Jumlah Tragedi Kecelakaan di Indonesia Terus Meningkat

Akhir-akhir ini, insiden kecelakaan sering terjadi di Indonesia. Menurut data Korlantas Polri, jumlah kecelakaan tertinggi sejauh ini ada di tahun 2023.

Jumlah Tragedi Kecelakaan di Indonesia Terus Meningkat Ilustrasi Kecelakaan Mobil | Pixabay

Beberapa waktu ke belakang ini, Indonesia dihebohkan dengan sejumlah tragedi kecelakaan. Dua di antara beberapa tragedi kecelakaan tersebut terjadi dalam satu hari yang sama, yakni pada 31 Oktober 2024 lalu. Hal ini lantas berhasil menyita perhatian banyak publik. 

Adapun tragedi kecelakaan yang dimaksud adalah insiden tertabraknya mobil operasional tvOne oleh truk ekspedisi Rosalia yang terjadi di KM 15 A Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah. Hal ini terjadi ketika mobil sedang berhenti di bahu jalan untuk mengelap kaca yang buram dan berdebu karena wiper yang tidak menyala.

“Emang berhenti di bahu jalan karena mau ngelap kacanya. Kacanya itu buram, berdebu, dan air di wiper-nya nggak nyala, jadi harus manual (membersihkannya). Pas berhenti, pas sopirnya lagi nyiram-nyiram, udah kejadian itu (tertabrak truk)," ungkap Felicia, salah satu jurnalis tvOne yang merupakan korban selamat dalam tragedi itu, melansir detikJateng.

Akibat insiden ini, seorang sopir bernama Suhardi dan dua orang juru kamera senior tvOne bernama Marwan dan Alwan Syahmidi dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu, satu insiden lain yang terjadi di hari yang sama adalah kecelakaan yang melibatkan truk ugal-ugalan hingga menabrak belasan kendaraan di Kota Tangerang, Banten. Menurut Zain, Kapolres Metro Tangerang Kota, truk ugal-ugalan tersebut dikendarai oleh pria berinisial JFN (24). Truk menabrak bemper belakang Suzuki Ertiga yang sedang berhenti di lampu merah yang dikendarai oleh seorang saksi dengan inisial L.

“Panik, pelaku lalu melarikan diri ke arah Cipondoh dan dikejar oleh warga sampai Jalan K.H. Hasyim Ashari dan kembali menabrak pengendara sepeda motor. Lalu kabur ke arah Nerogtog, Graha Raya, Banjar Wijaya, kembali ke Jalan Hasyim Asyari,” jelas Zain, dikutip dari BBC.

Menurut kepolisian, kecelakaan tersebut menyebabkan tujuh orang luka-luka, termasuk supir truk. Selain itu, sebanyak 16 kendaraan juga rusak akibat aksi ugal-ugalan truk wingbox tersebut, yang terdiri atas sepuluh kendaraan roda empat dan enam kendaraan roda dua.

Melihat sejumlah tragedi kecelakaan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, lantas bagaimana sebenarnya angka kecelakaan di Indonesia dari tahun ke tahun?

Jumlah Insiden Kecelakaan di Indonesia dari Tahun ke Tahun

Kecelakaan dari Tahun ke Tahun
Jumlah kecelakaan yang terjadi di 2023 merupakan yang tertinggi sejak 2017 | GoodStats

Data di atas menunjukkan tren kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang terjadi dari tahun ke tahun. Sejak 2020, kecelakaan di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga data terakhirnya yang berada di tahun 2023, di mana jumlah kecelakaan mencapai 148.798. Angka ini sekaligus merupakan yang tertinggi sejak 2017. Sementara itu, angka kecelakaan terendah sepanjang 2017-2023 berada di tahun 2020 yang hanya menyentuh angka 100.028.

Dari rangkaian kecelakaan yang terjadi sejak 2017, kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai Rp221 miliar. Walaupun jumlah kecelakaan terus meningkat, angka kematian tercatat menurun menjadi 22.190 jiwa dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 28.131 jiwa. Namun, jumlah ini tetap menjadi perhatian yang serius.

Kecelakaan 2024
Jumlah kecelakaan tertinggi pada 2024 ada di bulan April, sedangkan yang terendah ada di Juli | GoodStats

Baca Juga: 5 Negara dengan Kecelakaan Mobil Terbanyak 2024, Amerika Mendominasi?

Selanjutnya, pada tahun 2024, jumlah kecelakaan yang terjadi cenderung fluktuatif. Menurut data yang diperoleh dari Korlantas Polri sepanjang Januari hingga Juli 2024, April menjadi bulan dengan angka kecelakaan tertinggi sepanjang 2024, yakni mencapai 11.924.

Sementara itu, Juli menjadi bulan dengan angka kecelakaan terendah, yakni hanya mencapai 10.303. Data yang diperoleh tersebut masih belum menyertakan angka kecelakaan yang terjadi pada bulan-bulan selanjutnya di tahun 2024, tetapi pada tanggal 1-5 Agustus, diketahui bahwa angka kecelakaan sudah mencapai 723.

Menurut Korlantas Polri, kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang terjadi di 2024 ini didominasi oleh sepeda motor yang mencapai 552.155 unit. Minibus berada di peringkat kedua dengan jumlah 54.309 unit, sedangkan truk medium berada di peringkat ketiga dengan jumlah 28.504 unit.

Sementara itu, kasus kecelakaan lalu lintas di sepanjang tahun 2024 ini mengakibatkan 84,51% korban mengalami luka ringan, 8,26% luka berat, serta 7,21% lainnya meninggal dunia.

Penyebab Utama Kecelakaan

Penyebab Kecelakaan
Kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas | GoodStats

Selain berkaitan dengan jumlah kecelakaan yang terjadi dari tahun ke tahun, menurut Korlantas Polri, terdapat tiga faktor penyebab utama kecelakaan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor manusia (61%), faktor prasarana dan lingkungan (30%), dan faktor kondisi kendaraan (9%).

Faktor manusia yang dimaksud dalam hal tersebut berupa kelalaian pengendara, ketidakmampuan dalam mengemudikan kendaraan, serta karena perilaku ceroboh pengendara. Sementara itu, faktor prasarana dan lingkungan yang dimaksud adalah kondisi jalan yang sudah rusak atau penerangan yang minim jika mengemudi di malam hari.

Adapun faktor kondisi kendaraan yang dimaksud berupa kerusakan yang terjadi pada kendaraan, seperti ban yang rusak atau motor yang tidak memiliki penerangan. Selain itu, penyebab umum lain kecelakaan adalah pelanggaran lalu lintas, seperti menerobos lampu merah, melawan arus, dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Perlunya Edukasi Keselamatan Berkendara untuk Mengurangi Angka Kecelakaan

Dilansir dari BBC, kedua tragedi kecelakaan mengenai tertabraknya mobil kru tvOne serta tertabraknya belasan kendaraan akibat truk yang ugal-ugalan tersebut terjadi karena faktor kelalaian manusia atau human error.

Catur Wibowo atau kerap disapa Ninot, seorang penggiat keselamatan lalu lintas, mengatakan bahwa perlu dilakukan pembekalan bagi pengemudi yang disebut sebagai defensive driving. Defensive driving merupakan kegiatan mengemudi yang bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan dengan memprediksi bahaya di jalan dan mengambil keputusan yang aman.

Defensive driving itu lebih ke behavior (perilaku), setelah itu skill (keterampilan mengemudi) mereka itu akan mengikuti,” ungkap Ninot, seperti yang dikutip dari BBC. Ia menambahkan bahwa defensive driving ini juga akan membekali pengemudi dengan manajemen kelelahan saat berkendara, termasuk tanggung jawab ketika menghadapi kecelakaan.

Selain defensive driving, hal lain yang perlu dilakukan adalah mengadakan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya keselamatan berkendara. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan program safety riding untuk meningkatkan pemahaman mengenai arti penting mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku serta menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm saat berkendara.

Para pemangku kebijakan juga diharapkan dapat terus meningkatkan kuantitas dan kualitas transportasi umum, seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rail Transit (LRT), dengan objektif untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi yang sering menjadi penyebab kecelakaan.

Baca Juga: Indonesia Catat Lebih dari 160 Ribu Kecelakaan Kerja pada 2024

Penulis: Elvira Chandra Dewi Ari Nanda
Editor: Editor

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook