan Eropa, menunjukkan bahwa kualitas mawar Indonesia telah diakui secara internasional.
Walau demikian, setiap provinsi di Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, yang memengaruhi tingkat produksi bunga mawar. Misalnya, daerah dengan iklim pegunungan biasanya lebih cocok untuk budidaya mawar karena suhu yang lebih sejuk.
Sementara itu, di daerah yang panas, petani harus menggunakan teknik khusus untuk menjaga kualitas bunga. Kondisi tanah, curah hujan, dan teknik budidaya berperan penting dalam menentukan hasil produksi mawar di setiap daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, Jawa Timur menjadi provinsi penghasil mawar terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai 123,95 juta tangkai.
Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki infrastruktur dan teknologi pertanian yang maju, serta kondisi iklim yang mendukung untuk budidaya bunga mawar. Keunggulan ini membuat Jawa Timur mampu memenuhi sebagian besar permintaan pasar, baik domestik maupun ekspor.
Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah menempati posisi kedua dan ketiga dengan produksi masing-masing 44,24 juta tangkai dan 27,71 juta tangkai. Kedua provinsi ini juga memiliki kondisi lingkungan yang baik untuk budidaya mawar, khususnya di daerah pegunungan yang memiliki suhu sejuk dan tanah yang subur.
Selain itu, kemudahan akses ke pasar utama di Pulau Jawa juga menjadi faktor yang mendorong tingginya produksi di kedua provinsi tersebut.
Sementara itu, Sumatra Utara menempati posisi keempat dengan produksi 7,43 juta tangkai, diikuti oleh Kalimantan Selatan dengan 536,48 ribu tangkai. Meskipun berada di luar Jawa, Sumatra Utara memiliki potensi besar untuk budidaya mawar berkat kondisi alamnya yang mendukung.
Provinsi-provinsi lain seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bali, dan Sumatra Barat juga berkontribusi dalam produksi mawar, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
Produksi di provinsi-provinsi ini menunjukkan bahwa budidaya mawar tidak hanya terbatas pada area Jawa saja, namun juga meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
Keberagaman kondisi iklim dan geografis di Indonesia memungkinkan adanya variasi dalam produksi mawar, yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan berbagai jenis dan kualitas.
Hal ini menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk terus mengembangkan sektor florikultura, khususnya bunga mawar, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.
Baca Juga: Rapor Perburuan dan Perdagangan Flora Fauna Ilegal
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor
