Bencana Banjir Indonesia 10 Tahun Terakhir, Terparah di 2021

Fenomena banjir yang terus berulang ini menunjukkan permasalahan yang bukan hanya terletak pada faktor alam, tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Bencana Banjir Indonesia 10 Tahun Terakhir, Terparah di 2021 Ilustrasi Banjir di Indonesia | iStock

Banjir menjadi permasalahan yang semakin sering terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hampir setiap musim hujan, berbagai daerah di Tanah Air dilanda genangan air dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Intensitas banjir di Indonesia tidak selalu sama setiap tahunnya. Ada tahun-tahun di mana banjir terjadi dalam skala yang lebih kecil, tetapi ada juga periode ketika banjir besar melumpuhkan berbagai wilayah.

Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim, buruknya sistem drainase perkotaan, hingga degradasi lingkungan akibat deforestasi dan alih fungsi lahan. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut membuat beberapa daerah semakin rentan terhadap banjir, terutama ketika infrastruktur yang ada tidak mampu mengantisipasi tingginya volume air.

2021 menjadi tahun dengan kejadian banjir terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 1.794 kejadian | GoodStats

Data dari BNPB menunjukkan bahwa jumlah kejadian banjir di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2015, tercatat 525 kejadian banjir, dan angka ini terus meningkat dalam beberapa tahun berikutnya.

Lonjakan terbesar terlihat pada tahun 2021, ketika jumlah kejadian banjir mencapai 1.794, yang merupakan angka tertinggi dalam satu dekade terakhir. Setelah itu, meskipun angka kejadian cenderung menurun, jumlahnya masih cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah banjir dalam kurun waktu 2015-2021 dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan ekstrem, urbanisasi yang tidak terkontrol, serta degradasi lingkungan akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.

Tahun 2021 menjadi puncak kejadian banjir, yang kemungkinan besar dipicu oleh fenomena La Niña yang meningkatkan intensitas hujan di berbagai wilayah Indonesia.

Setelah 2021, jumlah kejadian banjir mulai menurun, dengan 1.531 pada 2022, dan 1.255 kejadian pada 2023. Sementara pada 2024, hingga saat ini, jumlah kejadian banjir tercatat 814, menunjukkan tren penurunan lebih lanjut.

Penurunan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbaikan sistem drainase di beberapa daerah, upaya mitigasi yang lebih baik, atau perubahan pola curah hujan.

Tahun 2021 juga menjadi tahun dengan jumlah korban meninggal akibat banjir tertinggi | GoodStats

Data dari BNPB mengenai jumlah korban banjir dalam 10 tahun terakhir menunjukkan variasi yang signifikan dalam jumlah korban meninggal, hilang, dan terluka setiap tahunnya.

Pada tahun 2015, jumlah korban meninggal tercatat 38 orang, sedangkan korban hilang dan terluka masing-masing sebanyak 10 dan 38 orang. Namun, angka ini meningkat dalam beberapa tahun berikutnya, dengan lonjakan tertinggi pada tahun 2021, di mana terdapat 337 korban meninggal, 67 orang hilang, dan lebih dari 2.000 orang terluka.

Peningkatan jumlah korban ini sejalan dengan tren naiknya jumlah kejadian banjir dalam kurun waktu tersebut. Misalnya, pada tahun 2020 dan 2021, jumlah kejadian banjir tinggi, yang juga berimbas pada meningkatnya jumlah korban jiwa.

Tahun 2019 juga mencatat angka korban hilang tertinggi, yaitu 104 orang, yang kemungkinan besar disebabkan oleh banjir besar di beberapa daerah rawan. Sementara itu, jumlah korban terluka bervariasi dari tahun ke tahun, dengan lonjakan signifikan pada 2023 yang mencatat 4.788 korban terluka, angka tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Menariknya, meskipun jumlah kejadian banjir menurun pada 2023 dan 2024, dampak yang ditimbulkan masih cukup besar, terutama dalam jumlah korban meninggal dan hilang.

Tahun 2024, misalnya, telah mencatat 191 korban meninggal dan 465 korban luka meskipun jumlah banjir lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa selain faktor jumlah kejadian, faktor lain seperti intensitas hujan, kualitas infrastruktur, dan kesiapan mitigasi juga berperan dalam menentukan dampak dari sebuah bencana banjir.

Oleh karena itu, peningkatan sistem peringatan dini, perbaikan tata kota, dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi risiko banjir menjadi langkah krusial dalam mengurangi korban di masa mendatang.

Baca Juga: Hadapi Daerah Jabodetabek yang Masih Berpotensi Banjir, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Jumlah dan Rincian Mutasi Polri Terbaru Maret 2025

Sebanyak 1.225 personel perwira polri mengalami mutasi yang telah tercantum pada surat telegram (ST) pada 12 Maret 2025.

Survei GoodStats: Bagaimana Rencana Mudik Publik Indonesia pada Ramadan 2025?

Tradisi mudik menjadi cerminan dinamika sosial yang unik di Indonesia, di mana kebersamaan dan silaturahmi tetap dapat terjalin meski dengan cara yang berbeda.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook