Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Indonesia terus turun. Tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2025 adalah sebesar 8,47%, turun 0,1% terhadap September 2024. Selain itu, jumlah penduduk miskin juga turun menjadi 23,85 juta orang, berkurang 0,21 juta dibanding September 2024.
BPS mengukur kemiskinan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar atau cost of basic needs (CBN). Jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini dinyatakan dalam bentuk garis kemiskinan (GK). Garis kemiskinan ini telah mencakup pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan dan non-makanan, dengan komponen makanan mengacu pada standar konsumsi minimal 2.100 kkal per orang per hari. Untuk kebutuhan non-makanan sudah termasuk tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, pakaian, dan transportasi.
Penduduk miskin merupakan mereka yang pengeluarannya di bawah garis kemiskinan. Di atas kelompok miskin, masih ada kelompok rentan miskin (1,0-1,5 x GK), kelompok menuju kelas menengah (1,5-3,5 GK), kelas menengah (3,5-17 x GK), dan kelas atas (17 x GK).
Provinsi Paling Minim Kemiskinan
Bali menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah, hanya sebesar 3,72% pada Maret 2025, dengan jumlah penduduk miskin sebesar 173,24 ribu. Kalimantan Selatan menyusul di urutan kedua dengan tingkat kemiskinan 3,84%, jumlah penduduk miskinnya mencapai 172,72 ribu. Adapun DKI Jakarta menutup peringkat tiga besar dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,28% dan total 464,87 ribu penduduk miskin.
Daftar sepuluh besar provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah dilanjut oleh Kepulauan Riau (4,44%), Kepulauan Bangka Belitung (5%), Kalimantan Timur (5,17%), Kalimantan Tengah (5,19%), Sumatra Barat (5,35%), Kalimantan Utara (5,54%), dan Banten (5,63%).
Sebaliknya, Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi, mencapai 30,03%, disusul oleh Papua Tengah dengan 28,90%, dan Papua Barat dengan 20,66%. Provinsi di wilayah timur Indonesia mendominasi daftar provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi, mencerminkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang belum merata dan masih terpusat di wilayah barat.
Adapun angka kemiskinan ini diperoleh berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan pada Februari 2025, melibatkan 345 ribu rumah tangga yang tersebar di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Baca Juga: Angka Kemiskinan Indonesia Turun Jadi 8,47% pada Mei 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/news/2025/05/02/702/memahami-perbedaan-angka-kemiskinan-versi-bank-dunia-dan-bps.html
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/07/25/2518/persentase-penduduk-miskin-maret-2025-turun-menjadi-8-47-persen-.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor