Menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan tahun 2022 tentunya terasa berbeda bila dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya. Berbagai aktivitas maupun kebiasaan saat Ramadhan yang tertunda selama pandemi Covid-19 kini dapat dilakukan kembali bersama keluarga, rekan, maupun kerabat lainnya.
Beberapa aktivitas tersebut di antaranya seperti kegiatan buka puasa bersama dan tarawih yang kini kembali dapat dilaksanakan secara massal di Masjid setelah pada tahun sebelumnya kebiasaan ini tidak bisa dijalankan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pemerintah juga telah memberi izin bagi masyarakat untuk melakukan mudik jelang Idul Fitri mendatang. Terutama bagi yang telah memperoleh vaksin booster dapat melakukan perjalanan mudik tanpa perlu menunjukkan hasil tes negatif Covid-19.
Berbagai kabar baik yang datang pada Ramadhan tahun 2022 ini menjadi pertanda bahwa kondisi di tanah air mulai pulih kembali seperti masa pra pandemi Covid-19. Lantas bagaimana perilaku masyarakat selama Ramadhan tahun ini?
Sebagian besar rencanakan buka puasa bersama
Setelah menahan rindu selama kurang lebih 2 tahun lamanya, kini masyarakat dapat melakukan buka puasa bersama rekan-rekan dan kerabat lainnya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh GoodStats, sebesar 72,9 persen responden berencana untuk melakukan buka puasa bersama.
Sementara itu, sisanya sebesar 27,1 persen mengungkapkan tidak memiliki rencana buka puasa bersama rekan maupun kerabat lainnya selama bulan Ramadhan tahun 2022.
Mengenai preferensi lokasi untuk berbuka puasa bersama, sebesar 50,7 persen responden memilih untuk menghabiskan waktu berbuka puasa di restoran bersama para rekan dan kerabat. Di sisi lain, rumah juga menjadi tempat pilihan utama para responden untuk berbuka puasa bersama dengan persentase sebesar 50,2 persen.
Beberapa preferensi lokasi berbuka puasa bersama lainnya yang menjadi pilihan yakni mal, masjid, hotel, cafe, serta kantor. Berdasarkan data ini, sebagian besar responden memiliki antusias untuk buka puasa bersama di luar rumah atau tempat umum.
Tidak sedikit yang merencanakan mudik lebaran
Pemerintah memperbolehkan mudik lebaran tahun 2022 lantaran situasi pandemi Covid-19 di tanah air terus membaik. Adapun sebesar 38,9 persen responden berencana untuk mudik pada Idul Fitri 2022.
Namun di samping itu, sebesar 38,2 responden tidak berencana untuk melakukan mudik pada lebaran tahun ini. Raihan persentase antara yang memiliki rencana mudik dengan yang tidak berencana hampir imbang. Sementara itu, sisanya sebesar 22,9 persen responden menyatakan belum tahu terkait rencana mudik.
Kemudian, dari responden yang menyatakan akan melakukan mudik, sebesar 63,6 persen mengungkapkan akan menggunakan kendaraan pribadi. Sisanya sebesar 36,7 persen responden memilih untuk mudik menggunakan kendaraan umum.
Di sisi lain, sebaran dosis vaksin booster belum merata dirasakan oleh masyarakat. Sebagian besar responden yakni 53,6 persen mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima vaksin booster.
Padahal vaksin booster penting terutama menjelang musim mudik. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa dengan melakukan vaksin booster, masyarakat diperbolehkan mudik tanpa syarat tes Covid-19. Sementara itu bagi yang belum mendapatkan dosis lengkap wajib menunjukkan tanda bukti hasil tes negatif Covid-19.
Bila ditilik lebih jauh, alasan utama responden belum menerima vaksin booster ialah karena belum sempat dengan persentase sebesar 53,1 persen. Sementara itu, 20,8 persen responden mengaku belum menerima vaksin booster karena belum memenuhi syarat.
Kemudian, 17,8 persen responden merasa tidak perlu menerima vaksin booster dan 8,3 persen mengaku tidak tahu cara mendapatkan vaksin booster. Berkaca pada data tersebut, diperlukan sosialisasi yang lebih intensif dari pemerintah atau pihak penyelenggara untuk menggencarkan program vaksinasi booster kepada masyarakat.
Lebih khawatir harga barang kebutuhan naik
Meskipun banyak yang berencana mudik, sebagian besar responden dengan persentase sebesar 59,1 persen mengaku memiliki kekhawatiran terhadap kemungkinan meningkatnya penyebaran virus Covid-19 usai mudik lebaran tahun ini.
Menariknya, dibandingkan khawatir akan penyebaran virus Covid-19 yang kembali meningkat pasca mudik lebaran, mayoritas responden lebih khawatir terhadap isu kenaikan harga barang-barang kebutuhan. Adapun persentasenya mencapai 64,4 persen, lebih tinggi dibandingkan responden yang lebih khawatir kasus Covid-19 meningkat setelah Idul Fitri 2022 (29,1 persen).
Hal ini tentunya dilatarbelakangi oleh berbagai isu yang tengah hangat di tanah air dalam kurun beberapa waktu ke belakang. Isu-isu tersebut di antaranya ialah kelangkaan bahan pangan seperti minyak goreng sawit, gula, dan sebagainya serta penerapan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen diikuti harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi yang ikut melonjak sejak April 2022.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya