Deretan Negara dengan Kasus Serangan Siber Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

Berdasarkan laporan Surfshark, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah serangan siber terbanyak mencapai lebih dari 2 miliar kasus sejak tahun 2004.

Deretan Negara dengan Kasus Serangan Siber Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia? Ilustrasi pembobolan data digital di dunia maya | Song_about_summer/Shutterstock

Dunia maya atau ruang siber dianggap sebagai dimensi terpenting setelah darat, laut, udara, dan ruang angkasa. Minat terhadap keamanan siber telah meningkat selama beberapa tahun terakhir untuk tujuan defensif dan ofensif, terlebih karena peningkatan jumlah serangan siber yang terjadi secara global.

Di antara tren keamanan siber untuk tahun 2030 yang disorot oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), kekhawatiran seputar penyalahgunaan kemampuan AI (artificial intelligence) dalam serangan di dunia maya meliputi malware, ransomware, rekayasa sosial (social engineering), dan propaganda.

Berdasarkan laporan Grand View Research, pasar keamanan siber global bernilai US$203 miliar di tahun 2022, dan diproyeksikan tumbuh sebesar 12,3% selama periode 2023-2030. Adapun, nilainya diprediksi mencapai US$500 miliar pada tahun 2030 mendatang.

Sedangkan, biaya rata-rata operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan secara global karena kasus pembobolan data mencapai US$4,35 juta pada tahun 2021 menurut laporan dari International Business Machines Corporation. Jumlah kasus serangan siber juga tercatat telah meningkat sebesar 13%.

Daftar 5 negara dengan jumlah kasus serangan siber terbanyak di dunia | Goodstats

Melansir laman perusahaan keamanan siber Surfshark, Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah kasus serangan siber terbanyak di dunia sejak tahun 2004. Negeri Paman Sam tersebut dilaporkan memiliki jumlah serangan siber mencapai lebih dari dua miliar kasus.

Sementara, Indonesia menempati urutan ke-13 dalam daftar dengan jumlah serangan mencapai 142 juta kasus sejak tahun 2004. Selain itu, akun yang mengalami kebocoran data pada kuartal II/2022 naik sebesar 2% (quarter to quarter/qtq) secara global menjadi 459 akun dibobol per menitnya, dibanding kuartal sebelumnya sebanyak 450 akun per menit.

Lantas, negara-negara mana saja yang masuk ke dalam daftar 5 negara dengan jumlah kasus serangan siber terbanyak di dunia selain AS? Berikut data selengkapnya.

1. Amerika Serikat

Ilustrasi bendera Amerika Serikat | Leonard Zukovsky/Shutterstock

Menurut data Surfshark, AS telah mengalami sebanyak 2,61 miliar kasus serangan siber sejak tahun 2004. Per kuartal I/2023, jumlah serangannya mencapai 5,03 juta kasus. Angka ini mengalami penurunan dari periode kuartal IV/2022, yang mana mencapai 6,7 juta kasus.

Melansir data National Cyber Security Index (NCSI), skor keamanan siber AS menempati peringkat ke-44 di dunia. Nilai keamanan siber negara tersebut sebesar 69,94 poin dari 100 per 7 April 2023. Sementara, tingkat pengembangan digitalnya mendapatkan skor 81,05 poin.

Meski menjadi negara dengan jumlah kasus serangan siber terbanyak, AS berhasil menjadi negara dengan pengembangan keamanan siber yang paling maju di dunia menurut laporan dari Belfer Center pada 2022.

Beberapa teknologi yang paling banyak digunakan dalam domain keamanan siber telah dikembangkan oleh perusahaan yang berbasis di AS. Di antaranya adalah Wireshark, Kali, distro Linux hingga Metasploit, platform pengujian dan pengembangan penetrasi untuk alat keamanan.

2. Rusia

Ilustrasi bendera Rusia | Pudiq/Shutterstock

Rusia berada di peringkat kedua setelah AS dalam daftar negara yang memiliki jumlah kasus serangan siber terbanyak. Melansir Surfshark, jumlah serangan siber yang terjadi di negara tersebut mencapai 2,27 miliar kasus sejak tahun 2004.

Adapun, Rusia memiliki jumlah serangan siber tertinggi di dunia per 100 penduduk. Secara statistik, proporsi kasus pembobolan data akun email di Rusia mencapai 14% dari total kasus global. Angka ini lebih tinggi 7,5 kali dari rata-rata global.

Sementara itu, skor keamanan siber Rusia menempati peringkat ke-29, bersama dengan Republik Dominika dan Singapura dengan perolehan 71,43 poin per 7 April 2023. Sedangkan, tingkat pengembangan digitalnya mendapatkan skor 65,12 poin.

3. China

Ilustrasi bendera China | TungCheung/Shutterstock

Mengutip laporan Surfshark, China menempati peringkat ketiga setelah Rusia dalam daftar negara dengan serangan siber terbanyak. Tercatat, jumlah serangan siber yang terjadi di negara tersebut mencapai 1,02 miliar kasus sejak tahun 2004 silam.

Sementara, skor keamanan siber China dalam ranking global berada di peringkat ke-69 dengan perolehan 51,95 poin per 7 April 2023. Adapun, tingkat pengembangan digitalnya mencapai 62,41 poin.

Menurut China Briefing, pasar keamanan siber China telah tumbuh sebesar 17% pada tahun 2021. Ini diperkirakan akan memiliki nilai hingga sebesar US$31,4 miliar menjelang akhir dekade ini dan tumbuh sebesar 12,4% secara tahunan (CAGR/ Compound Annual Growth Rate).

Salah satu segmen yang paling cepat berkembang di sektor siber di China adalah layanan keamanan jaringan, karena banyak perusahaan di negara tersebut menetapkan anggaran yang tinggi untuk sistem keamanan siber mereka. Beberapa pemain paling inovatif di negara itu dalam domain ini diantaranya, Antiy Labs, BUGBANK dan Bluedon.

4. Perancis

Ilustrasi bendera Perancis | Creative Photo Corner/Shutterstock

Mengutip laman Surfshark, Perancis menempati peringkat keempat setelah China dengan total serangan siber mencapai 508,1 juta sejak tahun 2004. Adapun, per kuartal I/2023, jumlah serangan siber yang terjadi di negara itu mencapai 3,1 juta kasus. Angka ini mengalami lonjakan kenaikan dari periode sebelumnya pada kuartal II/2022 yang hanya sebanyak 841 ribu kasus.

Sementara, skor indeks keamanan siber Perancis menempati peringkat ke-14 secara global dengan perolehan 84,42 poin. Kemudian, tingkat pengembangan digitalnya mendapatkan skor 77,29 poin per 7 April 2023.

Prancis dilaporkan telah melakukan investasi signifikan dalam penelitian dan pengembangan keamanan siber, dengan fokus pada bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, kriptografi, dan teknologi komunikasi.

5. Jerman

Ilustrasi bendera Jerman | Golub Oleksii/Shutterstock

Jerman menduduki peringkat kelima setelah perancis dalam daftar negara yang memiliki jumlah serangan siber terbanyak sejak tahun 2004. Menurut laporan Surfshark, total serangan siber yang terjadi di Jerman mencapai 476,2 juta kasus.

Meski begitu, Jerman tercatat sebagai negara dengan skor keamanan siber tertinggi di dunia. Jerman menduduki peringkat keenam dalah daftar setelah Republik Ceko dengan perolehan 90,91 poin per 7 April 2023. Sementara, tingkat pengembangan digital Jerman mendapatkan skor 80,01 poin.

Jerman juga dilaporkan sebagai rumah bagi sejumlah perusahaan keamanan siber ternama, seperti Siemens Cybersecurity dan G DATA CyberDefense. Perusahaan-perusahaan ini menyediakan berbagai layanan keamanan siber, termasuk deteksi dan respons ancaman, perlindungan data, hingga manajemen risiko.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

AI dan Masa Depan Dunia Kerja: Meningkatkan Efisiensi atau Menggantikan Pekerja?

AI dalam dunia kerja dinilai memiliki dampak signifikan. Apakah AI dapat meningkatkan produktivitas atau malah “menyingkirkan” pekerja?

Buku Sastra Sering Dipinjam di Perpustakaan Umum, Apakah Koleksinya Memadai?

Laporan Perpusnas 2023 menunjukkan adanya perbedaan porsi koleksi buku di perpustakaan umum dengan minat peminjam, terutama pada kategori Sastra dan Komputer.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook