Penggunaan Artificial Intelligence (AI) makin terasa dalam aktivitas sehari-hari. Kecerdasan artifisial membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara lebih singkat dan efektif, menghemat waktu dan mengurangi kesalahan yang biasanya dilakukan manusia. Berbagai perusahaan, termasuk di Indonesia, mulai beradaptasi menggunakan AI dalam pekerjaannya. Mau tidak mau, manusia harus bisa menguasai AI sebelum malah dikuasai balik. Perkembangan AI bisa menjadi pedang bermata dua, tergantung respons dan sikap setiap individu terhadap teknologi satu ini.
Per Februari 2025 ini, ChatGPT masih memuncaki daftar situs AI terpopuler di dunia, dengan total jumlah kunjungan bulanan mencapai 5,2 miliar. Menurut data AItools.xyz, jumlah ini naik 10,64% dibanding bulan lalu, dengan penambahan kunjungan sebanyak 500 juta dibanding Januari 2025. Aplikasi chatbots besutan OpenAI ini menguasai 43,16% dari pangsa pasar, jauh melebihi situs AI lain dalam daftar.
Tidak hanya itu, laporan Appfigures menyebutkan bahwa jumlah unduhan ChatGPT pada Maret 2025 naik 28% mencapai 46 juta unduhan baru. Hal ini membuat ChatGPT jadi aplikasi yang paling banyak diunduh pada bulan tersebut, mengalahkan Instagram dan TikTok.
Di samping penggunaannya yang semakin dibutuhkan dalam pekerjaan, fitur baru seperti kemampuan membuat gambar ala Studio Ghibli disinyalir jadi salah satu pendorong kenaikan ini. Menurut COO OpenAI, Brad Lightcap, sudah lebih dari 130 juta pengguna yang mencoba fitur baru ini, dan telah menghasilkan lebih dari 700 juta gambar sejak diluncurkan.
Meski begitu, Appfigures menyebutkan bahwa pendorong utama peningkatan jumlah unduhan ini adalah akibat keterkaitan AI dengan ChatGPT. CEO Appfigures, Ariel Michaeli, menyebutkan fenomena ini mirip tahun 2000-an, ketika Google menjadi kata kerja. ChatGPT diprediksi bakal mulai menjadi kata kerja tersendiri, sehingga orang yang tertarik dengan AI cenderung langsung mengunduh ChatGPT tanpa mencari opsi lain.
Selain ChatGPT, situs AI lain juga mencatatkan pertumbuhan jumlah kunjungan. Pada posisi kedua ada Canva, situs AI untuk generator desain, yang mencatatkan 996,1 juta kunjungan bulanan, naik 12,31% dibanding bulan sebelumnya atau sekitar 109,2 juta. Pangsa pasar Canva pun sebesar 8,27%, jauh di bawah ChatGPT.
Peringkat ketiga diisi oleh DeepSeek yang mencatatkan 792,6 ribu kunjungan bulanan. DeepSeek mengalami pertumbuhan terbesar dari situs lain dalam daftar, dengan kenaikan mencapai 195,86% dibanding bulan lalu. Hingga saat ini, DeepSeek menguasai sekitar 6,58% pangsa pasar.
Google Translate, aplikasi AI berbasis terjemahan, berhasil mengumpulkan 623,3 juta kunjungan pada Februari 2025, naik 4,79% dari bulan lalu.
Sementara itu, Character AI mengalami penurunan 1,37% jumlah kunjungan bulanan ke angka 223,2 juta, berada di posisi kelima. Urutan keenam diisi oleh JanitorAI, yang juga turun 13,24% menjadi 173,7 juta kunjungan. Beberapa situs AI lain seperti perplexity, Gemini, Remove.bg, hingga Claude mencatatkan kenaikan jumlah kunjungan pada Februari 2025. Daftar situs AI terpopuler pada 2025 ini didominasi oleh kategori chatbots, di mana pengguna bisa mengajukan perintah pada AI melalui percakapan chat.
Adapun AItools.xyz memperoleh data kunjungan dari SEMrush dan Ahrefs. Terdapat lebih dari 10.500 situs AI dari 171 kategori yang diteliti dalam daftar ini. Data diperbarui setiap bulannya untuk menghasilkan informasi terbaru bagi pengguna.
Baca Juga: 10 Negara Pengguna AI Terbanyak, Indonesia Salah Satunya
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor
