Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berlangsung selama hampir satu tahun sejak awal pelaksanaannya pada Januari 2025 lalu. Tercatat, program ini telah menjangkau banyak sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Respons anak-anak sekolah terhadap program ini beragam, ada yang senang karena mengaku bisa menghemat uang jajan, dan ada pula yang mengeluh karena kualitas makanannya yang buruk.
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) belum lama ini merilis survei mengenai jenis makanan yang paling sering disajikan pemerintah dalam program MBG. Riset ini melibatkan 1.721 responden dari wilayah perdesaan, pinggiran kota, sampai perkotaan dengan latar belakang pengalaman dan pengamatan terhadap ragam sajian MBG. Pengumpulan data dilakukan secara digital melalui iklan berbasis target di Facebook dan Instagram yang dirancang agar representatif secara nasional. Simak temuannya!
Baca Juga: 64% Publik Mengakui MBG Malah Tambah Beban Ekonomi Bagi Keluarga
Makanan Cepat Saji Mendominasi
Hasil survei menunjukkan bahwa 30% responden mengatakan MBG termasuk dalam kategori makanan cepat saji, dengan banyak menyajikan burger, mie instan, dan ayam goreng. Kondisi ini menandakan bahwa program MBG masih belum optimal dalam upaya pemenuhan gizi nasional.
Selanjutnya, 25% publik menjawab MBG lebih sering menyajikan makanan olahan pabrik atau Ultra Processed Food seperti sosis, nugget, dan mie instan. Jika dikonsumsi secara berlanjut, makanan jenis ini berpotensi menyebabkan beragam penyakit seperti obesitas dan gangguan pencernaan.
Selain itu, 17% responden juga merasa makanan dari MBG banyak mengandung garam atau kadar asin yang tinggi, contohnya seperti kerupuk dan makanan kaleng.
Di sisi lain, makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi juga banyak disajikan menurut 16% responden. Makanan dan minuman yang dimaksud di antaranya adalah kue manis, teh manis, dan ragam jajanan lainnya.
Adapun jenis makanan lainnya adalah makanan rumahan atau real food (6%), kualitas makanan kurang (4%), serta makanan campuran yang merupakan kombinasi makanan sehat dan olahan (1%).
Dari survei ini, nampak bahwa esensi dari pelaksanaan program MBG belum benar-benar tercapai. Hal ini karena jenis makanan yang disajikan mayoritas masih memiliki kandungan gizi yang rendah sehingga diperlukan evaluasi mendalam ke depannya mengenai proporsi pemenuhan gizi yang optimal bagi anak-anak.
Baca Juga: 52% Anak Indonesia Tidak Suka Rasa dan Kualitas Makanan dari MBG
Sumber:
https://celios.co.id/makan-tidak-bergizi-tidak-gratis/
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor