Tahun 2024 mencatat berbagai kecelakaan pesawat yang tersebar di seluruh dunia, bahkan jadi yang terbesar selama 7 tahun terakhir. Dari tabrakan udara hingga jatuhnya pesawat di daerah terpencil, setiap insiden membawa dampak yang signifikan terhadap keselamatan penerbangan. Berikut ini adalah laporan rinci dari kecelakaan pesawat sepanjang tahun 2024 berdasarkan bulan kejadiannya.
Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan Sepanjang Sejarah
Januari
Awal tahun 2024 dibuka dengan tragedi di Tokyo, Jepang, pada 2 Januari, ketika sebuah Airbus A350-941 milik Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat DHC-8-315Q dari Japan Coast Guard. Insiden ini menewaskan lima dari enam orang yang berada di DHC-8, sementara penumpang Airbus A350, berjumlah 379 orang, semuanya selamat.
Beberapa minggu kemudian, pada 18 Januari, sebuah Fokker 50 milik Jetways Airlines tergelincir saat mendarat di Ceel Barde, Somalia, menewaskan satu orang dari total empat penumpang. Pada akhir bulan, tragedi lain terjadi di Fort Smith, Kanada, ketika pesawat BAe 3212 Jetstream jatuh dan menewaskan enam dari tujuh penumpangnya.
Maret
Pada 17 Maret, pesawat Let L-410UVP milik Cetraca Aviation Service keluar dari landasan di Butembo, Kongo. Beruntung, tidak ada korban jiwa meskipun sepuluh penumpang mengalami trauma akibat kecelakaan tersebut.
April
Tragedi kembali terjadi pada 23 April, ketika pesawat Douglas C-54D Skymaster milik Alaska Air Fuel jatuh di dekat Fairbanks, Alaska. Dua kru yang mengoperasikan pesawat tersebut tidak berhasil diselamatkan.
Mei
Pada 9 Mei, pesawat Boeing 737-300 milik Transair Senegal mengalami masalah hidrolik saat lepas landas di Dakar, Senegal. Beruntung, meskipun insiden ini sangat berisiko, tidak ada korban jiwa dari 85 penumpang di dalamnya.
Namun, tragedi menyusul pada 21 Mei ketika sebuah Boeing 777-312ER milik Singapore Airlines menghadapi turbulensi hebat di atas Irrawaddy Basin, Myanmar, menyebabkan satu penumpang meninggal dunia dari total 229 penumpang.
Juli
Bulan Juli diawali dengan kecelakaan fatal pada 12 Juli di Moscow, Rusia, ketika Sukhoi Superjet 100-95LR milik Gazpromavia jatuh dan terbakar, menewaskan seluruh tiga orang di dalamnya.
Pada 24 Juli, pesawat Canadair CRJ-200ER milik Saurya Airlines jatuh di Kathmandu, Nepal, menewaskan 18 dari 19 penumpang. Tragedi lainnya terjadi pada 26 Juli di Gilette, Wyoming, ketika pesawat Pilatus PC-12/47E milik Haynie Enterprises jatuh, menewaskan tujuh orang.
Agustus
Bulan ini menjadi bulan terburuk di tahun 2024. Pada 9 Agustus, sebuah ATR 72-500 milik Voepass Linhas Aereas jatuh di Vinhedo, Brasil, menewaskan seluruh 62 penumpang di dalamnya.
Tragedi lain terjadi pada 22 Agustus di Wat Khao Din, Thailand, ketika Cessna 208B milik Thai Flying Service jatuh, menewaskan sembilan orang. Belum usai duka dari kecelakaan ini, pada 31 Agustus, helikopter Mil Mi-8T milik Vityaz Aero jatuh di kawasan vulkanik Kamchatka, Rusia, menewaskan seluruh 22 orang di dalamnya.
Oktober
Pada 20 Oktober, Indonesia dikejutkan oleh kecelakaan pesawat DHC-6 Twin Otter 300 milik SAM Air di Pohuwato. Seluruh empat orang yang berada di dalam pesawat meninggal dunia.
November
Pada 25 November, pesawat Boeing 737-476 SF milik Swiftair yang dioperasikan untuk DHL jatuh di Vilnius, Lithuania. Insiden ini menewaskan satu dari dua kru pesawat.
Desember
Bulan terakhir tahun ini juga mencatat sejumlah insiden mematikan. Pada 17 Desember, Kamaka Air Cessna 208B Grand Caravan jatuh, menewaskan dua orang di dalamnya. Tragedi serupa terjadi sehari setelahnya, pada 18 Desember, ketika Bombardier Challenger 300 mengalami kecelakaan, juga menewaskan dua orang. Pada 22 Desember, pesawat Britten-Norman BN-2B-26 Islander milik North Coast Aviation jatuh, menewaskan lima orang.
Insiden besar bulan ini kembali terjadi pada 25 Desember, ketika Embraer ERJ-190AR milik Azerbaijan Airlines jatuh di Aktau, Kazakhstan, menewaskan 38 dari 67 penumpang. Bulan yang berat ini ditutup dengan kecelakaan Boeing 737-8ASWL milik Jeju Air pada 29 Desember di Muan, Korea Selatan, yang menewaskan 181 penumpang dan dua orang yang berhasil selamat.
Kasus Kecelakaan dalam 7 Tahun Terakhir
Tahun 2024 tercatat sebagai tahun dengan angka kecelakaan pesawat dengan korban jiwa yang signifikan. Bulan Agustus dan Desember menjadi puncaknya, dengan beberapa kecelakaan besar yang merenggut banyak nyawa. Insiden-insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya peningkatan keselamatan penerbangan global, terutama di wilayah-wilayah dengan medan dan kondisi cuaca yang menantang.
Tidak hanya mencatat korban jiwa yang signifikan, pada tahun ini pula dicatat bahwa 2024 merupakan tahun paling banyak yang mengalami kecelakaan pesawat. Namun, meskipun standar dan teknologi terus meningkat, kasus kecelakaan pesawat tetap terjadi setiap tahunnya.
Pada tahun 2018, terdapat 19 kasus kecelakaan pesawat. Salah satu insiden paling mencolok di tahun ini adalah jatuhnya Lion Air JT610 di perairan Karawang, Indonesia, yang menewaskan seluruh penumpangnya.
Setelah puncaknya pada tahun 2018, jumlah kecelakaan pesawat menurun menjadi 13 kasus di tahun 2019. Penurunan ini mencerminkan respons cepat dari otoritas penerbangan internasional dalam meningkatkan regulasi dan pengawasan keselamatan. Namun, beberapa kecelakaan fatal masih terjadi, termasuk jatuhnya Ethiopian Airlines ET302 yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX.
Tahun 2020 menjadi periode yang tidak biasa untuk penerbangan komersial karena pandemi Covid-19 yang mengurangi secara drastis jumlah penerbangan di seluruh dunia. Akibatnya, jumlah kecelakaan pesawat menurun signifikan menjadi 8 kasus. Meski begitu, salah satu insiden besar adalah jatuhnya Pakistan International Airlines (PIA) PK8303 di Karachi, yang menewaskan 97 orang.
Pada 2021, jumlah kecelakaan pesawat sedikit meningkat menjadi 9 kasus seiring pulihnya aktivitas penerbangan global. Insiden besar termasuk jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Indonesia pada awal tahun, yang menewaskan seluruh penumpangnya.
Tahun 2022 mencatat salah satu jumlah kecelakaan terendah dalam tujuh tahun terakhir, yaitu 6 kasus. Meski jumlah insiden menurun, kecelakaan China Eastern Airlines MU5735 menjadi salah satu yang paling tragis, menewaskan 132 orang. Tahun 2023 menjadi tahun dengan jumlah kecelakaan pesawat paling sedikit, hanya 4 kasus.
Sayangnya, angka dari tahun-tahun sebelumnya teredam di tahun 2024, ketika jumlah kecelakaan melonjak menjadi 20 kasus. Beberapa insiden besar yang berkontribusi terhadap angka ini termasuk jatuhnya ATR 72-500 di Brasil yang menewaskan 62 orang dan Jeju Air pada 29 Desember di Muan, Korea Selatan, yang menewaskan dua orang dari 181 penumpang. Lonjakan ini memunculkan kembali urgensi untuk mengevaluasi kebijakan keselamatan penerbangan secara global.
Baca Juga: Jumlah Tragedi Kecelakaan di Indonesia Terus Meningkat
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor