Internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang telah berpindah ke dunia digital. Mulai dari belajar melalui ruang digital seperti Zoom ataupun Google Meet, bersosialisasi di media sosial, berjualan di e-commerce, sampai mendaki gunung di Roblox. Tak heran jika kini tercipta istilah “dunia maya” untuk menggambarkan dunia bayangan yang tercipta di internet.
Pada masa ini pula internet telah bertransformasi menjadi kebutuhan primer yang sangat diperlukan. Kuota internet dan jaringan wifi menjadi napas penghubung antar manusia melalui perangkat gawai yang dipegang.
Indonesia sendiri tidak terlepas dengan fenomena tersebut. Dilansir dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), sebanyak 229.428.417 penduduk Indonesia telah tersambung dengan internet pada 2025, setara dengan 80,66% dari total penduduk.
Survei APJII juga mengungkapkan deretan alasan publik Indonesia mengakses internet. Pengambilan data dilakukan pada 10 April hingga 16 Juli 2025 dengan melibatkan 8.700 responden WNI berusia minimal 13 tahun yang tersebar di 38 provinsi. Data diperoleh melalui wawancara tatap muka oleh enumerator terlatih, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±1,1%.
Mayoritas publik Indonesia mengakses internet untuk beraktivitas di media sosial, dengan persentase 24,8%. Selain itu, cukup banyak juga yang memanfaatkan internet untuk mencari berita atau informasi terkini (15,04%) serta melakukan transaksi online (14,95%). Akses terhadap konten hiburan juga menjadi alasan populer dengan angka 14,67%.
Sementara itu, aktivitas lain seperti mengakses layanan publik (8,6%) dan layanan keuangan (5,84%) menunjukkan bahwa internet tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk kebutuhan praktis sehari-hari.
Sebagian orang juga menggunakan internet untuk berkomunikasi melalui email (4,2%), bersekolah dari rumah (4,17%), atau mengakses transportasi online (4,16%). Adapun bekerja dari rumah tercatat sebesar 3,54%. Hanya sedikit yang memilih kategori lainnya, yakni 0,03%.
Media sosial menjadi tempat menarik di internet untuk menghabiskan waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Selin Çınar pada 2023 lalu menjelaskan bahwa media sosial banyak digemari, khususnya oleh anak muda, karena di sanalah tempat seseorang bisa menemukan hal yang menarik dan disukai. Dengan kata lain, dunia ideal seseorang dapat diciptakan di media sosial.
Masih Ada yang Belum Akses Internet
Masih mengacu pada survei yang dilakukan oleh APJII, alasan terbesar publik Indonesia tidak mengakses internet adalah karena tidak memiliki perangkat memadai, yang mencapai 43,62%. Selain itu, hambatan besar lainnya adalah ketidaktahuan cara untuk terkoneksi, dengan persentase 40,77%. Dua faktor ini menjadi penyumbang utama terbatasnya akses internet di Indonesia.
Di sisi lain, ada pula sebagian kecil masyarakat yang menyebutkan alasan lain, seperti tidak melihat manfaat dari penggunaan internet (3,24%), mahalnya biaya kuota (2,88%), serta tidak adanya sambungan internet (2,59%). Hambatan lain yang turut disebutkan adalah keterbatasan fisik (2,14%) dan alasan lain di luar kategori tersebut sebesar 4,76%.
Baca Juga: Jawa Jadi Wilayah dengan Penerimaan Sinyal Ponsel Paling Kuat 2024
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/367552908_Why_social_media_use_is_so_attractive_among_young_people_in_the_21st_century
https://survei.apjii.or.id/
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor