Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur menjadi dua provinsi yang masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar utama untuk memasak di tahun 2021. Keduanya memiliki persentase penggunaan kayu di atas 50 persen.
Persentase penggunaan kayu sebagai bahan bakar utama memasak di Papua adalah sebesar 64,67 persen, sedangkan di Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 69,28 persen. Dalam data tersebut, tidak ada provinsi lain yang memiliki persentase di atas 50 persen selain kedua provinsi tersebut.
Sedangkan persentase rata-rata penggunaan kayu sebagai bahan bakar utama memasak nasional berada di angka 11,76 persen. Setidaknya ada 14 provinsi, termasuk Papua dan NTT yang memiliki persentase di atas rata-rata nasional.
Sedangkan provinsi dengan persentase penggunaan kayu terendah adalah DKI Jakarta dengan 0,03 persen. Angka tersebut sangatlah kecil jika dibandingkan dengan besarnya populasi DKI Jakarta.
Tingginya penggunaan kayu untuk bahan bakar memasak yang tinggi di Papua dan NTT disebabkan oleh sejumlah faktor. Faktor tersebut antara lain adalah faktor ekonomi, budaya, hingga faktor lingkungan.
Faktor ekonomi adalah salah satu faktor utama, dimana masyarakat di dua provinsi tersebut tidak banyak yang mampu membeli kompor dan gas lpg. Selain itu, masyarakat di dua provinsi tersebut juga masih banyak yang tinggal di wilayah rural, dimana masih banyak kebun atau hutan yang menyediakan banyak kayu bakar untuk memasak. Faktor yang kedua ini tentu adalah hal yang sulit ditemui di perkotaan besar seperti di Jakarta, sehingga membuat angka penggunaan kayu bakar di Jakarta juga sangat sedikit.
Meski secara finansial penggunaan kayu bakar lebih terjangkau bagi masyarakat kelas bawah, tetapi penggunaan kayu sebagai bahan bakar memasak tidak baik untuk kesehatan. Memasak menggunakan kayu bakar dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan yang disebabkan asap dari pembakaran kayu. Jika terlalu sering, penggunaan kayu bakar bahkan dapat memicu gangguan paru-paru dan kanker.
Penulis: Rangga Hadi Firmansyah
Editor: Iip M Aditiya