Secara umum, bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan karena faktor alam. Bencana alam dapat terjadi di berbagai daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Sebagai wilayah yang dekat dengan bentang alam, wilayah pedesaan memiliki risiko atau kerentanan yang lebih tinggi terhadap kejadian bencana alam. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sebanyak 39,1% desa di seluruh Indonesia mengalami bencana alam. Data ini mewakili seluruh bencana alam yang terjadi sepanjang 2024 sampai Mei 2025.
Baca Juga: Riwayat Status Bencana Nasional yang Pernah Berlaku di Indonesia
Bencana Banjir Paling Banyak Terjadi
Sepanjang 2024 hingga Mei 2025, BPS menemukan bahwa bencana alam banjir jadi yang paling banyak terjadi di pedesaan, dengan 18,3% desa mengalami banjir setidaknya sekali dalam periode tersebut. Salah satu penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi.
Indonesia sendiri memiliki curah hujan yang cukup tinggi dibanding negara-negara lain di dunia. Menurut WorldAtlas, Indonesia berada pada posisi kesepuluh sebagai negara dengan curah hujan tertinggi dengan rata-rata tahunan sebesar 2.702 mm. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tingginya risiko banjir di Indonesia. Selain faktor alam, banjir terkadang juga terjadi karena aktivitas manusia seperti penebangan liar, dan lainnya.
Kemudian, sebanyak 13,64% desa pernah mengalami gempa bumi. Hal ini berhubungan erat dengan letak geografis Indonesia yang berada di cincin api pasifik sehingga menjadi rumah bagi banyak gunung berapi aktif. Selain itu, Indonesia juga terletak di antara tiga lempeng besar yang memengaruhi tingginya frekuensi gempa bumi.
Jawa Barat jadi provinsi dengan jumlah desa terbanyak yang alami gempa bumi, mencapai total 1.870 desa. Setelahnya terdapat Aceh (1.665 desa), dan Sumatra Utara (1.221 desa).
Di sisi lain, tanah longsor juga menjadi ancaman bagi 8,03% desa di Indonesia. Bencana ini banyak terjadi di Jawa Barat dengan total desa terdampak sebanyak 1.383 desa, diikuti Jawa Tengah sebanyak 1.068 desa, dan Nusa Tenggara Timur dengan 539 desa.
Adapun, bencana angin puyuh juga menimpa sebanyak 4,64% desa di Indonesia. Angin puyuh dapat terjadi karena kondisi tata ruang pedesaan yang cenderung luas dan minim bangunan tinggi. Di tengah hamparan lahan yang luas, terbentuk kombinasi udara panas dan lembap yang pada akhirnya memicu terciptanya pusaran angin dengan kecepatan tinggi.
Bencana ini paling banyak terjadi di Jawa Tengah dengan total desa terdampak sebanyak 622 desa, Jawa Timur sebanyak 602 desa, dan Jawa Barat dengan 495 desa.
Baca Juga: Anggaran MBG Lebih Besar dari Kebencanaan di RAPBN 2026, Pantaskah?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/11/df409d461277ba686888b7f6/statistik-potensi-desa-indonesia-2025.html
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor