Artificial Intelligence (AI) kini menjadi salah satu teknologi paling transformatif dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari dunia bisnis, pendidikan, hingga kesehatan, AI mampu meningkatkan efisiensi, mempercepat proses analisis data, dan memberikan prediksi yang lebih akurat.
Keterampilan AI tidak hanya penting bagi para profesional teknologi, tetapi juga semakin relevan di berbagai sektor pekerjaan lainnya, termasuk pemasaran, logistik, manufaktur, hingga pelayanan publik.
Negara dengan Keterampilan AI Tertinggi
Tingkat penetrasi keterampilan AI masih menunjukkan kesenjangan yang signifikan antar negara. Hal ini didorong oleh ekosistem pendidikan dan pelatihan yang kuat, dukungan kebijakan pemerintah, serta investasi besar dari sektor swasta.
Skor keterampilan AI ini merujuk pada tingkat penetrasi keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan buatan di kalangan tenaga kerja profesional suatu negara.
Skor ini tidak mengukur jumlah absolut orang yang memiliki keterampilan AI, melainkan menunjukkan seberapa besar proporsi tenaga kerja di negara tersebut yang menguasai keterampilan seperti machine learning, deep learning, pemrosesan bahasa alami (NLP), data science, dan lain-lain.
Data ini bersumber dari LinkedIn AI Index Report 2025 yang disusun oleh Stanford University, menggunakan analisis profil profesional di LinkedIn dalam rentang waktu 2015 hingga 2024.
Secara umum, semakin tinggi skor keterampilan AI suatu negara, semakin besar pula potensi negara tersebut dalam mengembangkan ekosistem AI yang matang, menarik investasi teknologi, serta mendorong inovasi.
Secara teknis, skor keterampilan AI menggunakan skala indeks relatif terhadap rata-rata global, di mana skor 1 dianggap sebagai rata-rata dunia. Jika sebuah negara memiliki skor lebih dari 1, artinya proporsi profesional dengan keterampilan AI di negara tersebut lebih tinggi dari rata-rata global.
Amerika Serikat menempati posisi pertama dengan skor penetrasi sebesar 2,63, menunjukkan dominasi kuat dalam penguasaan keterampilan AI. Hal ini sejalan dengan posisi AS sebagai pusat teknologi dunia, rumah bagi banyak perusahaan raksasa seperti Google, Microsoft, dan OpenAI yang menjadi penggerak utama inovasi AI global.
Di posisi kedua, India dengan skor 2,51 memperlihatkan kemajuan pesat dalam pengembangan keterampilan AI. India tidak hanya meningkatkan kuantitas tenaga kerja AI, tetapi juga kualitasnya.
Britania Raya (1,40) dan Jerman (1,32) berada di posisi selanjutnya, mencerminkan komitmen kuat negara-negara Eropa Barat dalam membangun kapasitas teknologi jangka panjang. Dengan dukungan dari universitas terkemuka dan kebijakan pemerintah yang progresif, kedua negara ini berhasil mencetak talenta AI yang kompetitif secara global.
Menyusul di belakangnya, Brasil (1,31) dan Kanada (1,30) menunjukkan bahwa kawasan Amerika juga sangat aktif dalam pengembangan keterampilan AI, dengan Kanada yang dikenal memiliki kebijakan imigrasi ramah talenta teknologi dan Brasil yang terus mengembangkan pusat inovasi di wilayah Amerika Selatan.
Prancis (1,23) dan Spanyol (1,10) melengkapi deretan negara Eropa yang fokus pada integrasi AI dalam sistem pendidikan dan industri.
Kemudian, Indonesia (1,04) muncul sebagai negara Asia Tenggara dengan penetrasi keterampilan AI tertinggi, menandakan bahwa Indonesia mulai membangun fondasi sumber daya manusia untuk mendukung ekosistem AI.
Pencapaian ini menjadi penting karena sebelumnya Indonesia juga masuk dalam daftar negara dengan pertumbuhan konsentrasi profesional AI yang tinggi.
Negara seperti Australia (0,95), Turki (0,94), dan Belanda (0,92) memperlihatkan angka yang cukup baik, walaupun masih di bawah rata-rata global untuk negara-negara maju. Hal ini bisa mencerminkan adanya tantangan dalam pemerataan akses keterampilan digital.
Di sisi lain, Italia (0,90) dan Israel (0,87) menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding negara lainnya, menandakan perlunya peningkatan dalam strategi nasional pengembangan talenta AI.
Perubahan Tenaga Kerja di Bidang AI
Data dari laporan yang sama menunjukkan lonjakan besar dalam konsentrasi tenaga kerja profesional di bidang AI di berbagai negara antara tahun 2016 hingga 2024.
India menempati posisi teratas dengan peningkatan sebesar 252%, mencerminkan pertumbuhan masif dalam ekosistem AI negara tersebut. Peningkatan ini tidak terlepas dari berbagai inisiatif pemerintah India dalam memajukan pendidikan digital, serta tingginya permintaan global terhadap tenaga kerja teknologi dari negara ini.
Di posisi kedua, Kosta Rika mengalami pertumbuhan sebesar 240%. Sebagai salah satu negara dengan visi kuat dalam pengembangan industri berbasis teknologi dan keberlanjutan, peningkatan ini mengindikasikan pergeseran orientasi tenaga kerja menuju sektor yang lebih berbasis data dan otomatisasi.
Hal yang sama juga terlihat di Portugal yang mencatatkan kenaikan 237%, menunjukkan bahwa negara-negara Eropa selatan pun mulai mengakselerasi transisi menuju ekonomi berbasis AI.
Pertumbuhan signifikan juga terlihat di Siprus (219%) dan Brasil (217%), menandakan bahwa AI tidak lagi menjadi dominasi negara-negara besar saja. Di Brasil, lonjakan ini mencerminkan tingginya minat terhadap transformasi digital di sektor publik dan swasta.
Sementara di Estonia (207%), kenaikan ini memperkuat reputasi negara tersebut sebagai pelopor dalam digitalisasi pemerintahan dan adopsi teknologi canggih secara luas.
Negara-negara seperti Turki (198%), Kroasia (194%), dan Denmark (192%) juga mengalami peningkatan yang mencolok. Peningkatan di negara-negara ini menunjukkan bahwa keterampilan AI mulai menjadi standar baru dalam kompetensi profesional, terutama di bidang teknologi dan bisnis.
Di Indonesia, peningkatan sebesar 191% menjadi sinyal positif bahwa negara berkembang pun mulai mengejar ketertinggalan dalam kompetensi digital, meskipun tantangan seperti akses pendidikan dan infrastruktur masih menjadi hambatan utama.
Islandia (173%), Uruguay (171%), dan Argentina (170%) melengkapi daftar negara dengan pertumbuhan yang tinggi, menandakan bahwa wilayah Nordik dan Amerika Latin secara aktif berinvestasi dalam talenta AI untuk memperkuat daya saing ekonomi digital mereka.
Terakhir, Uni Emirat Arab (168%) dan Kanada (166%) menunjukkan komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem teknologi masa depan melalui strategi nasional AI dan kolaborasi internasional.
Baca Juga: Peta Persaingan AI Global, Negara Mana yang Paling Siap Pimpin Masa Depan?
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor