Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakhiri status darurat kesehatan global virus Covid-19 pada Mei 2023, mengindikasikan tahun ini menjadi penanda penurunan signifikan dampak dari virus tersebut.
Hal ini juga secara tidak langsung berdampak kepada optimisme masyarakat global terhadap berbagai aspek kehidupan mereka.
Berdasarkan laporan tahunan Ipsos bertajuk Global Advisor 2024 Prediction, hasil retrospeksi tahun 2023 menandakan adanya penurunan penilaian global yang menggambarkan tahun 2023 sebagai tahun yang buruk.
"Dari 34 negara, 70% mengatakan tahun 2023 adalah tahun yang buruk bagi negara mereka dan 53% mengatakan tahun yang buruk bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Kedua angka tersebut berkurang 3% dari tahun sebelumnya, dan diperkirakan akan terus turun pada 2024," mengutip dari laporan.
Secara keseluruhan, rata-rata optimisme global terhadap tahun 2024 meningkat 5% dari tahun lalu menjadi 70%.
Adapun negara yang memiliki tingkat optimisme tertinggi adalah Indonesia. Sebanyak 91% masyarakat Indonesia berpendapat tahun 2024 akan menjadi tahun yang lebih baik dibandingkan tahun 2023.
Kemudian disusul oleh India dan Meksiko.
Dalam aspek ekonomi, sentimen masyarakat global menunjukkan beberapa tanda positif terhadap perekonomian di tahun 2024 dengan sebanyak 50% responden memperkirakan ekonomi global akan lebih kuat pada tahun 2024. Optimisme terhadap prospek ekonomi global meningkat sebesar 4% dari tahun 2022.
Data juga menunjukkan bahwa 70% responden memperkirakan inflasi dan suku bunga di negara mereka akan lebih tinggi pada tahun 2024. Angka tersebut menurun sebesar 5 dan 4 persen masing-masing dari tahun sebelumnya.
Kemudian dalam aspek teknologi, masyarakat global memiliki penilaian yang beragam mengenai apakah Artificial Intelligence (AI) dapat menghasilkan perubahan positif atau negatif.
Namun, kekhawatiran masyarakat terhadap AI saat ini masih mendominasi. Hal ini terlihat dari secara global, 43% responden memperkirakan AI akan menciptakan lapangan kerja baru dan 64% lainnya memperkirakan AI akan menyebabkan hilangnya lapangan kerja.
Di sisi lain, sebanyak 41% masyarakat berharap untuk dapat mengurangi penggunaan media sosial. Angka ini meningkat sebesar 13% dari 28% sejak kehadiran TikTok pada tahun 2019.
Lebih lanjut, dalam aspek lingkungan, secara global, 81% responden memperkirakan rata-rata suhu global akan meningkat pada tahun 2024, angka ini meningkat sebesar 6% dari 75% pada tahun 2020.
Tak hanya itu, sebanyak 71% responden memperkirakan rata-rata akan terjadi lebih banyak peristiwa cuaca ekstrem di negara mereka, dan sebanyak 51% memperkirakan bencana alam akan melanda kota-kota besar di negara mereka pada tahun 2024.
Tren peningkatan ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah kebakaran hutan dan sebagian besar dunia mengalami suhu ekstrem selama musim panas. Hal ini juga mencerminkan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim yang akan membawa dampak bencana yang tidak dapat diprediksi.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya