Bauksit menjadi salah satu produk non migas yang penting dalam memenuhi kebutuhan industri. Mulai dari urusan rumah tangga seperti produksi alat masak, hingga pembuatan atap rumah dan tinta yang juga memerlukan bauksit untuk bahan dasar produksi.
Menariknya, Indonesia dengan segudang kekayaannya juga menjadi salah satu dari sekian banyak negara dengan cadangan bauksit terbanyak di dunia. Namun, per Juni 2023 yang akan datang Presiden Joko Widodo secara resmi akan melarang ekspor bauksit dan konsentrat tembaga dengan tujuan peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Di tengah kondisi pelarangan ekspor tersebut. Produksi bauksit Indonesia cukup tinggi setiap tahunnya. Di tahun 2017, produksi bauksit Indonesia berada di angka 1,2 juta ton, angka tersebut naik hingga menjadi 5,6 juta ton di tahun 2018. Produksi bauksit terus naik hingga berada di angka 25 juta ton di tahun 2020 dan 2021.
Seperti yang dijelaskan di atas, Indonesia mendapatkan peringkat 7 sebagai negara dengan cadangan bauksit terbanyak di dunia. Menurut data dari United States of Geological Survey, cadangan bauksit Indonesia berada di angka 1 miliar ton di tahun 2022. Sementara, Guinea menjadi negara dengan cadangan bauksit terbanyak di dunia pada tahun 2022 dengan cadangan bauksit sebanyak 7,4 miliar ton di tahun 2022.
Meski berada di tengah kondisi tingginya cadangan dan produksi bauksit di Indonesia. Nilai ekspor bauksit justru terus merosot. Dalam statistik tahunan nilai ekspor bauksit Indonesia bisa dikatakan meningkat. Di tahun 2017 nilai ekspor bauksit Indonesia hanya berada di angka 66 ribu ribu USD. Angka tersebut meningkat hingga 265 ribu USD di tahun berikutnya yakni 2018, dan mencapai 624 ribu USD di tahun 2022.
Sementara jika dilihat dalam statistik bulanan, Maret menjadi bulan dengan nilai ekspor bauksit tertinggi di tahun 2022 dengan angka 84.597 ribu USD. Jumlah tersebut menurun hingga Mei dengan nilai ekspor di angka 46.192 ribu USD. Meski sempat naik di bulan Juli, terjadi turun naik di bulan-bulan selanjutnya namun tak pernah mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari bulan Juli.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya