Dewasa ini, ponsel sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat. Banyak di antara kita yang merasa risau jika ketinggalan posel dibanding ketinggalan barang-barang utama lainnya.
Saking bernilai, ponsel sudah mengalami pergeseran nilai dari sebuah benda mewah dan mahal, kini menjadi sesuatu yang lazim dimiliki masyarakat.
Banyaknya varian, dari mulai flagship hingga entry-level membuat ponsel tidak hanya dimiliki oleh kalangan atas, kini semua lapisan masyarakat nampaknya bisa memilikinya.
Bahkan tidak jarang, anak-anak sekolah dasar (SD) pun kini sudah dibekali ponsel. Baik untuk sekolah daring, berkomunikasi maupun untuk keperluan game.
Persentase pengguna ponsel di Indonesia terus meningkat
Permintaan ponsel di Tanah Air saban hari kian meningkat. Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) memperkirakan, produksi dan penjualan ponsel di Indonesia akan meningkat signifikan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya daya beli masyrakat.
Hal itu sejalan dengan data yang dirilis oleh Statista, pada tahun ini (2021) jumlah kepemilikan ponsel di Tanah Air mencapai 76 persen dari total penduduk. Meningkat 5,9 persen dari tahun 2020 yang hanya mencatatkan persentase 70,1 persen.
Adapun pada 2015, persentasenya masih di angka 28,6 persen. Dalam kurun waktu 6 tahun, angkanya mampu melonjak sebesar 47,4 persen.
Lebih jauh pada 2022, Statista memperkirakaan persentasenya akan naik menjadi 80,4 persen. Kemudian meningkat lagi menjadi 83,6 persen pada 2023 dan 86,6 persen pada 2024.
Puncaknya pada 2025, persentase kepemilikan ponsel penduduk Indonesia akan mencapai 89 persen. Itu artinya, hanya 11 persen saja penduduk Indonesia yang belum memiliki ponsel.
Masyarakat Indonesia habiskan 4,46 jam sehari untuk mengakses ponsel
Tingginya permintaan dan kepemilikan ponsel di Tanah Air ternyata sejalan dengan waktu penggunaan ponsel. Masyarakat Indonesia sendiri menghabiskan waktu di depan layar ponsel selama 4,46 jam dalam sehari.
Catatan tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-4 sebagai negara dengan penggunaan ponsel terlama di dunia. Indonesia hanya kalah dari Filipina dengan rata-rata 5,11 jam sehari, Thailand dengan rata-rata 4,57 jam sehari dan Kolombia dengan rata-rata 4,49 jam sehari.
Pesatnya penggunaan ponsel tak dimungkiri karena banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh perangkat tersebut. Mulai dari mempermudah akses informasi, bisa menjadi dompet digital, sampai mampu menjadi media komunikasi antar masyarakat yang berbeda tempat, seperti halnya di desa dan kota.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan pesatnya peningkatan jumlah pengguna ponsel, yakni semakin luasnya cakupan sinyal dan jaringan telepon seluler sampai ke wilayah desa/kelurahan.
Kepemilikan ponsel di desa dan di kota
Berdasarkan data Potensi Desa (Podes), pada tahun 2019 terdapat 92,89 persen desa/kelurahan yang telah dapat menerima sinyal telepon seluler.
Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada tahun 2014 dan 2018, dimana desa/kelurahan yang dapat menerima sinyal telepon seluler hanya sebanyak 90,61 persen desa/kelurahan pada tahun 2014 dan 91,95 desa/kelurahan pada tahun 2018.
Sementara menurut hasil survei sosial eknonomi nasional Badan Pusat Statistik (BPS), selama kurun waktu 2017 hingga 2020, pengguna ponsel di Indonesia terus mengalami peningkatan dari segi jumlah, baik di desa maupun di kota.
Pada 2017, terdapat 56,2 juta orang di desa yang memiliki ponsel, sedangkan di kota mencapai angka 85,5 juta orang. Sehingga total penduduk desa dan kota yang memiliki ponsel, yakni 141,6 juta orang.
Selanjutnya terjadi peningkatan pada 2018 terdapat 58,3 juta orang di desa yang memiliki ponsel, begitu juga di kota mencapai angka 91,8 juta orang. Total penduduk desa dan kota yang memiliki ponsel, yakni 150.1 juta orang, naik 8,5 juta orang dari tahun sebelumnya (2017)
Kemudian, pada 2019 terdapat 58,7 juta orang di desa yang memiliki ponsel, sedangkan di kota mencapai angka 96,2 juta orang. Jika di jumlahkan, kepemilikan ponsel masyarakat Indonesia mencapai 154,9 juta orang.
Terakhir, hingga Maret 2020, terdapat 155,4 juta orang Indonesia yang telah memiliki ponsel. Dengan rincian, 96,3 juta penduduk kota dan 59,1 juta penduduk desa. Secara keseluruhan, angka tersebut naik 500 ribu orang dari tahun 2019.
Penulis: Iip M Aditiya