Milenial dan Gen Z semakin menyadari bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari penghasilan, tetapi juga dari kenyamanan hidup secara keseluruhan. Hal ini tergambarkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute terhadap 1.500 responden Milenial dan Gen Z, masing-masing 750 orang dari 12 kota besar di Indonesia pada 17–29 Mei 2024.
Sebanyak 26% responden memilih work-life balance dalam berkarier dengan tujuan tidak mengganggu antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa generasi saat ini lebih mementingkan kesejahteraan diri dibandingkan hanya fokus pada pekerjaan saja.
Di luar aspek keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, sebanyak 21% responden mencari pekerjaan yang dapat memberikan rasa puas serta sejalan dengan nilai dan minat pribadi. Selanjutnya, sekitar 15% responden memilih pekerjaan dengan fleksibel baik dalam jam kerja maupun opsi kerja jarak jauh (remote working).
Tren kerja kembali ke kantor memberikan dampak beragam, sehingga model kerja alternatif seperti freelance, part-time, dan side hustle semakin populer di kalangan Milenial dan Gen Z. "Banyak dari generasi saat ini memulai karier profesionalnya saat masa pandemi, sehingga telah terbiasa dengan lingkungan kerja jarak jauh maupun hybrid. Mereka sangat mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, meskipun belum berkeluarga, merasa berhak untuk menetapkan batasan yang sehat dalam bekerja," ungkap Tim Barker selaku CEO Kooth Digital Health, dalam artikelnya Rabu, (20/03/2024)
Arti Sukses Bagi Milenial dan Gen Z
Millennials dan Gen Z kini memaknai kesuksesan lebih dari sekadar pencapaian finansial. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi tolok ukur utama dalam menilai keberhasilan. Pandangan ini memengaruhi preferensi dalam memilih lingkungan kerja. Peluang untuk berkembang dalam dunia pekerjaan menjadi unsur penting dalam definisi kesuksesan di dunia kerja masa kini.
Peluang untuk Berkembang Menjadi Tujuan Berkarier
Sebanyak 58% responden ingin terus mengembangkan karier mereka dan tidak ingin stagnan. Mereka ingin tumbuh secara profesional dalam karier yang mereka pilih. Studi dari University of Phoenix menjelaskan bahwa, milenial dan Gen Z mencari pekerjaan yang tidak hanya sesuai dengan keterampilan, tapi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan karier dan belajar keterampilan baru di tempat kerja.
Sebanyak 54% responden menganggap dukungan dari rekan kerja penting, sementara 49% menilai gaji yang sesuai kapasitas dan jabatan sebagai faktor utama. Selain itu, masing-masing 48% responden memilih jam kerja fleksibel dan atasan yang mendukung sebagai hal yang sangat penting untuk perkembangan mereka. Namun hampir setengah responden menganggap jam kerja yang fleksibel sangat membantu agar bisa mencapai work-life balance.
Memaknai Work-Life Balance yang Sebenarnya
Ada empat prinsip penting dalam mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier, yang selama ini sering disalahpahami. "Work-life balance bukanlah pembagian waktu yang sama rata, melainkan menemukan ritme yang sesuai dengan kebutuhan pribadi," ungkap Bryan Robinson selaku kontributor Forbes dalam artikelnya, Sabtu (08/03/2025)
1. Setiap orang mempunyai versi keseimbangan yang berbeda
Tidak ada aturan baku dalam menentukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang terpenting adalah kenyamanan dan ketenangan dalam menjalankannya selama sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu terpaku pada gambaran ideal seperti “harus 50:50 antara kerja dan waktu pribadi.
2. Keseimbangan bisa berubah seiring waktu
Apa yang dirasakan saat masih sendiri di usia 20-an mungkin tidak lagi sesuai ketika memiliki keluarga atau prioritas hidup yang berbeda. Keseimbangan tersebut tidak bersifat tetap, sehingga penting untuk melakukan evaluasi secara berkala.
3. Luangkan waktu untuk refleksi diri
Penting untuk menyadari kapan rasa tenang dan nyaman muncul, misalnya saat pulang kerja tepat waktu, berolahraga di pagi hari, atau menikmati waktu tenang di malam hari. Dari pemahaman itu, kebiasaan yang mendukung momen-momen tersebut bisa dibentuk agar keseimbangan terasa lebih nyata.
4. Keseimbangan tidak harus sama dengan yang lain
Hindari mengasumsikan kebutuhan orang lain tanpa dasar, sebaiknya tanyakan secara langsung. Karena setiap individu memiliki cara dan prioritas yang berbeda dalam mencapai keseimbangan hidup, membandingkan dengan orang lain seringkali kurang tepat.
Milenial dan Generasi Z semakin menghargai pengalaman hidup secara menyeluruh dengan kesadaran bahwa hidup bukan hanya tentang pekerjaan semata. Bekerja bukan cuma soal mendapatkan penghasilan, tapi juga tentang penghargaan, kendali atas waktu, dan makna dari pekerjaan itu sendiri. Pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, termasuk kesehatan mental dan fisik, menjadi bagian dari upaya menjalani hidup yang lebih utuh dan bermakna.
Baca Juga: 10 Negara dengan Indeks Work-Life Balance Terbaik, Ada Indonesia?
Penulis: Chika Maulida T
Editor: Editor