Bagi sebagian orang, kota adalah pusat kehidupan yang menawarkan peluang dan hiburan tanpa batas. Nyatanya, tidak semua kota berhasil memberikan rasa aman bagi warganya. Di berbagai belahan dunia, banyak kota-kota besar yang justru menjadi simbol ketakutan karena tingginya tingkat kejahatan dan kekerasan di sana.
Di balik gemerlap kota-kota besar tersebut, terdapat sisi gelap yang jarang terungkap. Mereka dikenal bukan karena keindahan alam atau kemajuan ekonominya, melainkan karena tingginya tingkat kriminalitas yang mengancam keselamatan penduduk maupun wisatawan. Melansir melalui data terbaru dari World Atlas 2025, ini dia 10 kota paling mematikan di dunia:
Pietermaritzburg (Afrika Selatan)
Di urutan pertama terdapat sebuah kota yang berasal dari Afrika Selatan dengan skor indeks 82,0. Angka tersebut sebanding dengan tingkat kekerasan dan kesenjangan kronis di kota ini. Polisi setempat menerima banyak sekali laporan dari warga sekitar seperti perampokan terang-terangan di siang bolong, transaksi jual beli narkoba yang beredar bebas dan aktivitas geng berbahaya meningkatkan ketidakamanan Kota Pietermaritzburg khususnya di Provinsi KwaZulu-Natal.
Namun, angka tingkat pembunuhan tetap menjadi salah satu yang paling tinggi di Afrika Selatan. Maraknya aksi kekerasan yang terjadi disinyalir disebabkan oleh kemiskinan yang mengakar, tingkat pendidikan yang rendah sehingga banyaknya angka pengangguran, kurangnya inisiatif dari kepolisian dan bahkan diperparah oleh adanya faktor pemerintah yang korupsi.
Di Pietermaritzburg sendiri, orang-orang terbiasa untuk memasang kawat berduri disepanjang properti milik pribadi mereka, orang-orang dan transportasi umum menghindari jam-jam malam untuk beraktivitas di luar rumah. Seiring dengan kasus kekerasan yang kian menumpuk, institusi keadilan seringkali kewalahan dalam menangani kasus tersebut satu persatu. Meninggalkan masyarakat dalam perasaan cemas tak berujung.
Pretoria (Afrika Selatan)
Masih dalam satu Kawasan yang sama yakni rumpun Afrika Selatan, satu kota kembali muncul sebagai urutan kedua kota paling berbahaya di dunia dengan indeks kriminalitas sebesar 81,8. Angka yang tidak kalah tinggi dari skor sebelumnya. Dilansir melalui SAPS kuarter keempat tahun 2024/2025, data menunjukan bahwa angka pembunuhan di Kota Pretoria mengalami lonjakan sebesar 66,7%. Selain itu maraknya kasus lain seperti aksi pembajakan mobil, perampokan besar-besaran, bahkan pemerasan yang terang-terangan terjadi di siang hari masih terus terjadi sepanjang tahun. Adanya pemadaman listrik yang terjadi juga memberi celah untuk geng-geng berbahaya dalam melancarkan aksinya dengan semakin terorganisir setiap malam hari.
Caracas (Venezuela)
Kali ini berpindah ke salah ibu kota negara yang terkenal dengan keindahan arsitekturnya di negara Venezuela yakni Caracas. Kota Caracas menyusul peringkat kota paling berbahaya di dunia pada urutan ketiga dengan indeks 81,5. Kota ini disinyalir mengalami ketidak-amanan kronis, pasalnya menurut observasi diperkirakan sekitar 48,2 kematian akibat kekerasan per 100.000 penduduk pada tahun 2024, yang disebabkan oleh perampokan senjata, perebutan wilayah antar geng dan seringnya baku tembak para kriminal dengan polisi setempat.
Dibalik keindahannya Kota Venezuela yang khas, pembunuhan di luar hukum Kota Caracas menyumbang 3,3 kematian per 100.000 penduduk. Penculikan dan pemerasan juga meluas sampai ke distrik-distrik yang dihuni oleh kalangan menengah. Sama seperti kasus kota lainnya, pemadaman listrik bergilir dan kemiskinan masyarakat membuat penjahat semakin berani memanfaatkan jalanan yang sepi dan gelap dimalam hari.
Port Moresby (Papua Nugini)
Pada urutan ke-4, nama kota milik Papua Nugini keluar sebagai salah satu kota paling mematikan berikutnya dengan indeks kriminal sebesar 81,2. Sebuah geng kriminal yang terkenal dengan kejahatannya Bernama Geng Raskol, mendominasi permukiman masyarakat hingga ke jalan-jalan utama di sana. Mereka sering kali melancarkan perampokan bersenjata, dengan parang, dan pembajakan mobil yang menelan korban sekitar tiga pembunuhan, empat pemerkosaan, dan hampir tiga puluh aksi pembajakan setiap minggunya. Departemen Luar Negeri AS menghimbau para wisatawan untuk mempertimbangkan kembali kunjungan mereka ke Port Moresby, dengan alasan kekerasan yang meluas, kerusuhan sipil, dan pembajakan bahkan di dalam pelabuhan ibu kota saat malam hari.
Johannesburg (Afrika Selatan)
Peringkat kelima dengan predikat kota dengan jumlah kriminalitas tetinggi kembali dibebankan kepada salah satu kota dari Afrika Selatan. Johannesburg menjadi nama ketiga dari negara tersebut yang juga disebut sebagai kota dengan kejahatan terparah dengan indeks kejahatan sebesar 80,8. Angka tersebut disebabkan oleh adanya kasus kejahatan terus-menerut yang meliputi perampokan senjata, aksi pembajakan milik pribadi, pemerasan terhadap bisnis-bisnis, hingga pembobolan rumah menyentuh angka sekitar 30/10.000 penduduk di wilayah metropolitan.
Selain itu ada pula aksi kejahatan sindikat pencurian kabel yang menggangu jaringan listrik dan layanan transportasi kereta api kota Johannesburg dan memperparah risiko aktivitas masyarakat Johannesburg setelah gelap. Dibeberapa kasus, geng-geng terlarang bahkan berhasil membajak beberapa gedung besar di perkotaan sehingga menyebabkan beberapa bisnis terkenal tutup karenanya.
Durban (Afrika Selatan)
Masih di bagian belahan negara yang sama, durban menyusul dengan indeks 80,6 mensejajari kota-kota dengan tingkat kriminalitas yang menghawatirkan sebelumnya. Adanya perselisihan politik hingga perebutan wilayah taxi, medorong tingkat pembunuhan di wilayah ini hingga pada angka 65/100.000 penduduk pada tahun 2023/2024, didukung dengan adanya aktivitas geng yang juga memperparah situasi kekacauan. Berbagai jenis narkoba sperti kokain dan fentanil, rutin disalurkan melalui pelabuhan laut dan menjadi sumber pasokan bagi sindikat-sindikat kuat yang menjalankan jaringan pemerasan di kota-kota. Sementara korupsi yang merajalela menghambat respons polisi, pariwisata Kota Durban semakin terpuruk.
San Pedro Sula (Honduras)
Peringkat ke-7 hadir dari salah satu negara bagian Amerika Tengah yakni Honduras dengan indeks 79,7. Tingkat pembunuhan di San Pedro Sula telah menurun drastis, dari 142 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 menjadi sekitar 26 per 100.000 penduduk pada tahun 2023. Namun, pusat industri ini tetap menjadi episentrum kekuatan geng dan pemerasan narkoba di Honduras.
Salah satu geng jalanan yang terkenal dengan nama Barrio 18 dan MS-13 masih memainkan perannya dalam mengendalikan pajak ilegal pada pertokoan, bus bahkan anak sekolah menjadi korban dari geng ini. Perdagangan narkoba dan korupsi polisi yang mewabah memicu pembajakan mobil, penculikan, dan pembunuhan terhadap perempuan yang terus-menerus. Membuat penduduk terkurung di dalam rumah setelah gelap meskipun ada "perbaikan" angka kriminalitas secara statistik.
Port Elizabeth (Afrika Selatan)
Menuju pada urutan tiga terbawah, kota dari Afrika Selatan kembali muncul membawa indeks kejahatan yang cukup tinggi yakni 78.1 dengan 70,8 pembunuhan per 100.000 penduduk tercatat pada tahun 2024/25. Distrik-distrik seperti Kwazakhele, Motherwell, dan KwaDwesi, termasuk di antara lima distrik paling mematikan di negara ini.
Penembakan di transportasi umum seperti taxi, pemerasan proyek bangunan dan lokasi konstruksi, serta perang antar geng jalanan hingga kasus pencurian, narkoba, dan rusaknya infrasturktur negara seperti pencurian kabel tembaga menjadi pr berkepanjangan pihak kepolisian Port Elizabeth, pasalnya keterbatasan anggaran menyebabkan hanya ada satu kendaraan polisi yang berpatroli di seluruh kota pada malam hari.
Memphis
Peringkat Sembilan kembali dimenangkan oleh member negara Amerika, tepatnya Kota Memphis dengan total indeks sebanyak 77,4 kasus kejahatan yang terjadi. Memphis masih memimpin daftar pembunuhan di AS dengan rekor sebanyak 397 pembunuhan pada tahun 2023, diikuti oleh 129 pembunuhan pada paruh pertama tahun 2024, tingkat tertinggi secara nasional meskipun terjadi penurunan sebesar 17% dari angka-angka tersebut.
Polisi pernah menangkap 124 remaja atas tuduhan pencurian mobil pada tahun 2024 dan empat remaja lainnya ditangkap setelah aksi pencurian besar-besaran di tahun 2025. Kondisi tersebut diperburuk oleh keterbatasan jumlah personel di kepolisian, yang membuat penanganan kejahatan menjadi kurang optimal.
Salvador
Pada peringkat terakhir, nama ini datang dari salah satu negara dengan titel keamanan penjara paling baik diseluruh dunia yakni Kota Salvador dari Brazil. Kota ini menyabet indeks yang tidak kalah tinggi yakni sekitar 76,6 dengan kasus pembunuhan sebanyak 986 pada tahun 2023 dan 236 kasus pada kuartal pertama 2024.
Angka ini setara dengan 39,7 pembunuhan per 100.000 penduduk, menempatkan Salvador di peringkat ke-35 dalam peringkat kekerasan global tahun 2025. Perebutan wilayah antara para geng perdagangan manusia seperti PCC (Primerio Comando de Capital) dan geng-geng kriminal lokal mendominasi favela (pemukiman kumuh dan padat penduduk Brazil), sementara pemerasan terus merambah kawasan wisata.
Fenomena tingginya tingkat kejahatan di kota-kota tersebut menjadi cermin bahwa keamanan bukan hanya soal jumlah aparat atau kemajuan infrastruktur, tetapi juga menyangkut kesenjangan sosial, pendidikan, dan kesempatan ekonomi. Data ini memang memotret kenyataan pahit di berbagai belahan dunia, namun juga menjadi pengingat bagi banyak pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga calon wisatawan bahwa setiap kota memiliki wajah ganda: satu yang penuh peluang, dan satu lagi yang menguji kewaspadaan.
Baca juga: 10 Kota Paling Toleran dan Intoleran di Indonesia 2024
Penulis: Emily Zakia
Editor: Muhammad Sholeh