Hasil survei Global Talent Shortage 2025 yang dikeluarkan Manpower Group memperlihatkan, industri healthcare & life sciences mengalami penurunan tenaga kerja terampil hingga 77%. Posisinya teratas, disusul oleh industri energi & utilitas serta teknologi informasi.
Menurut International Labour Organization, tenaga kerja terampil adalah sumber daya manusia yang memegang kendali manajerial atau pimpinan, profesional atau teknisi maupun associate professional.
Jabatan-jabatan ini biasanya ditandai dengan pengalaman menempuh pendidikan tinggi, memiliki pengetahuan dan kemampuan menyelesaikan tugas dengan baik, kemampuan cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi, serta kreatif dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Meskipun kehidupan semakin erat dengan dunia digital, tenaga kerja terampil di bidang ini justru masih belum memenuhi kebutuhan. Meski begitu, secara keseluruhan, penurunan tenaga kerja terampil sedikit melambat dibandingkan tahun 2024.
Tahun lalu, penurunan tenaga kerja terampil mencapai 75%, kini berada di angka 74%. Catatan tertinggi terjadi pada 2023, yaitu mencapai 77%.
Angka tersebut terus merangkak naik sejak 2014 dan mulai meningkat drastis pada 2019. Sebelumnya, penurunan tenaga kerja terampil pada 2018 baru menyentuh angka 45%. Angkanya naik drastis pada 2019 menjadi 54%. Penurunan baru terjadi pada 2024, dengan perbedaan yang sangat tipis.
Jerman Catat Penurunan Tertinggi
Masih dalam survei yang sama, terlihat Jerman memimpin statistik sebagai negara dengan kelangkaan tenaga kerja terampil paling tinggi. Untuk wilayah Asia Tenggara, Singapura alami penurunan tertinggi hingga 83%.
Survei Populix pada Agustus 2024 lalu juga memperlihatkan fenomena serupa di Indonesia. Para pemberi kerja mengaku kesulitan mendapatkan tenaga kerja sesuai kualifikasinya. Kesulitan ini paling besar dirasakan untuk bidang industri teknologi dan digital.
Meninjau Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
Berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2024 yang dikeluarkan oleh Institute for Management Development (IMD), Indonesia mengalami peningkatan kualitas SDM dalam satu tahun terakhir.
Pada 2024, Indonesia berada di peringkat 27 dari 67 negara. Indonesia bahkan lebih unggul daripada Inggris (28), Prancis (31), Selandia Baru (32), Malaysia (34), dan Jepang (38).
Meskipun demikian, perihal kebutuhan tenaga kerja terampil di lapangan masih menemui persoalan.
Kementerian Ketenagakerjaan dalam Rencana Tenaga Kerja Nasional 2025-2029 menyampaikan bahwa kompetensi tenaga kerja Indonesia belum optimal.
Laporan tersebut juga memperlihatkan tren pemenuhan tenaga kerja hanya pada jabatan menengah hingga rendah. Hal ini menunjukkan ada ketidaksiapan perencanaan pembangunan. Jabatan menengah hingga rendah ini juga lebih banyak diisi oleh tenaga kerja lulusan SMA ke bawah.
Sementara itu, untuk tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi, cenderung menempati seluruh tingkat jabatan, dari tinggi hingga rendah. Akan tetapi, laporan tersebut menyebut ini sebagai fenomena yang memprihatinkan, sebab lulusan pendidikan tinggi pun belum terserap optimal di jabatan tinggi sesuai bidang pendidikannya.
Pada 2023, ada 1% lulusan pendidikan tinggi di jabatan rendah, 4,7% lulusan pendidikan tinggi di jabatan menengah, dan 7% lulusan pendidikan tinggi di jabatan tinggi.
Baca Juga: Kenali Sudut Pandang Pemberi Kerja dan Pencari Kerja, Ada yang Selaras?
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor