Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 149,38 juta penduduk Indonesia yang termasuk dalam angkatan kerja. Generasi Y masih memimpin jumlah angkatan kerja. Bersamaan dengan itu, memasuki usia 20-an, Generasi Z mulai mengisi ruang di dunia kerja.
Meski begitu, tidak semua angkatan kerja tersebut telah memperoleh pekerjaan. Terbukti, tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Per Maret 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 4,82%. Jumlah penduduk bekerja adalah sebesar 142,18 juta.
Teknologi berkontribusi dalam pergeseran tren pekerjaan, termasuk di Indonesia. Berdasarkan catatan Kementerian Ketenagakerjaan, empat dari lima pekerjaan paling diminati sangat berkaitan dengan digitalisasi.
Lima pekerjaan yang paling diminati akhir-akhir ini adalah pengembang perangkat lunak, AI Engineer atau AI specialist, analis data, ahli keamanan siber, dan pembuat konten media digital.
Di bawahnya, ada profesi perawat, manajer medis, manajer keuangan, pengembang situs, dan analis manajemen bisnis.
Pertimbangan Para Pencari Kerja dalam Mencari Pekerjaan
Survei Populix menunjukkan, 75% responden menjadikan gaji sebagai komponen paling penting dalam mencari pekerjaan.
Menurut para pencari kerja, pemberi kerja wajib memberikan sejumlah benefit, di antaranya gaji pokok, BPJS Ketenagakerjaan, THR, BPJS Kesehatan, upah lembur, bonus kinerja, dan cuti tahunan.
Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa para pemberi kerja wajib memberikan uang makan, asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, pendidikan atau pelatihan, tunjangan tempat tinggal, serta cuti melahirkan.
Sudah Siapkah Para Pencari Kerja Ini Terjun ke Dunia Kerja?
Dalam survei yang sama, sejumlah responden mengaku belum yakin atas kemampuan dan kualifikasi dirinya. Dengan ambisi dan standar yang ditentukan para pencari kerja, masih ada keraguan yang menyertai ketika mempersiapkan diri untuk melamar kerja.
Minimnya pengalaman kerja, merasa masih pemula, dan tingkat pendidikan yang kurang tinggi menjadi tiga alasan teratas belum terbentuknya kepercayaan diri tersebut.
Kriteria Seperti Apa yang Dibutuhkan Para Pemberi Kerja?
Tak hanya tantangan dalam mencari pekerjaan, paradoks sulitnya menemukan karyawan yang sesuai juga muncul di pasar kerja Indonesia. Tidak adanya titik temu ini di antara apa yang diinginkan pemberi kerja dengan apa yang dimiliki pencari kerja ini berkontribusi pada tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Sebanyak 56,3% perusahaan Indonesia mengaku kesulitan mencari tenaga kerja dengan kemampuan digital. Zaman sangat menentukan kebutuhan tenaga kerja di pasar kerja, dan saat ini, pekerja yang melek teknologi paling banyak dicari.
Sejumlah kemampuan yang banyak dicari oleh pemberi kerja, justru belum banyak dimiliki oleh pencari kerja. Kemampuan yang dimaksud adalah multitasking, kemampuan penjualan, kepemimpinan, presentasi dan public speaking, keterampilan software database, dan keterampilan software desain grafis.
Sementara itu, kemampuan pencari kerja yang kurang dibutuhkan pemberi kerja adalah adaptasi, keterampilan Microsoft Office, analisis, dan administrasi umum.
Melihat adanya perbedaan antara kemampuan yang dibutuhkan pemberi kerja dengan yang dimiliki pencari kerja, hendaknya setiap calon pekerja mempersiapkan kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang hendak dilamarnya. Dengan demikian, keselarasan antara pencari kerja dan pemberi kerja dapat terwujud.
Baca Juga: Pekerjaan dengan Tingkat Depresi Tertinggi, Ada Pekerjaanmu?
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor