Besar Kandungan Gula dalam Minuman Kemasan, Hati-hati Diabetes

1 minuman soda setara dengan batas konsumsi gula per harinya. Masyarakat harus mulai sadar terkait konsumsi gula pada setiap minuman siap saji.

Besar Kandungan Gula dalam Minuman Kemasan, Hati-hati Diabetes Ilustrasi Gula dalam Minuman Kemasan | Brilio

Terlihat manis di luar, namun berbahaya di dalam. Itulah gambaran tubuh manusia apabila mengonsumsi gula secara berlebihan. Saat ini, banyak remaja dan juga anak-anak terkena penyakit diabetes akibat mengonsumsi minuman kemasan.

Menurut laporan CNBC Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa kasus diabetes pada anak mengalami peningkatan sebesar 70 kali lipat sejak tahun 2010. IDAI mencatat bahwa sekitar 1.645 anak di Indonesia menderita diabetes, dengan jumlah kasus terbanyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.

Batas Konsumsi Gula per Hari

Minuman kemasan yang beredar di pasaran kian menjadi sorotan seiring dengan meningkatnya kasus diabetes pada anak-anak dan remaja. Kandungan gula dalam minuman kemasan nyatanya melebihi batas konsumsi gula per harinya. Mengutip NHS UK, batas konsumsi gula per hari sesuai usia sebagai berikut:

  • Orang dewasa tidak boleh mengonsumsi lebih dari 30 gram gula per hari atau setara dengan 7 sendok teh.
  • Anak-anak usia 7 hingga 10 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 24 gram per hari atau setara dengan 6 sendok teh.
  • Anak-anak usia 4 hingga 6 tahun sebaiknya membatasi konsumsi gula hingga 19 gram per hari atau setara dengan 5 sendok teh.
  • Anak-anak di bawah usia 4 tahun sebaiknya menghindari makanan dan minuman dengan gula tambahan dan pemanis.

Daftar Kandungan Gula dalam Minuman Kemasan

Berdasarkan penjelasan di atas, masyarakat harus lebih cermat ketika ingin mengonsumsi minuman kemasan di pasaran. Pasalnya, gula dalam minuman kemasan juga diketahui dapat berfungsi sebagai pengawet.

Walaupun manis dan juga praktis, minuman kemasan seperti susu dalam kotak, teh dan kopi botolan, atau minuman manis kemasan lainnya, harus tetap dijaga tingkat konsumsinya karena terdapat kandungan gula yang besar di dalamnya.

Minuman soda memiliki kandungan tertinggi di antara minuman kemasan lain.
Minuman soda memiliki kandungan gula tertinggi di antara minuman kemasan lain | GoodStats

Minuman kemasan dengan kandungan gula terendah adalah yoghurt kemasan dengan kandungan gula sebesar 17 gram, setara 1,13 sendok makan. Kemudian, diikuti kopi botolan dan susu kotak dengan kandungan gula sebesar 19 gram, setara 1,2 sendok makan.

Selanjutnya, terdapat minuman sari buah dan teh kemasan dengan kandungan gula sebesar 20 gram, setara dengan 1,3 sendok makan. Selain itu, terdapat minuman berenergi dan minuman soda sebagai dua minuman kemasan paling manis, yakni dengan kandungan gula sebesar 25 gram dan 27 gram atau setara dengan 1,6-1,8 sendok makan.

Baca Juga: Bukan Kesehatan Mental, Milenial Lebih Khawatirkan Isu Ini!

Senang Mengonsumsi Manis, Harus Siap Menahan Tangis

Berdasarkan data di atas, masyarakat dapat belajar untuk mulai membatasi dan mempertimbangkan pembelian suatu minuman kemasan. Tanpa disadari, konsumsi minuman kemasan secara berlebihan pun dapat melanggar anjuran konsumsi gula per harinya, yaitu sekitar 19 gram-30 gram (untuk orang dewasa).

Konsumsi minuman manis kemasan yang tidak dibatasi akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung. Dengan demikian, dibutuhkan beberapa perhatian khusus untuk mengatasi masalah ini, salah satunya melalui edukasi.

Strategi Pemerintah dan Orang Tua untuk Menekan Konsumsi Gula

Mengutip BBC, Kementerian Kesehatan menyatakan strategi yang tepat saat ini adalah dengan mengedukasi orang tua untuk memahami informasi label gizi pada minuman manis kemasan. 

Selain itu, pemerintah juga dapat menerapkan sistem pajak setiap pembelian makanan dengan kandungan gula yang tinggi. Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) menganjurkan penerapan cukai sebesar 20% untuk mengurangi konsumsi gula masyarakat dan mencegah 1,4 juta kasus diabetes dalam 25 tahun ke depan.

Upaya ini merupakan tiruan dari berbagai negara seperti Meksiko dan Inggris, yang sudah mengimplementasikan kebijakan cukai pada minuman kemasan dan memperoleh hasil positif dalam menurunkan konsumsi gula serta mendorong reformulasi produk menjadi lebih sehat.

Meski begitu, segala bentuk upaya penurunan konsumsi gula berakhir pada kesadaran masing-masing. Seseorang yang telah dewasa hendaknya lebih bijak dalam memilih apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian, orang tua bertanggung jawab untuk memastikan buah hatinya memperoleh gizi seimbang dengan membatasi konsumsi gula yang berlebihan.

Baca Juga: Konsumsi Gula di Indonesia Turun di 2023

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

Keamanan Pribadi Menjadi Penghalang Utama Solo Traveler Perempuan

Terlepas dari tren solo traveling yang makin populer, kaum wanita masih merasa khawatir akan keamanan pribadinya ketika bepergian sendiri.

Potensi Stress dan Gangguan Tidur Menjadi Kekhawatiran Masyarakat Indonesia

Dengan semakin beragamnya penyakit mental yang muncul, penting untuk lebih meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait kondisi ini.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook