Batu Bara, Sumber Energi Listrik Paling Berbahaya Bagi Lingkungan

Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang sangat penting dalam produksi tenaga listrik. Sayangnya, sumber energi ini juga sangat berbahaya bagi lingkungan.

Batu Bara, Sumber Energi Listrik Paling Berbahaya Bagi Lingkungan Ilustrasi batu bara | New Africa/Shutterstock

Batu bara merupakan sumber daya alam yang melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Batu bara menjadi sumber energi utama dalam produksi listrik menggunakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Energi sangat penting bagi kemajuan manusia selama beberapa abad terakhir. Meskipun energi memberikan manfaat yang besar, namun produksi energi juga dapat merugikan. Produksi energi dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Berkaitan dengan ini, Our World in Data melalui artikelnya mengkaji beberapa sumber energi listrik berdasarkan perkiraan tingkat kematian akibat kecelakaan dan polusi udara dengan perhitungan per terawatt-jam (TWh).

Tingkat kematian berdasarkan sumber energi listrik per TWh | Goodstats

Hasilnya, bahan bakar fosil dan biomassa membunuh lebih banyak orang daripada nuklir dan energi terbarukan. Batu bara dinilai menjadi sumber energi yang paling kotor. Berdasarkan laporan, lignit atau batu bara cokelat mencatatkan jumlah kematian terbanyak mencapai 32,72 per TWh. Disusul oleh batu bara dengan kematian sebanyak 24,62 per TWh.

Selanjutnya, diikuti oleh sumber energi minyak dengan tingkat kematian 18,43 per TWh. Kemudian, ada juga biomassa dan gas dengan tingkat kematian masing-masing sebesar 4,63 per TWh dan 2,82 per TWh, Sedangkan, nuklir dan solar mencatatkan tingkat kematian terendah dengan jumlah masing-masing sebesar 0,03 per TWh dan 0,02 per TWh.

Bahkan, pembangkit listrik tenaga batu bara, minyak, dan gas alam juga menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar. Batu bara tercatat menghasilkan gas rumah kaca 273 kali lebih banyak dibandingkan nuklir, dengan jumlah 820 ton CO2 per gigawatt-jam (GWh).

Adapun, perhitungan sumber daya energi tersebut didasarkan dalam tiga faktor, yakni polusi udara, kecelakaan (dalam proses penambangan dan ekstraksi bahan bakar), dan emisi gas rumah kaca. Mengutip Our World in Data, jutaan orang di dunia meninggal tiap tahunnya akibat polusi udara. Bahan bakar fosil dan pembakaran biomassa berupa kayu dan arang menjadi faktor penyebab sebagian besar kematian tersebut.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Indonesia Masuk Jajaran Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia 2023

Timah merupakan komoditas pertambangan yang memiliki banyak kegunaan. Lantas, negara mana saja yang menjadi produsen timah terbesar di dunia?

Peningkatan Tren Penggunaan Baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) dalam Kendaraan Listrik

Berdasarkan laporan terbaru dari International Energy Agency yang dirilis dalam Global EV Outlook 2023, tren penggunaan baterai LFP telah meningkat signifikan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X