Peternak Sapi Perah Buang Susu Segar, Menteri Pertanian Ambil Langkah Tegas

Pengepul sapi dari Pasuruan dan Boyolali mengalami kekecewaan hingga membuang hasil panen susu akibat Industri Pengolah Susu (IPS) memilih impor.

Peternak Sapi Perah Buang Susu Segar, Menteri Pertanian Ambil Langkah Tegas Ilustrasi Orang Sedang Pemerah Susu Sapi | EyeEm/Freepik

Bayu Aji Handayanto, pengepul susu sapi dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjadi sorotan publik lantaran aksinya yang membuang susu sapi. Hal ini terpaksa dilakukan karena pihak industri yang menjalin kontrak selama 10 tahun dinilai tidak lagi berkomitmen penuh.

“Jadi kontrak kami kebetulan sampai 10 tahun ke depan, sebelum bulan September kami kirim berapapun tidak menjadi masalah. Mereka terima terus dengan kesepakatan kualitas dan sebagainya. Tapi di bulan September-Oktober hingga hari ini, pabrik tersebut banyak mencari alasan,” kata Bayu pada detikJatim.

Pabrik susu mulai membatasi kuota penerimaan susu dengan alasan perbaikan mesin dan penurunan pasar pada November. Namun, dibalik itu, industri tetap menggunakan susu impor meskipun ada pembatasan pada susu lokal.

Akibat pembatasan ini, Bayu terpaksa mengurangi jumlah susu yang diterima. Jika tidak terjual, pengiriman harus ditolak. Dampaknya, banyak susu yang terbuang karena susu segar hanya bisa bertahan hanya 48 jam.

Aksi buang susu sapi perah terjadi pula di Boyolali, Jawa Tengah, di mana ratusan peternak, pelopor, dan pengepul susu menggelar protes dengan membuang susu ke Tugu Patung Susu Tumpah pada Sabtu (9/11/2024). Aksi ini digelar sebagai protes karena pabrik menolak hasil panen susu mereka.

Pengurus KUD Mojosongo Boyolali, Sriyono Bonggol, menyatakan bahwa sekitar 50 ribu liter susu dibuang dalam aksi ini dan sebagian dibagikan gratis kepada warga yang melintas.

Tak hanya itu, masalah ini muncul karena produksi susu peternak tidak terserap sepenuhnya oleh industri pengolahan susu akibat adanya pembatas kuota.

Produksi Susu Sapi Perah Pasuruan dan Boyolali

Dalam periode 2021-2023, produksi susu sapi perah di Pasuruan dan Boyolali menunjukkan tren yang cukup bervariasi dalam beberapa tahun terakhir. 

Produksi Susu Sapi Perah di Pasuruan dan Boyolali | GoodStats
Data produksi hasil susu perah di Pasuruan dan Boyolali | GoodStats

Di Pasuruan, produksi susu sapi perah mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2021 ke 2022. Pada 2021, produksi mencapai 137.590.515 kg, kemudian meningkat menjadi 141.030.277,88 kg pada 2022 dan terjadi penurunan drastis dengan sebesar 98.795.434,75 kg di 2023.

Kejadian serupa di Boyolali, Jawa Tengah, produksi susu perah menunjukkan tren yang berbeda. Produksi susu sapi pada 2021 sebesar 53.003.680 kg, sedikit turun menjadi 51.962.322,91 kg pada 2022, dan mengalami penurunan tajam hingga tersisa 740.689 kg pada 2023. 

Pembatasan Kuota dan Masuknya Impor Susu di Indonesia

Perkembangan impor komoditi susu | GoodStats
Perkembangan data impor susu, tertinggi pada 2022 mencapai US$1.989,2 juta | GoodStats

Berdasarkan tren grafik impor susu, meskipun terjadi perubahan yang fluktuatif setiap tahun, tercatat adanya penurunan signifikan pada 2024 dengan nilai impor sebesar US$1.093,6 juta. Meski mengalami penurunan, industri pengolahan susu dalam negeri tetap melakukan impor susu sebagai bahan baku.

Hal ini dapat memicu aksi protes dari peternak lokal, seperti yang terjadi di Pasuruan dan Boyolali, di mana peternak membuang hasil panen susu mereka. 

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap industri yang membatasi kuota penerimaan susu lokal. Pasalnya, mereka bisa mengirimkan sekitar 100 hingga 200 ton, tetapi kini dibatasi hanya menjadi 40 ton.

Bayu menyatakan bahwa kurangnya pengawasan pemerintah membuat impor susu bebas masuk. Ia berharap pemerintah memprioritaskan susu lokal, mengingat banyak peternak yang bergantung pada sektor ini.

Tanggapan Menteri Pertanian Terhadap Aksi Protes Para Pengepul Sapi Perah

Sebagai buntut dari masalah peternakan sapi perah yang ramai-ramai membuang susu segar lantaran tidak diserap atau dibeli oleh Industri Pengolah Susu (IPS), Menteri Pertanian Mentan), Amran Sulaiman, dengan tegas menahan izin impor milik 5 perusahaan sekaligus. 

Amran langsung menindaklanjuti kasus tersebut dengan mengumpulkan para pemangku kepentingan, mulai dari peternak sapi perah, industri pengolahan sapi, sampai dengan pengepulnya untuk membuat kesepakatan agar bisa menyerap susu dari peternak nasional.

"Akan tetapi bagi seluruh industri yang baik, hari ini izinnya bisa diambil kembali, dikeluarin hari ini. Tetapi ada 5 perusahaan, itu kami tahan izinnya sampai semua kondusif seluruh Indonesia," tutur Amran Sulaiman, dikutip dari CNBC Indonesia

Tak hanya itu, ia menegaskan tidak akan segan mencabut izin impor milik 5 IPS yang saat ini masih ditahan, jika industri tersebut menolak untuk serap susu sapi dari peternak nasional. 

Kemudian, Amran mengusulkan akan adanya perubahan regulasi baru yang mana seluruh industri wajib menyerap susu dari para peternak sapi rakyat dan telah disepakati tanda tangan, sudah dikirim pula suratnya ke dinas peternakan kabupaten/kota. 

Lebih lanjut, perubahan Peraturan Presiden (Perpres) terkait penyerapan susu nasional yang ada saat ini telah disetujui oleh Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi. Isi Perpres tersebut nantinya mewajiban industri untuk menyerap susu segar dari peternak rakyat. 

Baca Juga: Susu UHT Jadi Favorit Warga Indonesia

Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor

Konten Terkait

Realisasi Anggaran Kesehatan Indonesia per Oktober 2024

Anggaran kesehatan Indonesia di 2024 mencapai Rp187,5 triliun dan sudah terealisasi sebesar 78,4% per Oktober 2024, mayoritas untuk PBI JKN.

Provinsi dengan Rata-rata Upah Buruh Terbesar 2024

Rata-rata upah buruh di Jakarta mencapai Rp5,81 juta per bulan, menjadi yang tertinggi di Indonesia pada 2024.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook