Tembaga merupakan salah satu hasil bumi kebanggaan Indonesia. Pada 2025 mendatang, harga tembaga diprediksi akan mengalami peningkatan lebih dari 75% seiring dengan naiknya permintaan. Hal ini tentunya harus dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia sebagai salah satu daerah penghasil tembaga terbesar di dunia. Kenaikan harga tembaga diharapkan dapat membuka peluang lebar bagi investor ke tanah air.
Menurut United States Geological Survey (USGS), produksi tembaga global mengalami kenaikan 0,45% secara tahunan pada tahun 2023, menjadi sebesar 22 juta metrik ton.
Daerah Penghasil Tembaga Terbesar di Dunia
Negara penghasil tembaga tertinggi dipegang oleh Chili, yang memproduksi sebanyak 5 juta metrik ton tembaga di 2023. Meski turun dari tahun 2022 yang sebesar 5,33 juta metrik ton, Chili masih mendominasi pasar produsen tembaga global.
Peru berada di urutan kedua daerah penghasil tembaga tertinggi, dengan volume produksi sebesar 2,6 juta metrik ton di 2023. Di posisi ketiga adalah Kongo dengan 2,5 juta metrik ton tembaga. China dan Amerika Serikat mengambil peringkat keempat dan kelima dengan volume produksi masing-masing 1,7 juta dan 1,1 juta metrik ton.
Sementara itu, Indonesia berada di urutan ketujuh daerah penghasil tembaga terbesar di dunia, volume produksinya mencapai 840 ribu metrik ton. Adapun jumlah produksinya turun dari tahun 2022 yang sebesar 941 ribu metrik ton.
Lebih lanjut, USGS mencatat kapasitas pemurnian tembaga di Indonesia mencapai 200 ribu metrik ton, sedangkan cadangan tembaganya berada di angka 24 juta metrik ton.
Tambang Tembaga Terbesar di Indonesia
Di Indonesia, produksi tembaga menjadi salah satu investasi yang menjanjikan. Papua menjadi daerah penghasil tembaga terbesar, turut menjadi rumah bagi sederet perusahaan tambang tembaga dengan kapasitas produksi masif dan cadangan raksasa.
Global Data menyebutkan bahwa terdapat 696 tambang tembaga di seluruh dunia, 127 di antaranya berada di Indonesia. Bahkan, menurut Mining Technology, perusahaan tambang Grasberg Block Cave Mine di Indonesia merupakan tambang tembaga terbesar keenam di dunia.
Grasberg Block Cave MIne merupakan tambang tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terletak di Papua. Per tahun 2022, tambang ini diproyeksi memproduksi 395,91 ribu metrik ton tembaga. Rencananya, tambang ini akan beroperasi hingga 2041.
Saat ini, PT Merdeka Copper Gold, Tbk (MDKA) melalui anak usaha PT Bumi Suksesindo (BSI) rencananya akan membuka proyek tambang tembaga bawah tanah kelas dunia di Banyuwangi. Proyek ini digadang-gadang bakal jadi tambang tembaga terbesar ketiga di Indonesia.
General Manager Communications MDKA Tom Malik menjelaskan bahwa proyek ini sudah direncanakan sejak 2018 lalu.
"Hampir US$200 juta investasi itu untuk definisi sumber daya dan studi lain-lain ini masih berjalan dengan feasibility study," ungkapnya, mengutip CNBC Indonesia.
Proyek yang diberi nama Tembaga Tujuh Bukit ini disebut-sebut akan beroperasi dalam 2-3 tahun ke depan. MDKA mencatat terdapat kandungan 8,2 juta metrik ton tembaga di lokasi tersebut.
Baca Juga: 7 Negara dengan Cadangan Tembaga Berlimpah, Ada Indonesia
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor
