Mengapa Orang Indonesia Begitu Dermawan?

Indonesia tercatat sebagai populasi masyarakat dermawan tertinggi kedua di dunia. Lantas, bagaimana budaya membentuk masyarakat kita menjadi gemar berdonasi?

Mengapa Orang Indonesia Begitu Dermawan? Faktor budaya berpengaruh dalam membentuk tingkat kedermawanan masyarakat di dunia (Jon Tyson/Unsplash)

Laporan World Giving Index (WGI) terbaru yang dirilis lembaga Charities Aid Foundation (CAF) di tahun 2023 mengungkap peringkat negara dengan masyarakat paling gemar berdonasi di dunia.

Riset yang dilakukan sejak tahun 2022 di 142 negara ini menunjukkan fakta bahwa Myanmar menjadi negara paling dermawan dengan 83% populasi penduduknya gemar berdonasi amal satu kali dalam sebulan.

Tingginya tingkat donasi di Myanmar dan negara-negara Asia lainnya dikaitkan dengan pengaruh ajaran Buddha Theravada, khususnya tradisi Sangha Dana.

Umat Buddha percaya bahwa perbuatan di kehidupan ini akan memengaruhi kehidupan selanjutnya menjadi lebih baik.

Persentase negara dengan populasi masyarakat gemar berdonasi di dunia (Charities Aid Foundation 2023/GoodStats)

Berada tepat di bawah Myanmar, Indonesia ternyata juga tercatat sebagai populasi masyarakat dengan tingkat kedermawanan tertinggi sebesar 82%.

Selisih yang sangat tipis ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia termasuk ke dalam kategori masyarakat yang gemar berdonasi secara sukarela.

"CAF World Giving Index memberi kita alasan untuk optimisme penuh harapan di saat ketidakstabilan besar terjadi. Kemurahan hati adalah bawaan dari perilaku manusia dan mengikat kita semua sebagai komunitas global," ucap Neil Heslop OBE, Kepala Eksekutif Charities Aid Foundation, dikutip oleh CNN Indonesia.

Mengapa Orang Indonesia Menjadi Dermawan?

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, di mana ajaran Islam sangat menekankan pentingnya zakat, sedekah, dan infaq.

Berbagi dengan sesama merupakan salah satu pilar utama dalam Islam dan dianggap sebagai perbuatan mulia yang akan dibalas pahala oleh Allah SWT.

Selain Islam, agama lain di Indonesia seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu juga memiliki ajaran yang mendorong umatnya untuk saling membantu dan berbagi. Nilai-nilai ini tertanam kuat dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

Di samping ajaran agama, semangat gotong royong merupakan salah satu ciri khas budaya Indonesia. Masyarakat Indonesia terbiasa saling membantu dan bekerja sama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam membantu mereka yang membutuhkan.

Budaya ini tertanam sejak lama dan diwariskan turun-temurun. Gotong royong sering terlihat dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah, membersihkan lingkungan, dan membantu korban bencana alam.

Dengan budaya gotong royong yang diwariskan turun-temurun, masyarakat Indonesia memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama. Mereka mudah tersentuh oleh penderitaan orang lain dan tergerak untuk membantu.

Hal ini terlihat dari banyaknya kegiatan sosial dan penggalangan dana yang dilakukan oleh masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. Berbagai komunitas dan organisasi sosial juga aktif membantu mereka yang membutuhkan.

Selain itu, kebiasaan berbagi ditanamkan sejak dini kepada anak-anak di Indonesia. Orang tua dan guru mengajarkan anak-anak untuk berbagi makanan, mainan, dan rejeki dengan teman dan orang lain yang membutuhkan.

Kebiasaan ini membentuk karakter anak-anak untuk menjadi pribadi yang dermawan dan peduli terhadap sesama.

Indonesia juga banyak membangun lembaga filantropi, seperti lembaga zakat, yayasan sosial, dan organisasi kemanusiaan, memainkan peran penting dalam mendorong kedermawanan masyarakat.

Lembaga-lembaga ini membantu menyalurkan donasi dari masyarakat kepada mereka yang membutuhkan secara efektif dan transparan.

Tidak hanya itu, perkembangan teknologi di era digital memudahkan masyarakat untuk berdonasi. Kini, banyak platform online yang menyediakan layanan donasi dengan mudah dan aman.

Masyarakat dapat berdonasi secara lebih mudah melalui transfer bank, aplikasi dompet digital, maupun platform crowdfunding.

Penulis: Christian Noven Harjadi
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Negara Paling Bahaya Untuk Jurnalis, Ada Indonesia?

Jurnalis tercatat sebagai salah satu profesi paling berbahaya di dunia. Bagaimana insiden yang dihadapi para jurnalis dunia?

Inflasi hingga Kejahatan, Ini Deretan Hal yang Paling Dikhawatirkan Masyarakat Dunia

Inflasi menjadi masalah utama yang dikhawatirkan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook