Kualitas lingkungan hidup menjadi salah satu agenda yang diurgensikan berbagai negara di dunia, khususnya di tengah fenomena krisis iklim yang semakin dekat dan nyata dampaknya.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Indonesia sendiri dikatakan terus mengalami kenaikan selama beberapa tahun terakhir, termasuk pada 2023 dengan skor tertinggi.
Hal ini tertuang dalam hasil kegiatan refleksi kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023 yang dihadiri sebanyak 13 Pejabat Tinggi Madya KLHK untuk menyampaikan capaian kinerja unit kerja masing-masing di sepanjang tahun 2023 di Auditorium Dr. Soedjarwo, Jakarta (12/23).
Menurut data dari KLHK, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 0,12 poin menjadi 72,54 poin dari tahun sebelumnya. Angka ini artinya telah melebihi target yang dibuat untuk tahun 2023, yaitu 69,48 poin.
Selain itu, peningkatan IKLH Indonesia tahun 2023 juga dibarengi dengan peningkatan elemen-elemen yang menjadi indikator dari indeks.
"Kalau lihat datanya dan bukti-bukti pencapaiannya tadi disampaikan masing-masing eselon I, itu dalam konteks Indeks Kualitas Lingkungan Hidup relatif baik, dalam arti bisa dicapai sesuai target walaupun kita bilang IKLH itu ada beberapa elemen, ada elemen kualitas udara, air, tutupan lahan, dan air laut. Itu relatif baik kecuali kualitas air, yaitu monitoring di sungai-sungai, tingkat pencemaran dll, tetapi secara umum relatif sudah baik, ini akan terus kita jaga," ujar Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saat memaparkan Kinerja Refleksi Akhir Tahun 2023 KLHK, dikutip dari laman resmi KLHK RI.
Jika dilihat secara keseluruhan, sebagian besar indikator IKLH 2023 memang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022, kecuali pada satu indikator, yaitu Indeks Kualitas Air Laut.
“Indeks Kualitas Air (IKA) meningkat 0,71 poin, tetapi belum mencapai target nasional. Begitu juga Indeks kualitas lahan meningkat 1,07 poin tetapi belum mencapai target nasional. Sementara, indeks Kualitas Air Laut menurun 5,57 poin, tetapi mencapai target nasional,” jelas Sigit Reliantoro selaku Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), dalam kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, Siti Nurbaya juga mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk secara konsisten meningkatkan IKLH Indonesia.
Di antaranya, yaitu penambahan infrastruktur pemantauan kualitas lingkungan yang totalnya menjadi 203 stasiun pemantauan di 29 provinsi. Mengawasi serta mengevaluasi pengelolaan air limbah dan emisi dari industri melalui platform daring, termasuk uji emisi serta kampanye penggunaan sepeda dan transportasi ramah lingkungan. Hingga membangun instalasi pengolahan air limbah domestik, industri tahu, dan biodigester ternak di berbagai daerah.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya