Daftar Negara dengan Indeks Pasar Ritel Terbesar, Indonesia Peringkat Berapa?

Potensi pasar ritel di Indonesia semakin menjanjikan, RI tempati peringkat ke-4 berdasarkan indeks pasar ritel terbesar dengan nilai total 53,0.

Daftar Negara dengan Indeks Pasar Ritel Terbesar, Indonesia Peringkat Berapa? Ilustrasi aktivitas berbelanja di supermarket | Tom Werner/Getty Images

Perusahaan konsultan global Kearney melaporkan daftar negara berkembang yang memiliki indeks pasar ritel terbesar di dunia pada tahun 2021 melalui laman resminya. Di antaranya ialah, China, India, Indonesia, Mesir, Malaysia, hingga Vietnam.

Berdasarkan risiko dan Indeks Pengembangan Ritel Global (Global Retail Development Index/GRDI), Kearney telah menyoroti sejumlah 35 negara yang memiliki pertumbuhan pasar ritel sejak tahun 2002. Sejak awal perhitungan GRDI, perkembangan negara-negara yang berada di dalam peringkat indeks secara signifikan telah melesat.

Perhitungan GRDI didasarkan pada empat variabel utama, yakni risiko (country risk), daya tarik pasar (market attractiveness), kejenuhan pemasaran (market saturation), serta tekanan (time pressure). Adapun, skala yang dipakai yaitu mulai dari nol hingga seratus, yang berarti semakin tinggi peringkatnya maka bisnis ritelnya semakin menjanjikan.

10 negara dengan total GRDI terbesar menurut Kearney | Goodstats

China berada di posisi puncak dengan total indeks GRDI mencapai 72,8. Dengan jumlah populasi mencapai 1.402 juta jiwa, China berhasil mencetak angka penjualan ritel nasional mencapai 4.072 miliar dolar AS atau senilai Rp60 ribu triliun.

Diikuti oleh India yang menempati peringkat kedua dengan total GRDI sebesar 64,4 dan Malaysia di peringkat ketiga dengan total GRDI 54,1. Kedua negara tersebut berhasil mempertahankan peringkat masing-masing sejak pra-pandemi Covid-19 pada 2019 silam.

Sementara itu, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-empat dengan angka penjualan ritel nasional yang mencapai 407 miliar dolar AS atau setara dengan Rp6.044 triuliun dan total nilai GRDI sebesar 53,0. Angka ini cukup membanggakan mengingat meski masih dalam kondisi pandemi, Indonesia berhasil naik satu peringkat jika dibandingkan dengan total GRDI tahun 2019.

Kearney mencatat, pasar ritel di Afrika pada tahun 2021 telah berkembang sangat pesat. Hal ini banyak dipengaruhi oleh digitalisasi serta perekonomian masyarakat yang semakin makmur. Wilayah Afrika bahkan digadang-gadang menjadi hotspot ritel besar berikutnya.

Disebut, pemerintah di wilayah Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika mulai beralih ke sektor ritel dari sebelumnya hanya bergantung pada bahan bakar fosil. Hal tersebut dilakukan guna mendiversifikasi perekonomian negara sehingga bisa menjauh dari ketergantungan minyak.

Adapun, Sub-Sahara Afrika (SSA) diperkirakan bakal menikmati tingkat pertumbuhan pendapatan yang dapat dibelanjakan tertinggi di dunia, sekitar 9 persen CAGR (Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk/Compound Annual Growth Rate). Sektor ini diprediksi tumbuh pesat di wilayah Ethiopia, Ghana, Pantai Gading, Rwanda, Senegal, Kenya, hingga Maroko.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Artikel Sebelumnya 5 Merek Laptop Pilihan Masyarakat Indonesia Tahun 2022
Artikel Selanjutnya 10 Partai Politik Terpopuler di Media Sosial
Konten Terkait

Jobstreet, Situs Lowongan Kerja yang Paling Banyak Digunakan Masyarakat 2023

Dari banyaknya situs lowongan kerja di Indonesia, rupanya JobStreet menjadi situs yang paling banyak digunakan oleh para pencari kerja pada 2023

8 Tempat Wisata Paling Populer di Jakarta, Wajib Dikunjungi!

Tak hanya menjadi pusat perekonomian, Kota Jakarta juga menawarkan beragam tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi

Melihat Ragam Preferensi Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2022

Menurut data BPS, sektor pariwisata di tahun 2022 terlihat berangsur-angsur pulih dari pandemi Covid-19. Lalu, bagaimana preferensi dan pengeluaran wisman 2022?

5 Stadion Terbesar di Kawasan Asia Tenggara, 2 Dari Indonesia

Jakarta International Stadium (JIS) dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) masuk ke dalam daftar 5 stadion terbesar di kawasan Asia Tenggara

Mengenal Proyek Tower BTS 4G yang Membuat Kerugian Negara hingga Rp8,2 Triliun

Proyek pengerjaan tower BTS menuai dugaan korupsi karena pengerjaannya yang lambat dan memakan banyak anggaran

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook