Inflasi Indonesia kembali menguat pada pertengahan tahun 2025 ini. Perubahan harga barang dan jasa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir mencerminkan dinamika ekonomi yang kompleks, dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari pasokan pangan, aktivitas musiman, hingga kestabilan global yang turut memengaruhi stabilitas ekonomi dalam negeri.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Indonesia mengalami inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 1,87% pada Juni 2025, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 108,27.
Inflasi y-on-y ini terjadi karena adanya kenaikan harga, ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,99%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,01%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,59%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57%, kelompok kesehatan sebesar 1,84%, kelompok transportasi sebesar 0,15%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,23%, kelompok pendidikan sebesar 1,82%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,30%.
Adapun inflasi bulanan tercatat sebesar 0,19% dan inflasi year-to-date (y-to-d) sebesar 1,38% pada Juni 2025.
"Pada bulan Juni 2025 terjadi inflasi 0,19%," ungkap Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (1/7/2025).
Kontributor utama inflasi pada Semester I 2025 ini adalah komoditas emas perhiasan, yang terus mengalami inflasi sejak September 2023. Selain emas, komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah beras, ikan segar, dan tarif angkutan udara.
Ditinjau dari provinsinya, maka Papua Selatan mengalami inflasi y-on-y tertinggi, mencapai 3% dengan IHK sebesar 111,03. Sementara itu, provinsi dengan inflasi terendah ada di Sumatra Barat dengan inflasi y-on-y sebesar 0,45% dan IHK sebesar 107,22.
Untuk wilayah kabupaten/kota, inflasi tahunan tertinggi ditemukan di Luwuk, mencapai 4% dengan IHK sebesar 112,25. Sebaliknya, inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang, sebesar 0,07% dengan IHK 105,6.
Menurut Pudji, kenaikan inflasi ini masih berada dalam sasaran pemerintah.
“Jadi, sampai dengan bulan Juni ini, inflasi masih berada di rentang target sasaran pemerintah,” lanjut Pudji.
Untuk proyeksi akhir tahun, berbagai tantangan ekonomi yang saat ini terjadi bisa memengaruhi tingkat inflasi Indonesia, baik tantangan dari luar maupun dalam negeri.
“Krisis di Timur Tengah dan akselerasi pada target pertumbuhan ekonomi dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap dinamika harga di dalam negeri,” tuturnya.
Meski begitu, ia yakin pemerintah Indonesia akan terus mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Indonesia Alami Inflasi 1,6% pada Mei 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/07/01/2441/inflasi-y-on-y-pada-bulan-juni-2025-sebesar-1-87-persen--inflasi-provinsiy-on-y-tertinggi-terjadi-di-provinsi-papua-selatan-sebesar-3-00-persendan-inflasi-kabupaten-kota-y-on-y-tertinggi-terjadi-di-luwuk-sebesar-4-00-persen--.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor