Kota-kota terdingin di dunia membuat orang-orang penasaran dengan berapa suhu rata-rata tahunannya dan bagaimana mereka bisa beradaptasi didalamnya. Tidak semua orang sanggup hidup di tempat di mana suhu bisa jatuh hingga puluhan derajat di bawah nol.
Namun, di balik dinginnya cuaca yang membekukan tulang, kehidupan terus berjalan. Kota-kota ini justru menjadi bukti nyata bahwa manusia mampu beradaptasi dengan kondisi alam paling keras sekalipun. Mengutip artikel 25 Coldest Cities in the World, ini dia 10 Kota terdingin di dunia.
1. Oymyakon, Rusia
Oymyakon dijuluki “Kutub Dingin” Belahan Bumi Utara dengan rekor suhu terendah -71,2°C pada tahun 1924, menjadikannya salah satu kota terdingin di dunia dan di luar Antartika.
Hidup di Oymyakon berarti menghadapi tantangan sehari-hari yang nyaris tak masuk akal dengan suhu rata-rata musim dingin berkisar -50°C hingga -60°C. Pena bisa membeku, baterai ponsel cepat habis, bahkan mesin mobil harus terus dinyalakan agar tidak mati.
Diet masyarakat lokal sangat bergantung pada daging rusa, kuda, hingga ikan mentah karena pertanian mustahil dilakukan. Menariknya, jenazah pun sulit dikubur karena tanah beku bahkan terlalu keras untuk digali.
2. Eureka, Kanada
Eureka, sebuah stasiun penelitian kecil di Kepulauan Ellesmere, Nunavut, dikenal sebagai salah satu tempat berpenghuni paling dingin di Bumi. Suhu terendah yang pernah tercatat di sini mencapai -54,6°C pada 15 Februari 1979, angka yang hampir mustahil dibayangkan bagi banyak orang.
Bahkan di era modern, dinginnya tetap tak kenal ampun. Pada Februari 2024, suhu rata-ratanya masih berada di titik ekstrem, yakni -34,8°C. Namun, Eureka bukan sekadar “kota” dalam arti biasa. Tempat ini lebih tepat disebut sebagai komunitas penelitian terpencil, dihuni oleh segelintir ilmuwan dan staf yang meneliti iklim, atmosfer, serta kehidupan kutub.
Fenomena polar night membuat matahari bisa menghilang hingga berbulan-bulan, meninggalkan kegelapan yang hanya ditemani aurora borealis. Justru dalam kesunyian dan dingin membeku inilah, Eureka menjadi jendela penting untuk memahami perubahan iklim global.
3. Iqaluit, Kanada
Iqaluit, ibu kota Nunavut, berdiri di tepi Teluk Frobisher dengan bentang alam Arktik yang liar dan menantang. Suhu terendah yang pernah tercatat di kota Iqaluit ini mencapai -45,6°C, sementara pada Februari 2024 suhu rata-ratanya tetap membekukan di angka -31,7°C.
Musim dingin di Iqaluit berlangsung panjang, dari November hingga Maret, menghadirkan malam-malam panjang yang gelap, angin dingin menusuk, serta hamparan salju tanpa akhir. Namun, di balik kerasnya iklim, Iqaluit adalah pusat budaya Inuit yang masih hidup kuat hingga kini.
Seni ukir, musik tradisional, hingga praktik berburu dan memancing di laut beku menjadi bagian dari identitas kota. Sebagai kota kecil dengan populasi sekitar delapan ribu jiwa, Iqaluit menjadi simbol bagaimana komunitas manusia dapat bertahan, beradaptasi, dan tetap menjaga tradisi di tengah isolasi dan suhu yang ekstrem.
4. Norilsk, Rusia
Norilsk adalah kota industri besar di dalam lingkaran Arktik dengan populasi sekitar 170 ribu orang. Suhu rata-rata Januari di salah satu kota terdingin di dunia adalah -27°C, dengan badai salju yang bisa berlangsung berhari-hari. Suhu terendah yang pernah dicapai kota ini adalah -53°C.
Norilsk dikenal sebagai salah satu penghasil nikel dan palladium terbesar di dunia. Menjadikan kota ini tidak hanya dingin, namun juga kelam. Harga yang harus dibayar Norilsk adalah polusi udara yang parah, hingga kota ini kerap disebut sebagai salah satu yang paling tercemar di bumi.
Musim dingin berlangsung hampir sembilan bulan, dengan badai salju yang bisa menelan horizon. Meski keras, ribuan keluarga tetap tinggal, berjuang di antara polusi dan suhu beku. Membuktikan kemampuan manusia bertahan di tengah lingkungan paling keras sekalipun.
5. Yellowknife, Kanada
Berada di tepi Great Slave Lake, Yellowknife adalah ibu kota Northwest Territories di Kanada. Dengan suhu musim dingin mencapai -24,8°C hingga -51,2°C yang terendah. Kota ini dikenal dengan pemandangan aurora borealis-nya yang memukau.
Hampir setiap malam musim dingin, langit Yellowknife dihiasi cahaya hijau yang menari, menjadikannya salah satu pemandnagan paling ikonik didunia. Ekonomi masyarakat Yellowknife juga bertumpu pada pariwisata aurora tersebut serta pertambangan emas dan berlian yang cukup berlimpah disana menjadi hadiah bagi mereka yang bertahan di kegelapan musim dingin.
6. Utqiaġvik, Alaska
Utqiaġvik, kota paling utara di Amerika Serikat, berdiri kokoh di tepi Samudra Arktik. Sebelumnya kota ini dikenal dengan nama Barrow, namun pada Oktober 2016 penduduk setempat memilih mengembalikan nama tradisionalnya, Utqiaġvik, yang berasal dari bahasa Inupiat.
Suhu di sini benar-benar ekstrem. Rekor terendah yang pernah tercatat mencapai -48°C, sementara pada Februari 2024, suhu rata-ratanya tetap membekukan di angka -23,8°C. Angin Arktik memperburuk dingin hingga menusuk tulang, sementara salju tebal menyelimuti kota sepanjang musim dingin.
Namun, yang membuat Utqiaġvik unik bukan hanya suhunya, melainkan fenomena malam kutub, ketika matahari tidak terbit selama lebih dari dua bulan. Dalam kegelapan panjang itu, masyarakat Inupiat tetap bertahan dengan tradisi berburu paus dan anjing laut, sebuah warisan budaya sekaligus cara untuk melanjutkan kehidupan.
7. Irkutsk, Rusia
Irkutsk, yang sering dijuluki “Paris Siberia”, adalah salah satu kota bersejarah terpenting di Rusia timur. Suhu terendah yang pernah tercatat di kota ini mencapai -49,5°C, sementara pada Februari 2024 suhu rata-ratanya tetap menusuk tulang di angka -22,8°C.
Terletak tak jauh dari Danau Baikal, danau terdalam di dunia yang membeku nyaris sempurna di musim dingin, Irkutsk bukan hanya pusat kebudayaan Siberia, tetapi juga gerbang menuju alam liar yang membeku.
Dahulu, kota ini pernah menjadi tempat pengasingan bagi kaum intelektual Rusia pada abad ke-19. Kini, meski dihantam musim dingin panjang, Irkutsk tumbuh sebagai kota modern yang kaya akan arsitektur kayu khas Siberia, kehidupan seni, dan daya tarik wisata internasional.
8. Ulaanbaatar, Mongolia
Sebagai ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar merupakan salah satu ibu kota terdingin di dunia, dimana musim dingin di Ulaanbaatar bisa mencapai -22,2°C secara rata-rata, dengan rekor terendah sekitar -43,9°C.
Disamping suhu dinginnya yang menusuk, kota ini seringkali menghadapi dilema besar ketika suhu ekstrem membuat warganya menggunakan batu bara untuk pemanas, yang pada akhirnya menyebabkan polusi udara cukup parah di Ulaanbaatar.
Polusi dari pembakaran batu bara menyelimuti kota, menyatu dengan dingin yang tak kenal ampun. Di pinggiran kota, juga masih terdapat ribuan keluarga yang hidup di dalam ger atau tenda tradisional Mongolia. Gaya hidup semi-nomaden penduduk Ulaanbaatar berpadu dengan kehidupan modern menjadikan kota ini unik di mata dunia.
9. Harbin, Tiongkok
Berbeda dari kota-kota sebelumnya yang cenderung sepi, Harbin justru terkenal ramai dengan festival musim dinginnya. Kota ini berada di timur laut Tiongkok, dekat perbatasan Rusia. Suhu rata-rata musim dingin di kota ini berkisar -19,8°C hingga rekor terendahnya berada pada suhu -38,1°C pada tahun 1970, dengan angin yang menusuk tajam.
Harbin sendiri diberi julukan “Kota Es” karena dinginnya kota tersebut. Setiap Januari, kota ini menggelar Festival Es dan Salju Internasional Harbin, di mana ribuan seniman membuat patung es raksasa dengan detail luar biasa, menjadikan kota ini panggung seni musim dingin terbesar di dunia.
Festival ini bukan hanya hiburan, tapi juga sumber ekonomi penting karena menarik wisatawan dari seluruh dunia. Melalui festival dan kebiasaanya, Harbin menunjukkan bahwa suhu ekstrem bisa melahirkan kreativitas dan budaya yang unik.
10. Novosibirsk, Rusia
Novosibirsk, kota terbesar ketiga di Rusia setelah Moskow dan St. Petersburg, dikenal sebagai “ibu kota Siberia”. Dengan suhu rata-rata musim dingin mencapai -19,5°C dan suhu terendahnya pada -43°C, Novosibirisk merupakan kota terdingin di dunia urutan ke-10 yang merupakan perpaduan unik antara dingin ekstrem dan kehidupan modern. Meski membeku hampir setengah tahun, Novosibirsk tetap menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya, dan transportasi di Siberia.
Kota ini bahkan memiliki salah satu opera house terbesar di dunia, Novosibirsk Opera and Ballet Theatre, yang menjadi simbol bagaimana seni dan budaya tetap tumbuh subur meski dikepung salju. Sungai Ob yang membelah kota membeku pada musim dingin, menciptakan lanskap indah sekaligus tantangan besar bagi kehidupan sehari-hari.
Menjadi Saksi Bahwa Manusia Bisa Bertahan Diberbagai Iklim
Sepuluh kota terdingin di dunia ini membuktikan bahwa suhu ekstrem bukanlah penghalang kehidupan manusia. Dari Yakutsk dengan pertambangan berliannya, Harbin dengan festival es spektakulernya, hingga Utqiaġvik dengan malam kutub berbulan-bulan, semuanya menunjukkan kisah daya tahan, adaptasi, dan budaya manusia yang luar biasa.
Di balik udara yang menusuk tulang, ada kreativitas, sejarah, dan semangat bertahan hidup yang membuat kota-kota ini tetap berdenyut. Yang mana kota paling menarik menurutmu? Tulis di kolom komentar!
Baca juga: Terungkap! 10 Kota Paling Mematikan di Dunia Tahun Ini, Nomor 3 Bikin Merinding!
Referensi: https://finance.yahoo.com/news/25-coldest-cities-world-171128088.html
Penulis: Emily Zakia
Editor: Muhammad Sholeh
