Tahun 2024, 82,4% Penerimaan Negara Berasal dari Pajak

Pendapatan dari BUMN hanya sekitar 3,1% atau setara Rp85,8 triliun pada tahun ini. Tahun 2024 juga akan menjadi tahun defisit bagi perekonomian negara.

Tahun 2024, 82,4% Penerimaan Negara Berasal dari Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Demak | KPP Pratama Demak

Kementerian Keuangan RI melalui Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan memperoleh setidaknya Rp2.802 triliun melalui berbagai sumber penerimaan negara.

Angka tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati dalam kegiatan penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024, Rabu (29/11/2023).

"Untuk tahun 2024 target pendapatan negara ditetapkan Rp 2.802,3 triliun," sebut Sri Mulyani mengutip Kompas.

Pendapatan negara di tahun ini mengalami kenaikan cukup tinggi, bertambah sekitar Rp166 triliun dibanding tahun sebelumnya. Di tahun 2023, pendapatan negara berada di angka Rp2.634 triliun. Hal ini menjadikan tahun 2024 menjadi tahun dengan penerimaan negara paling tinggi sepanjang sejarah.

82,4% Pendapatan Berasal dari Pajak

Realisasi pendapatan negara di Indonesia, 2024 | GoodStats

BPS mencatat, penerimaan negara terbagi atas beberapa hal. Dari sektor penerimaan perpajakan sendiri, negara akan memperoleh setidaknya Rp2.309,9 triliun. Penerimaan pajak tahun ini naik Rp191 triliun dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, sebanyak Rp492 triliun penerimaan negara berasal dari penerimaan bukan pajak. Rinciannya, sebanyak 7,4% penerimaan berasal dari penerimaan sumber daya alam, sementara 3,1% penerimaan merupakan pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan, dalam hal ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, 3% penerimaan akan datang dari pendapatan Badan Layanan Umum (BLU), serta 4,1% datang dari penerimaan bukan pajak lainnya. Pendapatan tersebut masih akan ditambah dengan Rp430 miliar yang berasal dari hibah.

Defisit Negara Naik, Jaga Perekonomian Tahun Ini

Kementerian Keuangan RI menyebutkan bahwa belanja negara dalam dokumen APBN Tahun 2024 tercatat sebanyak Rp3.325,1 triliun. Belanja negara tahun ini akan dialokasikan untuk Belanja Pemerintah Pusat senilai Rp2.467,5 triliun, dan juga Transfer ke Daerah senilai Rp857,6 triliun.

Sri Mulyani Indrawati lebih lanjut mengungkap bahwa tahun ini akan terjadi defisit perekonomian. Defisit terjadi karena belanja negara lebih besar dibanding pendapatan negara. Total defisit yang akan dialami Indonesia di tahun 2024 adalah sebesar Rp609,7 triliun, naik Rp80,8 triliun dibanding yang ditargetkan sebelumnya.

“Kenaikan defisit Rp80,8 triliun adalah kombinasi dari pendapatan negara yang tadi mengalami beberapa koreksi, atau tidak mencapai target maupun kontraksi yang besar dari PNBP, pajak dan bea cukai, terutama di semester-I. Tetapi kemudian kita bisa tumbuh tipis di semester-II. Dan belanja negara juga mengalami positif growth hingga 9,3%,” papar Sri Mulyani dalam VOA Indonesia.

Oleh karena itu, salah satu menteri wanita di dalam kabinet milik Joko Widodo ini berpesan kepada berbagai pihak untuk mengawal bersama siklus ekonomi di tahun ini. Menurutnya, keadaan politik di luar negeri juga akan berpotensi mempengaruhi ekonomi tanah air, ditambah keadaan tahun pemilu di Indonesia.

“Jaga perekonomian 2024, situasi siklus politik dan geopolitik tidak akan menurun. Sekarang geopolitik seluruh dunia meningkat. Lebih dari 74 negara di dunia akan Pemilu, dan suasana ekonomi masih sangat lemah secara global. Indonesia harus bisa menjaga diri. Risiko global, regional, maupun domestik harus kita kelola dengan baik," kata Sri Mulyani dalam Media Keuangan.

Baca juga: Pajak Hiburan RI Tembus 40-75%, Bagaimana Dengan Negara Tetangga?

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Penjualan Mobil Naik, Toyota Jadi yang Terlaris di 2024

Dari Januari hingga Oktober 2024, Toyota menjadi merek mobil terlaris baik dalam penjualan wholesale maupun retail.

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat, Pertanda Kestabilan Ekonomi?

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap stabil pada level optimis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook