Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan suatu negara dalam menegakkan hukumnya adalah melalui tingkat kejahatan. Semakin baik sebuah negara dalam menjalankan hukum dan aturan yang berlaku, maka tingkat kejahatannya akan semakin rendah.
Selain hukum, terdapat beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap tingkat kejahatan suatu wilayah, seperti infrastruktur penunjang keamanan dan komitmen dari lembaga penegak hukum.
Pada tahun 2024, Numbeo mencetuskan indeks kriminalitas (crime indexes) yang mengukur tingkat kejahatan di kota-kota di dunia. Indeks kriminalitas adalah estimasi tingkat kriminalitas secara keseluruhan di suatu wilayah. Pengelompokkan tiap wilayah berdasarkan indeks kriminalitas adalah sebagai berikut.
- Skor <20 termasuk kategori tingkat kejahatan sangat rendah
- Skor 20-40 termasuk kategori tingkat kejahatan rendah
- Skor 40-60 termasuk kategori tingkat kejahatan sedang
- Skor 60-80 termasuk kategori tingkat kejahatan tinggi
- Skor >80 termasuk kategori tingkat kejahatan sangat tinggi
Beberapa indikator yang dinilai dalam indeks kriminalitas adalah sebagai berikut.
- Persepsi secara umum terhadap tingkat kriminalitas di suatu wilayah.
- Rasa aman penduduk atau pengunjung baik di pagi maupun malam hari
- Tingkat kekhawatiran akan kejahatan (pencurian, penyerangan, pelecehan, pembunuhan), termasuk kekhawatiran terkait rasisme.
- Penilaian terhadap kejahatan properti, seperti pencurian, vandalisme, dan lain-lain.
- Penilaian terhadap kejahatan fisik, seperti penculikan, pelecehan, pembunuhan, dan lain-lain.
Abu Dhabi Jadi Kota dengan Indeks Kriminalitas Terendah di Dunia
Pada pertengahan 2024, Abu Dhabi terpilih sebagai kota dengan indeks kriminalitas terendah di dunia. Ibu kota dari Uni Emirat Arab tersebut memperoleh skor 11,8, masuk kategori sangat rendah.
Capaian ini bukan serta merta diperoleh begitu saja. Abu Dhabi sudah sejak lama berinvestasi besar-besaran terhadap infrastruktur keamanan dan teknologi pengawasannya, sembari turut meningkatkan penegakan hukum untuk menciptakan tempat tinggal yang aman bagi penduduk dan pengunjung.
Selain Abu Dhabi, 3 kota lain dari Uni Emirat Arab juga masuk ke dalam daftar, yakni Ajman (peringkat kedua), Dubai (peringkat kelima), dan Ras al-Khaimah (peringkat keenam). Dominasi Uni Emirat Arab ini menunjukkan seberapa serius pemerintah dalam memastikan keamanan dan kenyamanan penduduknya.
Sementara itu, Kota Doha di Qatar menduduki posisi ketiga dengan indeks kriminalitas sebesar 16,1, disusul Taipei di peringkat keempat dan Muscat di urutan ketujuh.
Di kawasan Asia Tenggara, Kota Chiang Mai di Thailand menduduki peringkat pertama sekaligus ke-17 global dengan indeks kriminalitas sebesar 22, diikuti Singapura di posisi ke-23 dan Davao di Filipina pada peringkat ke-56.
Indonesia sendiri diwakili Jakarta berada di posisi ke-209 dari 311 negara dalam daftar dengan indeks kriminalitas sebesar 52,6, termasuk kategori tingkat kejahatan sedang. Pada 2023 lalu, angka kriminalitas di Jakarta naik 32% secara tahunan. Total terdapat 52.430 perkara, seperti disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.
"Jumlah kejahatan sebanyak 52.430 perkara, meningkat 12.841 perkara atau 32% bila dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 39.589 perkara, " tuturnya, mengutip Antara.
Tidak dijelaskan alasan dibalik meningkatnya angka kejahatan di Jakarta. Kendati demikian, masyarakat Indonesia diimbau untuk terus berhati-hati selama beraktivitas sehari-hari. Pemerintah juga berupaya untuk terus menekan tingkat kejahatan dengan meningkatkan kolaborasi dengan kepolisian setempat dan memperbanyak teknologi pengawasan berupa kamera di beberapa titik rawan.
Baca Juga: Pencurian Jadi Kejahatan Paling Masif di Indonesia
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor
