Dewasa ini, aplikasi kencan banyak digunakan masyarakat dunia, khususnya generasi muda, dalam mencoba peruntungan menemukan jodoh. Berkenalan dengan orang-orang baru secara virtual menjadi langkah yang lebih mudah dilakukan ketimbang bertemu orang baru di dunia nyata, yang kadang dibatasi oleh kesibukan dan waktu. Tidak hanya itu, aplikasi kencan juga banyak digunakan untuk mencari teman bicara dan sahabat berbagi. Penggunaannya yang semakin luas membuat aplikasi kencan daring semakin digemari.
Menurut Business of Apps, terdapat deretan aplikasi kencan yang meraih popularitas tinggi di dunia, diukur dari jumlah unduhannya yang mencapai puluhan juta. Tinder masih memimpin pasar aplikasi kencan dengan menorehkan 60 juta unduhan sepanjang 2024, menciptakan gap yang jauh dengan pesaing lainnya di posisi bawah.
Tinder merupakan aplikasi kencan online yang diluncurkan pada 2012. Tinder saat ini memiliki lebih dari 75 juta pengguna aktif bulanan dan lebih dari 10,9 juta pelanggan. Tampilan penggunaannya yang mudah membuat aplikasi satu ini banyak digemari secara internasional. Pengguna tinggal geser ke kiri untuk profil yang tidak disukai dan ke kanan untuk profil yang disukai. Matching terjadi ketika 2 pengguna saling menyukai, dan barulah keduanya bisa saling berkirim pesan.
Popularitas Tinder tidak hanya dirasakan secara global. Menurut survei Populix pada awal 2024, 63% responden Indonesia mengaku sedang menggunakan aplikasi kencan online, dan mayoritas (38% responden) memilih Tinder sebagai aplikasi favoritnya. Tujuan penggunaannya pun beragam, ada untuk mencari teman mengobrol (56%), sekadar penasaran (48%), dan hanya untuk bersenang-senang (46%). Menariknya, hanya 27% responden yang benar-benar menggunakan aplikasi kencan online untuk mencari pasangan. Hal ini menunjukkan pergeseran pandangan terhadap aplikasi kencan, yang kini lebih banyak dimanfaatkan untuk mencari teman.
Di urutan kedua aplikasi kencan terpopuler ada Bumble, dengan total 35 juta unduhan sepanjang 2024. LitMatch menyusul di posisi ketiga dengan 27 juta unduhan, diikuti Badoo (22 juta), Hinge (20 juta), hingga SweetMeet (18 juta).
Saat ini, aplikasi kencan tidak lagi digunakan untuk mencari jodoh. Laporan Lunch Actually menyebutkan bahwa 73% pengguna dating apps pernah mengalami penipuan, yang cenderung menurunkan minat pengguna mencari pasangan serius melalui aplikasi kencan. Menurut survei tersebut juga, hanya 12% orang single yang menggunakan aplikasi kencan setiap hari. Popularitas perjodohan secara digital terus menurun.
"Aplikasi kencan membuat para jomblo merasakan 'paradoks dalam memilih', yaitu ketika kita memiliki terlalu banyak pilihan, kita cenderung mengalami kelumpuhan analisis dan akhirnya tidak memilih siapapun apa pun," tutur CEO dan Co-Founder Lunch Actually Group, Violet Lim mengutip keterangan resmi, pada Kamis (11/7/2024).
Baca Juga: Aplikasi Kencan Populer di Kalangan Milenial, Ini Alasannya
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor
