Hasil survei yang dirilis oleh Populix mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki aplikasi mobile yang mendukung kebutuhan sehari-hari serta hiburan. Dalam survei bertajuk “Indonesian Video Entertainment on Demand Consumption”, sebanyak lebih dari setengah responden, tepatnya 58 persen menggunakan layanan aplikasi berlangganan.
Salah satu jenis aplikasi yang kerap memerlukan biaya berlangganan untuk dapat menikmati layanannya ialah video entertainment on demand (VOD). Adapun aplikasi VOD atau yang lebih awam disebut video streaming menawarkan fasilitas kepada penggunanya untuk dapat memilih video yang ingin ditonton sesuai keinginan.
Netflix dan Disney+ jadi favorit masyarakat
Berbicara tentang aplikasi video streaming favorit masyarakat Indonesia, pilihannya jatuh kepada Netflix yang berhasil menduduki peringkat pertama dengan raihan sebesar 69 persen responden.
Disusul Disney+ Hotstar di posisi ke-2 dengan raihan sebesar 62 persen pada tahun 2022. Adapun posisi ke-3 diraih oleh YouTube dengan total 52 persen responden menggunakan aplikasi tersebut.
Posisi ke-4 dan ke-5 masing-masing diraih oleh Viu dengan total raihan sebesar 36 persen dan Vidio dengan raihan 25 persen responden. Selain itu, terdapat platform lainnya yang masuk dalam daftar di antaranya WeTV, HBO GO, Iflix, iQIYI, Goplay, Mola TV, dan Prime Video.
Berdasarkan asal film, mayoritas responden paling gemar menonton drama Korea dengan raihan sebesar 73 persen. Angka ini lebih dominan pada perempuan dengan raihan sebesar 88 persen. Sementara itu, laki-laki cenderung lebih gemar menonton film asal Amerika Serikat dan Indonesia.
Adapun film asal Amerika Serikat menempati posisi ke-2 dengan raihan sebesar 69 persen, diikuti film Indonesia di posisi ke-3 dengan persentase berselisih tipis yakni sebesar 67 persen pada tahun 2022.
Di samping itu, film asal Eropa, Jepang, Thailand, China, dan Amerika Latin cukup digandrungi oleh para responden.
Kian eksis dan berpotensi semakin banyak digunakan
Dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang, eksistensi aplikasi video streaming ini kian populer di kalangan masyarakat. Banyak dari mereka yang menggunakan layanan ini secara rutin setiap hari untuk mencari hiburan.
Temuan hasil survei pun menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni sebesar 54 persen akan menggunakan aplikasi video streaming dengan frekuensi sesering saat ini. Sementara itu, 43 persen di antaranya mengungkapkan bahwa akan lebih sering menggunakan layanan aplikasi video streaming di masa depan.
Ketika ditanya apa alasan para responden menggunakan aplikasi video streaming berlangganan, alasan utamanya ialah karena dapat ditonton kapan saja dengan raihan sebesar 84 persen.
Alasan utama berikutnya menggunakan aplikasi video streaming berlangganan ialah karena memiliki banyak opsi film yang dapat ditonton dengan raihan sebesar 77 persen serta untuk mencari hiburan dengan persentase sebesar 74 persen
Beberapa alasan lainnya mengapa responden berlangganan aplikasi video streaming di antaranya ialah menawarkan berbagai film terbaru, mudah digunakan, tidak terganggu oleh iklan, biaya berlangganan terjangkau, serta masih khawatir pergi menonton ke bioskop.
Berani rogoh kocek ratusan ribu per bulan
Adapun mayoritas responden sebesar 56 persen memiliki akun video streaming pribadi berbayar. Kemudian sisanya terdapat responden yang menggunakan akun sharing berbayar (18 persen) serta akun video streaming gratis baik pribadi (18 persen) maupun sharing atau berbagi (7 persen). Di sisi lain, 1 persen responden mengungkapkan tidak tahu jenis langganan video streaming yang digunakan.
Dari total responden yang menggunakan aplikasi video streaming berbayar, sebagian besar yakni 53 persen responden merogoh biaya berlangganan pada kisaran Rp100.001 hingga Rp250.000 per bulan.
Sementara itu, 37 persen di antaranya mengeluarkan biaya di bawah Rp100.000 per bulan, diikuti 8 persen responden menggelontorkan biaya lebih di kisaran Rp250.001 hingga Rp500.000 dan 2 persen di kisaran Rp500.001 hingga Rp750.000 per bulan.
Survei ini dilaksanakan dalam kurun waktu 20 hingga 25 Mei 2022 dengan melibatkan 42 persen responden laki-laki dan 58 persen responden perempuan. Adapun mayoritas responden berada pada golongan usia 18 hingga 25 tahun dengan proporsi sebesar 54 persen.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya