110 Ribu Siswa SD di Indonesia Mengulang Selama TA 2023/2024

Sebanyak 38,1 ribu siswa SD mengulang di kelas satu, 19 ribu lainnya mengulang di kelas tiga. Kalimantan Barat jadi penyumbang siswa SD mengulang terbanyak.

110 Ribu Siswa SD di Indonesia Mengulang Selama TA 2023/2024 Siswa SD Maradapan, Kalimantan Selatan | Wikimedia/Enjugm17

Dalam perjalanannya, tidak semua siswa Sekolah Dasar (SD) di Indonesia berjalan lancar. Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menyebutkan bahwa terdapat 110,7 ribu siswa SD tanah air yang harus mengulang karena berbagai alasan.

Menilik detail per jenjangnya, mayoritas siswa SD di Indonesia terpaksa mengulang pada jenjang pertama (kelas satu), totalnya mencapai 38,1 ribu siswa. Selain itu, sebanyak 19 ribu siswa SD juga harus mengulang di jenjang ketiga (kelas tiga).

Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur pada Posisi Teratas

10 besar provinsi dengan siswa SD mengulang tertinggi, TA 2023/2024 | GoodStats

Kemendikbudristek menyebut bahwa Kalimantan Barat merupakan jawara provinsi dengan siswa SD mengulang terbanyak, jumlahnya mencapai 9,8 ribu. Siswa SD di Kalimantan Barat paling banyak mengulang di tingkat pertama (3,6 ribu siswa), tingkat ketiga (1,8 ribu siswa) serta tingkat kedua (1,7 ribu siswa).

Selanjutnya terdapat Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 8,8 ribu siswa SD yang mengulang. Mayoritas mengulang juga di jenjang pertama sebanyak 3,4 ribu siswa, kemudian di jenjang kedua sebesar 1,5 ribu siswa.

Jumlah siswa SD laki-laki mengulang lebih banyak dibanding jumlah siswa SD perempuannya. Pada tahun ajaran 2023/2024, sebanyak 72,3 ribu siswa SD tanah air yang mengulang merupakan laki-laki, sementara 38,4 ribu sisanya adalah perempuan.

Adapun data tersebut dihimpun hingga 30 November 2023 menggunakan Portal Data Kemendikbudristek dalam Satu Data Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam kesempatan lain, Ketua Bidang Data, Komunikasi, dan Litbang Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur M Isa Anshori menyebut bahwa kini, keputusan seorang siswa mengulang atau tidak ditentukan dari pencapaian kompetensi dalam Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, sekarang tidak ada konsep tinggal kelas secara otomatis.

"Mereka akan diberikan kesempatan untuk mengikuti pembelajaran remedial atau pengayaan untuk membantu mereka mencapai kompetensi yang belum tercapai. Tujuannya adalah agar semua siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sebelum melanjutkan ke jenjang berikutnya," katanya seperti yang dimuat RRI.

Baca Juga: Laki-laki Indonesia Tempuh Pendidikan Lebih Lama Dibanding Perempuan

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Adu Kuat Anies vs Jokowi Effect di Pilgub Jakarta 2024

Jelang pencoblosan, Anies tampak memberikan endorsement pada Pram-Doel, sedangkan Jokowi pada RK-Suswono. Lantas, mana yang lebih bisa menarik suara rakyat?

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook