Emisi CO2 dari Limbah Padat Indonesia Terus Naik

Emisi gas rumah kaca dari limbah padat mencapai 40 ribu Gg CO₂ pada 2024, terus meningkat dari tahun ke tahun.

Emisi CO2 dari Limbah Padat Indonesia Terus Naik Potret Limbah Padat | Pexels
Ukuran Fon:

Di tengah upaya global untuk menekan laju perubahan iklim, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah padat. Sampah yang tidak terkelola dengan baik biasa dibiarkan menumpuk di TPA hingga mencemari lingkungan sekitar dan menjadi sumber signifikan emisi karbon dioksida (CO₂) ke atmosfer. Proses pembusukan organik, pembakaran terbuka, hingga penggunaan sistem pengelolaan sampah yang belum ramah lingkungan ikut memperparah kontribusi sektor ini terhadap jejak karbon nasional.

Emisi dari limbah padat kerap luput dari sorotan karena tidak seketika terlihat seperti asap kendaraan atau cerobong industri, padahal dampaknya terus menumpuk secara perlahan tapi pasti.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyoroti adanya kenaikan emisi gas CO₂ dari limbah padat yang konsisten, setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Sampah yang termasuk limbah padat biasa berupa sampah rumah tangga dan sampah industri. Emisi gas rumah kaca kebanyakan dihasilkan dari pengelolaan limbah padat yang tidak benar.

Kenaikan emisi gas rumah kaca dari limbah padat di Indonesia | GoodStats
Kenaikan emisi gas rumah kaca dari limbah padat di Indonesia | GoodStats

Menurut data KLHK, pada 2000, emisi gas rumah kaca dari limbah padat di Indonesia mencapai 24.318 gigagram (Gg) CO₂. Adapun 1 Gg disini setara dengan 1.000.000 kilogram.

Dari tahun ke tahun, emisi yang dihasilkan limbah padat di Indonesia malah terus meningkat, pada 2025 nilainya menjadi 27.445 Gg CO₂, kemudian kembali naik menjadi 30.087 Gg CO₂ pada 2010. Pada 2015, emisi gas rumah kaca dari limbah padat RI naik menjadi 35.036 Gg CO₂. Terbaru pada 2024, nilainya naik menjadi 40.028 Gg CO₂.

Meski tinggi, limbah padat bukanlah penyumbang utama emisi gas rumah kaca di Indonesia. Dari 2000 hingga 2009, memang limbah padat menjadi penyumbang utama emisi CO₂ di Indonesia. Namun mulai 2010, dominasi kontribusi limbah cair industri semakin terasa. Pada 2010, limbah cair industri menghasilkan 30.989 Gg CO₂, lebih tinggi ketimbang emisi dari limbah padat. Lanjut pada 2023 lalu, emisi dari limbah industri cair mencapai 65.522,09 Gg CO₂, hampir dua kali lipat dari yang dihasilkan limbah padat.

Sementara itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas pembakaran juga cukup tinggi, dari 3.879,7 Gg CO₂ pada 2000 naik menjadi 5.510,65 Gg CO₂ pada 2023 lalu, mencerminkan kenaikan aktivitas pembakaran domestik yang turut memperburuk emisi CO₂ dalam negeri.

Data di atas mencerminkan pentingnya pengelolaan limbah padat yang tepat guna membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkannya. Banyak kiat yang dapat dilakukan, mulai dari mengurangi konsumsi untuk mengurangi sampah, terutama mengurangi pemakaian produk sekali pakai. Masyarakat juga bisa mulai memilah sampahnya, dari sampah organik dan anorganik, untuk mempermudah proses pengelolaan lebih lanjut. Lebih baik juga apabila masyarakat bisa mulai mengelola sampahnya secara mandiri. Sampah organik dapat dijadikan kompos atau bioenergi, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang.

Meski kecil, hal-hal sederhana yang mulai dibiasakan sejak dini dalam mengelola sampah dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Baca Juga: Batu Bara Masih Dominasi Bauran Energi Listrik Indonesia 2025-2034

Sumber:

https://signsmart.menlhk.go.id/v2.1/app/chart/emisi_waste_m

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Hasil Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia 2026, Indonesia Segrup dengan Irak dan Arab Saudi

Hasil drawing round 4 Indonesia, Irak, dan Arab Saudi tergabung di grup B putaran empat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Statistik Pemain Indonesia U-23 di Level Senior, 9 Nama Sudah Punya Caps

Sembilan nama pemain Indonesia U-23 pernah bermain di level senior.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook